BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, Jawa Barat, menguatkan peran dan partisipasi pentahelix terhadap ancaman kebencanaan. Terutama terhadap ancaman potensi gempa yang bersumber dari Sesar Cimandiri.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan potensi gempa dari pergerakan Sesar Cimandiri perlu diwaspadai karena merupakan patahan aktif. Karena itu, semua elemen, termasuk unsur pentahelix, harus ikut berperan aktif menghadapi potensinya.
"Kami rekrut semua kalangan agar bisa terlibat aktif menghadapi potensi bencana, termasuk pergerakan Sesar Cimandiri yang melintasi Sukabumi," kata Zulkarnain, Rabu (1/2).
Salah satu upaya pelibatan unsur pentahelix dilakukan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama antara BPBD Kota Sukabumi dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi, Selasa (31/1). Inti kerja sama konsen terhadap pengabdian masyarakat untuk bidang kebencanaan bagi civitas akademika. Selanjutnya dilakukan pembubuhan bersama lembar komitmen ketangguhan bencana yang melibatkan perwakilan kampus, perangkat daerah, kecamatan, kelurahan, puskesmas, komunitas, korporate, serta kalangan media.
"Kami lakukan upaya ini agar Kota Sukabumi siap menghadapi setiap ancaman bencana dengan prioritas potensi ancaman gempa bumi akibat pergerakan Sesar Cimandiri," ungkapnya.
Menghadapi berbagai potensi bencana, sebut Zulkarnain, diperlukan ketangguhan. Selama ini ketangguhan menjadi konsen Pemkot Sukabumi.
"Ketangguhan merupakan kemampuan suatu sistem, komunitas, atau masyarakat terkena bahaya bencana untuk melawan, menyerap, menampung, dan memulihkan diri dari efek bahaya bencana pada waktu yang tepat dan efisienm termasuk melalui perlindungan dan restorasi struktur dasar yang penting," bebernya.
Upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat salah satunya dilakukan dengan penguatan pentahelix. BPBD terus mendorong peningkatan peran masyarakat mengurangi risiko bencana. "Pengurangan risikonya dimulai pada fase pra, saat, dan pascabencana," pungkasnya. (OL-15)