Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
BULOG Subdivre Cianjur, Jawa Barat, segera melaksanakan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Langkah itu dilakukan sebagai upaya mengendalikan harga komoditas beras di pasaran.
Wakil Kepala Cabang Bulog Subdivre Cianjur, Sandy Tio Pratama, menjelaskan berbagai upaya dilakukan Bulog untuk mengantisipasi berfluktuasinya harga beras akhir-akhir ini. SPHP dilakukan bekerja sama dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur. "Rencananya Kamis kami akan ke pasar untuk SPHP," kata Sandy, Rabu (1/2).
Ia menuturkan stok beras yang tersedia di gudang Bulog Subdivre Cianjur, sampai saat ini sekitar 1.900 ton. Stok yang ada tersebar di gudang di beberapa wilayah cakupan Bulog Subdivre Cianjur. "Berdasarkan data yang ada, stok beras per 30 Januari 2023 sebanyak 1.981.655 kg," jelas Sandy.
Sebelumnya, Kepala Bidang Perdagangan Diskoperdagin Kabupaten Cianjur, Agus Mulyana, menyebut harga beras akhir-akhir ini memang trennya naik. Ia menduga salah satu penyebab naiknya harga beras dipicu belum memasukinya masa panen.
Kondisi itu juga berbanding lurus dengan masih kurangnya jumlah mesin pengering padi yang dimiliki pemerintah. Saat ini hanya memiliki 1 unit alat pengering dengan kapasitas produksi 40 ton. "Jadi, kalau sedang masa panen, produksi beras sebetulnya berkurang karena kita kekurangan alat pengering," ucapnya.
Sejauh ini, lanjut Agus, para petani di Kabupaten Cianjur masih mengandalkan matahari untuk proses pengeringan. Di tengah kondisi cuaca ekstrem, sebut Agus, proses pengeringan yang masih manual tentu akan memakan waktu.
"Ini yang sedang kita pikirkan. Kalau ada mesin pengering tentu akan mempercepat produksi yang didistribusikan ke pasaran," pungkas Agus. (Ol-15)
Melemahnya daya beli masyarakat menyebabkan penjual beras menurun hingga 50%.
Nantinya, beras konsumsi harian akan disederhanakan hanya menjadi satu jenis, yaitu beras reguler.
Hasil pengamatan Ombudsman menunjukkan bahwa isu pengoplosan beras yang selama ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat sebenarnya tidak sepenuhnya tepat.
Setelah ada keputusan, pemerintah akan memberikan waktu transisi untuk penyesuaian sehingga tidak serta merta langsung diterapkan.
BPS melaporkan kenaikan harga beras pada Juli 2025, dengan inflasi mencapai 4,14%. Beras medium mengalami lonjakan tertinggi. Simak detail selengkapnya.
Harga beras terus merangkak naik terutama terjadi pada beras premium super semula dijual Rp13.500 perkg menjadi Rp 15 ribu hingga Rp 16 ribu per kg.
DIREKTUR Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengungkapkan bahwa sejauh ini Bulog telah melakukan penyaluran beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui berbagai skema.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Ruszaeni, menjelaskan angka stunting di Kabupaten Tegal menunjukan trend penurunan meski relatif masih tinggi.
PERUM Bulog melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) tahun 2025 kembali mengarahkan fokusnya pada tiga bidang prioritas.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved