Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
TIGA tokoh agama dunia dianugerahi gelar doktor honoris causa oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai bentuk apresiasi dan bukti nyata dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama di dunia. Salah satu dari ketiga tokoh agama tersebut adalah Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Vatikan (Dicastery for Interreligious Dialogue atau yang lebih dikenal Pontifical Council for Interreligious Dialogue/PCID) Kardinal Miguel Ángel Ayuso Guixot, M.C.C.J.
Dalam orasi ilmiahnya, Kardinal Ayuso mengungkapkan rasa terima kasihnya atas penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa yang diterimanya.
Baca juga: Ketum DPP KNPI: Universitas Brawijaya Cermin Wajah Indonesia yang Toleran
Selama dua puluh tahun, ia menjadi seorang imam Katolik, Kardinal Ayuso mendampingi komunitas Kristiani (Katolik) yang tinggal di antara umat Islam di sepanjang Lembah Nil antara Mesir dan Sudan. Ia juga terlibat dalam bidang akademik di institut Kepausan untuk Studi Bahasa Arab dan Islam (PISAI) di Roma, Italia. Setelah memimpin lembaga Kepausan itu sebagai Presiden selama 6 tahun, ia kemudian bergabung dalam Dikasteri Dialog Lintas Agama di Vatikan.
Ia mengatakan sebagaimana yang pernah ditegaskan oleh Paus Fransiskus dalam berbagai kesempatan, agama seharusnya tidak menjadi masalah, melainkan bagian dari solusi.
"Jika kita menjadi sesama warga negara yang tidak seagama dengan kita, kita harus dengan jujur mengakui bahwa agama mereka sama pentingnya bagi mereka, seperti agama kita bagi kita. Oleh karena itu, kita harus bertindak sedemikian rupa, sehingga Tuhan yang menciptakan kita bukanlah penyebab perpecahan, tetapi dasar persatuan kita," paparnya dalam Orasi Ilmiah saat menerima Penganugerahan Gelar Doktor Kehormatan atau Doctor Honoris Causa (DR HC) dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senin (13/2).
Pada kesempatan tersebut, pihaknya mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama berjuang dalam membangun dunia yang lebih baik agar perdamaian dapat terwujud. Kolaborasi antaragama diharapkan selalu diupayakan untuk dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis.
"Janganlah kita lupa bahwa di dasar setiap kolaborasi atau dialog, ada akar kemanusiaan kita yang sama. Kita tidak memulai dialog dari nol, selalu ada kemanusiaan kita bersama," pungkasnya.
Selain Kardinal Ayuso, dua tokoh agama yang mendapat gelar kehormatan dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Yahya Cholil Staqut dan Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah Sudibyo Markus (Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2010).
Adapun sebelumnya, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Phil Al Makin mengatakan bahwa penganugerahan doktor honoris causa kepada tokoh Katolik, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah ini merupakan simbol dari keragaman menghargai perbedaan.
"Kita tidak bisa menyeragamkan semuanya dan membuat semuanya sama, tetapi melihat dan memahami bahwa dengan berbeda kita tetap bisa bersama-sama," kata Al Makin.
Lebih lanjut, Al Makin mengatakan, UIN Sunan Kalijaga melihat bahwa kontribusi dan teladan nyata yang telah dilakukan oleh ketiga tokoh tersebut mewakili kelompok umat beragama, merupakan implementasi dari Dokumen Abu Dhabi dan prinsip moderasi beragama.
"Dokumen itu menyatakan bahwa perdamaian dunia dapat dicapai melalui pemahaman dan pengakuan yang damai terhadap perbedaan-perbedaan antaragama dan budaya," katanya.
Rektor UIN Sunan Kalijaga berharap melalui penganugerahan gelar kehormatan doktor honoris causa kepada tiga tokoh agama dunia ini dapat menegaskan posisi dan peran Indonesia di mata dunia.
"Selain itu, juga memberikan inspirasi dan dorongan bagi generasi saat ini untuk terus berjuang dalam membangun solidaritas dan kemanusiaan antarbangsa dan agama," pungkasnya. (Ant/OL-6)
TERPILIHNYA Paus Leo XIV membawa sukacita dan kebanggaan mendalam bagi rakyat Peru, negara yang merasa telah menjadi bagian penting dalam perjalanan hidup pemimpin baru Gereja Katolik itu.
Paus sebagai Uskup Roma dan pemimpin tertinggi Gereja Katolik bukan sekadar pemegang otoritas hierarkis, tetapi juga simbol persatuan dan pengganti Santo Petrus di dunia.
Terpilihnya Kardinal Robert Francis Prevost sebagai Paus Leo XIV menjadi awal baru bagi peran Gereja Katolik dalam merespons dinamika zaman.
KARDINAL Robert Francis Prevost atau Paus Leo XIV, pemimpin baru Gereja Katolik Roma, telah tampil untuk pertama kalinya ke hadapan publik ke balkon Basilika Santo Petrus
Ribuan peziarah dan pengunjung yang penasaran di Lapangan Santo Petrus bersorak dan bertepuk tangan saat asap muncul dan lonceng mulai berdentang
PADA hari ini, Rabu (7/5), para kardinal Gereja Katolik Roma memulai proses pemilihan Paus baru di Vatikan.
MENTERI Agama Prof Nasaruddin Umar dikabarkan sedang menyusun kurikulum cinta. Besar harapan peserta didik lebih memahami pluralitas beragama di Indonesia.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga juga menerima mahasiswa baru dari kalangan non Muslim. Mereka, katanya dapat mendaftar melalui Jalur Mandiri Portofolio keberagaman.
Mahasiswa juga perlu dibekali kemampuan berpikir kritis dan adaptif untuk menghadapi disrupsi yang terus terjadi di industri ini.
Jay Akhmad, menyebut bahwa pada hakikatnya peringatan Haul Gus Dur mengartikan sosok Gus Dur yang selalu hadir di tengah masyarakat.
Pendidikan bukan hanya tentang gelar dan prestasi, tetapi tentang komitmen seumur hidup untuk belajar, melayani, dan berkontribusi di bidang profesinya masing-masing.
LEWAT disertasi yang membedah tradisi Keilmuan di Universitas Darussalam Gontor dan Universitas Hasyim Asy'ari Tebuireng, Agung Ilham Prastowo meraih gelar doktor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved