Paus Leo XIV Desak Gencatan Senjata di Gaza Usai 3 Orang Tewas Saat Berlindung di Gereja Katolik

Thalatie K Yani
18/7/2025 07:32
Paus Leo XIV Desak Gencatan Senjata di Gaza Usai 3 Orang Tewas Saat Berlindung di Gereja Katolik
Gereja Keluarga Kudus, Gaza(Media Sosial X)

PAUS Leo XIV kembali menyerukan gencatan senjata di Gaza setelah tiga orang yang berlindung di Gereja Keluarga Kudus, Gaza City, tewas akibat serangan Israel.

Melalui telegram yang dikirimkan Sekretaris Negara Vatikan, Paus menyatakan “sangat berduka atas hilangnya nyawa dan luka-luka akibat serangan militer tersebut” serta menegaskan kedekatan spiritualnya dengan Pastor Gabriele Romanelli dan seluruh komunitas paroki.

Tiga tewas, sembilan luka-luka

Patriarkat Latin Yerusalem, yang mengawasi gereja tersebut, mengatakan gedung gereja dihantam langsung oleh pasukan Israel. Sembilan orang terluka, satu di antaranya dalam kondisi kritis. Korban tewas diidentifikasi sebagai Saad Issa Kostandi Salameh, 60, petugas kebersihan paroki; Foumia Issa Latif Ayyad (84); dan Najwa Abu Daoud.

Menurut Caritas Jerusalem, saat itu sejumlah orang berada di luar bangunan utama, termasuk dua perempuan lansia yang duduk di tenda dukungan psikososial. Mereka terluka parah sebelum akhirnya meninggal di rumah sakit Al-Ahli. Tiga pemuda yang berada di pintu masuk gereja juga mengalami luka serius.

Foto dan video yang diterima BBC memperlihatkan atap gereja berlubang dekat salib, jendela pecah, dan puing-puing berserakan. Pastor Romanelli sendiri terluka ringan dan tampak membantu para korban di rumah sakit.

Israel akui tembakan nyasar

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan penyesalan mendalam atas insiden ini. “Setiap nyawa tak bersalah yang hilang adalah tragedi. Kami berbagi duka dengan keluarga korban dan umat beriman,” ujarnya.

Militer Israel (IDF) menyebut penyelidikan awal menunjukkan pecahan peluru dari aktivitas operasi di sekitar lokasi secara tidak sengaja mengenai gereja. “Penyebab insiden masih dalam peninjauan,” tulis pernyataan resmi IDF.

Namun, Patriark Latin Yerusalem Kardinal Pierbattista Pizzaballa menegaskan tembakan itu berasal dari tank. “IDF mengatakan itu salah sasaran, tapi kami tidak yakin. Yang pasti, mereka mengenai gereja secara langsung,” ujarnya kepada Vatican News.

Kecaman internasional

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengecam serangan itu, menyebut serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza “tidak dapat diterima”. Patriarkat Ortodoks Yunani di Yerusalem juga mengecam keras insiden tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap martabat manusia dan kesucian tempat ibadah”.

Saat kejadian, sekitar 600 pengungsi—termasuk anak-anak dan puluhan penyandang disabilitas—berlindung di dalam kompleks gereja. Caritas Jerusalem menyebut jika Pastor Romanelli tidak meminta mereka tetap di dalam ruangan, jumlah korban bisa mencapai puluhan orang.

Konteks konflik Gaza

Serangan ini terjadi di tengah perang berkepanjangan di Gaza yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 orang. Sejak itu, serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 58.500 warga Gaza, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas—angka yang juga diakui PBB sebagai sumber data paling dapat dipercaya saat ini.

Pada Kamis saja, lebih dari 20 warga Gaza dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel, termasuk delapan orang yang menjaga truk bantuan dan satu keluarga beranggotakan tujuh orang.

Paus Leo XIV menutup pesannya dengan menyerukan “gencatan senjata segera” serta menegaskan harapannya pada dialog, rekonsiliasi, dan perdamaian abadi di kawasan tersebut. (BBC/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya