Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KH.Hisyam Abdul Karim atau lebih dikenal Mbah Hisyam mungkin bukan sosok ulama mentereng.
Namun sejarah mencatatkan kakek mertua Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo itu turut andil dari warga Nahdhliyin di masa perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Mendirikan Pondok Pesantren Roudlotus Sukawarah Sholichin Sholichat pada tahun 1929, Mbah Hisyam tak sekadar dakwah namun menjadikan tempat pengaderan para pejuang.
Selain mengaji, sebagian dari santri juga dibekali ilmu-ilmu lain seperti baris-berbaris, belajar huruf morse, dan juga belajar pertolongan pertama dalam kecelakaan.
Ketokohan Mbah Hisyam Diteladani
Ulil Abshar Abdala atau Gus Ulil mengatakan, ketokohan Mbah Hisyam ini lah yang harus diteladani. Jawa Tengah menurutnya beruntung memiliki kiai seperti Mbah Hisyam.
Baca juga: 1.043 Sertifikat Tanah Dibagikan ke Warga Blora, Ganjar Harap Konflik Lahan Beres
“Mbah Hisyam ini kiai sepuh di kawasan Banyumas, pondoknya berdiri tahun 1929, tiga tahun setelah NU berdiri. Kiai yang luarbiasa dedikasinya kepada ilmu, pada tradisi pesantren dan karena orang-orang seperti ini Indonesia bisa menjadi negara seperti ini,” kata Ulil usai mengisi acara haul.
Putra Menantu dari KH Mustofa Bisri atau Gus Mus itu menyebut sosok kiai yang memungkinkan terwujudnya negara Indonesia. Mbah Hisyam, kata Ulil, adalah orang-orang tersembunyi.
Baca juga: Ganjar Bakal Revitalisasi Pasar Menden Blora untuk Tingkatkan Ekonomi
“Kalau nggak ada orang-orang seperti ini, yang ikhlas, yang bekerja untuk mendidik ummat tanpa mengharap sedikit pun balasan dari siapa pun, itulah yang membuat negara kita seperti ini,” tuturnya.
Haul ini, lanjut Ulil, penting dilakukan untuk memberikan penghormatan bagi Mbah Hisyam karena jasa mereka jarang disebut.
“Ini lah yang namanya KH Hisyam bin Abdul Karim yang di-hauli hari ini ke 34 di Desa Kalijaran, Purbalingga dan saya senang sekali mewakili PBNU hadir hari ini untuk menghadiri haul beliau semoga ya tabarrukan, ngalap berkah, atau meminta berkah kepada orang-orang soleh seperti ini,” ucapnya.
Baca juga: Bantuan Irigasi Era Ganjar Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Panen Padi di Kendal
Gubernur Ganjar Pranowo berhalangan hadir karena dalam waktu bersamaan harus menghadiri kegiatan lainnya di Yogyakarta.
Usai acara dan ziarah makam, Ulil yang ditemani sang istri Lenas Tsuroya menerima telepon dari Ganjar.
Tampak di layar handphone, Ganjar bersama istri Siti Atikoh sedang berada dalam perjalanan. Keduanya menyampaikan maaf karena tak bisa hadir dalam haul.
“Iya tadi saya telfon dengan Mas Ganjar, karena Mas Ganjar ini istrinya masih keluarga Kiai Hisyam, jadi beliau mestinya datang hari ini tapi ada acara lain di Jogja. Jadi tadi saya sempat bertelepon secara pribadi, ya Mas Ganjar minta maaf tidak bisa datang tapi beliau dari keluarga pesantren. Pak Ganjar ini adalah tokoh PDIP tetapi akarnya di pesantren,” tandas Ulil. (RO/S-4)
Ganjar dan para kiai melakukan pertemuan tertutup membahas kondisi pesantren dan UU Pesantren
Pendukung Ganjar-Mahfud menggelar nonton bareng di Sekretariat Tim Pemenangan Daerah Ganjar-Mahfud, Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung.
Kampanye akbar bertajuk Hajatan Rakyat ini digelar di Lapangan Tegalega. Ribuan simpatisan PDIP hadir.
Orang nomor satu di Jateng itu memahami suasana emosional para suporter ketika tim favoritnya bertanding dan mereka tidak bisa menonton secara langsung.
Sebagai kader PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo memegang teguh amanat Bung Karno untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.
AM Jumai menilai ajang internasional apapun, termasuk gelaran turnamen sepak bola semestinya sejalan antara penyelenggaraannya dan ideologi politik negara tuan rumahnya.
Dalam acara haul ini juga ada prosesi pelantikan pengurus baru Dewan Pimpinan Cabang Tanaszaha Jabodetabek periode 2023-2028.
Haul 64 Tahun KH R Sahid Djogosentono kali ini dihadiri oleh putra putri Sukamdani Sahid Gitosardjono, dan keluarga besar Eyang Djogosentono.
Sepanjang hidupnya, Guru Tua mendirikan lebih dari 600 madrasah
Kapolri dan Kapolda Kalimantan Selatan (Kalsel) sumbang tiga ekor sapi jenis limosin dalam rangka haul ke-15 ulama besar Tanah Borneo, alamarhum KH Muhammad Zaini Abdul Gani atau Guru Sekumpul.
Ia mengatakan, sudah seharusnya umat Islam yang memiliki andil besar dalam lahirnya negara ini, kritis melihat dan mengamati arah perjalanan bangsa ini.
Wapres akan mengikuti prosesi haul pada malam hari yang dipusatkan di kediaman Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor di Martapura Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved