Jumat 03 Maret 2023, 17:18 WIB

Pengumuman harga BBM Non Subsidi Mingguan tidak Pengaruhi Inflasi

Haryanto | Nusantara
Pengumuman harga BBM Non Subsidi Mingguan tidak Pengaruhi Inflasi

MI/HARYANTO
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Sujarwanto,

 

PENENTUAN  harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi tetap menjadi
kewenangan institusi terkait, seperti Pertamina, lantaran tidak berhubungan langsung dengan keuangan negara.

Meski begitu, pemerintah tetap memiliki peran dalam hal pengawasan harga, sebagai upaya untuk memastikan jika harga BBM non subsidi yang dijual masih dalam keterjangkauan masyarakat.

Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, Sujarwanto, menanggapi wacana penyesuaian harga BBM non subsidi secara mingguan.

Menurut Sujarwanto, BBM non subsidi merupakan komoditas strategis yang
menyangkut kebutuhan nasional masyarakat. Dengan begitu, pemerintah tetap harus turut melakukan pengawasan harga agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Meski tak menyangkut keuangan negara, tapi BBM non subsidi ini kan juga menyangkut kebutuhan nasional. Jadi, pemerintah tetap wajib mengawasi, setidaknya nanti ada batas tertinggi dari harga yang tidak boleh dilampaui," ungkap Sujarwanto.

Sujarwanto mengakui, saat ini harga BBM non subsidi memang sangat
berpatokan pada harga minyak dunia. Apalagi, pemenuhan BBM di dalam negeri didominasi dari impor.

"Sementara kemampuan produksi minyak di dalam negeri baru 7.000 barrel per hari, dengan kebutuhan minyak rata-rata sudah di atas 2.000 barrel per hari," ujarnya.

Meski begitu, lanjut Sujarwanto, saat ini harga BBM non subsidi di
Indonesia masih cukup kompetitif dibandingkan dengan negara lain, termasuk Arab Saudi sebagai negara penghasil minyak. Untuk itulah, pihaknya mendukung rencana pengumuman harga BBM non subsidi yang rencananya dilakukan setiap  minggu.

"Pengumuman harga BBM non subsidi secara mingguan ini justru membuat
masyarakat bisa melakukan pengendalian konsumsi secara mandiri. Ini juga menjadi keadilan bagi pasar," tukasnya.

Sujarwanto mencontohkan, jika masyarakat mengetahui minggu ini harga minyak
dunia tengah turun, maka mereka pun jadi bisa memperkirakan kalau harga BBM
minggu depan akan turun. Nah, kalau tahu harga minyak dunia naik,
masyarakat pun lantas bisa melakukan pengendalian konsumsinya.

Bagi pengelola SPBU, kata Sujarwanto, dinilai tidak perlu khawatir dengan kebijakan tersebut. Pasalnya, sudah ada sistem dari Pertamina untuk memastikan jika mereka tidak akan merugi.

"SPBU ini kan kepanjangan tangan dari Pertamina, sudah ada bantalan
bantalan bagi mereka untuk menghadapi naik turun harga BBM," tandasnya.

Minim Lonjakan Inflasi

Terkait wacana penyesuaian harga BBM non subsidi secara mingguan, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyatakan, turut mendukung. Menurutnya, hal tersebut menjadi terbuka dan akan meminimalisir terjadinya penimbunan BBM di masyarakat.

"Kalau diumumkan secara rutin mingguan malah bagus, karena informasi
harganya malah terbuka. Tidak akan terjadi penimbunan, karena masyarakat luas menjadi tahu harga yang ada," katanya.

Menurut Rahmat, keterbukaan mengenai harga BBM akan mengurangi terjadinya asimetris informasi yang dapat menyebabkan perbedaan harga satu daerah dengan daerah lainnya.

"Asimetri informasi menyebabkan orang berupaya meningkatkan harga. Tapi
kalau sudah ada pengumuman resmi akan lebih bagus. Seperti  zaman dulu ada Pak Harmoko yang menjelaskan tentang harga-harga bahan pokok setiap
seminggu sekali. Itu malah bagus," ungkap Rahmat.

Rahmat menambahkan, kebijakan ini tidak akan terlalu berpengaruh pada
inflasi di daerah. Pasalnya, BBM non subsidi lebih banyak digunakan untuk konsumsi pribadi.

"Ini berbeda dengan BBM subsidi yang selama ini banyak digunakan untuk
sektor transportasi seperti angkutan barang. Kalau BBM non subsidi
kebanyakan digunakan kendaraan pribadi. Jadi, meski ada efek psikologisnya terhadap kenaikan inflasi, tapi itu tidak akan banyak," tandasnya.

Koordinasi


Terpisah, Pengamat Ekonomi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Wahyu Widodo mengungkapkan, koordinasi antara pemerintah dengan Pertamina diperlukan untuk menentukan harga BBM non subsidi di tengah fluktuasi harga minyak dunia saat ini. Pemerintah dan Pertamina bisa meningkatkan koordinasi dengan menetapkan sistem yang disepakati, termasuk komponen yang mempengaruhi dalam penentuan harga BBM non subsidi.

"Dengan begitu, rasionalnya untuk naik turun harga bisa mudah dipahami,
karena komponennya sudah pasti. Jadi, kalau konteks mengawasi menjadi
konsultatif yang berkepanjangan, ini bukan problem teknis, tapi problem
kelembagaan," ungkapnya.

Wahyu menambahkan, pengawasan pemerintah dalam penentuan harga BBM non
subsidi tetap perlu dilakukan, karena berkaitan dengan komoditas vital
yakni sektor energi. Namun demikian, pengawasan dilakukan untuk memastikan harga pasar ditetapkan sesuai dengan formula yang telah
ditentukan.

"Kalau konteksnya mengawasi, itu berarti tidak ikut menentukan formulanya. Jadi kalau Pertamina kemudian menaikkan harga, itu menjadi hal wajar," tukasnya.

Dijelaskan, pengumuman harga BBM non subsidi secara mingguan juga tidak
akan berpengaruh besar pada inflasi. Hal ini mengingat sektor transportasi masih mendapatkan subsidi BBM dari pemerintah, dan tidak banyak sektor produksi yang menggunakan BBM non subsidi sebagai bahan baku.

"Itu kan sektor transportasi masih difasilitasi oleh pemerintah. Tapi
memang akan ada efek psikologis yang harus diwaspadai, karena mereka sering melakukan adjustment," ujarnya.

Ke depan, Wahyu Widodo mendorong pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi non fosil, mengingat semakin terbatasnya produksi minyak di dalam negeri. Selama ini, belum ada upaya transformasi secara penuh untuk penggunaan energi baru terbarukan, sehingga potensi gejolak karena fluktuasi harga minyak masih tinggi.

"Yang harus diedukasi ke masyarakat yakni bahwa kita itu bukan lagi negara penghasil minyak, tapi kita mengimpor minyak mentah. Jadi, kalau harga minyak dunia naik, kita juga akan terkena imbasnya," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga perlu evaluasi secara berkala, mengikuti tren dan mekanisme pasar. Pertamina bisa melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan harga  rata-rata publikasi minyak. (N-2)

Baca Juga

Dok. Satgas Pamtas Yonif 132/BS

Satgas Pamtas Yonif 132/BS Berhasil Gerakan Nurani Masyarakat Papua Serahkan Munisi Tajam

👤Mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 23:55 WIB
KEBERHASILAN pembinaan teritorial Satgas Pamtas Yonif 132/BS membuahkan hasil berupa penyerahan 28 butir munisi tajam kaliber 5,56 mm, 1...
Dok. PMN

Lestarikan Budaya, PMN Tampilkan Kreasi Seni Lengser dan Jaipong di Kabupaten Bandung

👤Mediaindonesia.com 🕔Selasa 21 Maret 2023, 23:07 WIB
emuda Mahasiswa Nusantara (PMN) kembali berinovasi dengan memanjakan warga Kabupaten Bandung menggelar kegiatan Penampilan Kreasi Seni...
Antara/Renno Esnir

BI DIY Siapkan Rp5,3 T Uang Tunau Sambut Ramadan dan Idul Fitri

👤Ardi Teristi Hardi 🕔Selasa 21 Maret 2023, 22:42 WIB
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia DIY, Budiharto Setyawan menyampaikan, slogan kegiatan ini adalah "Serambi Rupiah...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya