Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
WILAYAH terdampak bencana hidrometeorologi di Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/12) petang, bertambah. Hasil asesmen di lokasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat memetakan terdapat 7 desa yang terdampak dari sebelumnya dilaporkan 5 desa.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menyebut bencana hidrometeorologi di Kecamatan Sukanagara meliputi banjir dan tanah longsor. Penyebab bencana dipicu tingginya intensitas curah hujan yang berlangsung hampir 5 jam terhitung pukul 13.00 WIB-17.00 WIB pada Jumat kemarin.
"Hasil asesmen atau pendataan petugas di lapangan, terdapat tujuh desa yang terdampak banjir dan tanah longsor," kata Rudi dihubungi Media Indonesia, Sabtu (17/12).
Tujuh wilayah yang diterjang bencana yakni Desa Sukanagara, Sukalaksana, Sukamekar, Jayagiri, Sukarame, Gunungsari, dan Ciguha. Wilayah terdampak cukup parah terjadi di Desa Sukanagara.
Di Desa Sukanagara terdapat 19 kampung yang terdampak banjir. Rinciannya, sebanyak 110 unit rumah warga terendam. Akibatnya, 134 kepala keluarga atau 445 jiwa kena dampaknya.
Di Desa Sukalaksana terdapat 1 kampung yang terdampak banjir. Di wilayah itu terdapat 1 rumah warga yang terbawa hanyut serta 3 rumah kondisinya rusak sedang. Di Desa Sukamekar terjadi tanah longsor. Petugas BPBD masih melakukan pendataan.
Demikian juga di Desa Jayagiri yang terdampak tanah longsor, di Desa Sukarame terjadi banjir disertai tanah longsor, di Desa Gunungsari terjadi banjir dan tanah longsor, serta di Desa Ciguha terjadi tanah longsor.
Baca juga: PITI Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur
"Ada beberapa wilayah terdampak yang masih dalam pendataan petugas. Jadi data yang dilaporkan masih bersifat sementara," jelas Rudi.
Dampak bencana cukup parah akibat banjir bandang meluapnya aliran Sungai Cibala. Luapannya merendam permukiman warga serta bangunan perkantoran dan pertokoan.
"Tingginya curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Cibala meluap karena kiriman dari wilayah hulu. Banjir merendam permukiman warga. Sedangkan tanah longsor menutup badan jalan kabupaten dan desa sehingga menghambat aktivitas masyarakat," terangnya.
Upaya penanganan dilakukan lintas sektoral dengan berkoordinasi bersama semua elemen terkait. Masyarakat pun sudah melakukan upaya pembersihan rumah mereka karena pada Jumat sekitar pukul 21.00 WIB air mulai surut.
"Tapi kami ingatkan untuk tetap meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebencanaan mengingat curah hujan masih terjadi," tegasnya.
Pascabencana, berbagai alat dibutuhkan untuk penanganan di lapangan. Di antaranya peralatan kebersihan seperti singkup dan roda dorong, alat pel karet, serta alkon penyedot air untuk menyemprot jalan dan rumah yang terdampak banjir.
Sedangkan alat berat dibutuhkan untuk membersihkan material tanah longsor yang menutup badan jalan kabupaten dan desa. Kebutuhan lainnya menyangkut logistik berupa makanan dan minuman, alas tidur, pakaian, selimut, serta alat mandi.
"Petugas bersama unsur Forkopimcam Sukanagara serta aparatur desa terus memantau perkembangan sekaligus mendata secara rinci semua lokasi terdampak," pungkasnya. (OL-16)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Cianjur. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu memberikan pinjaman modal dengan bunga yang relatif cukup kecil.
Pada komoditas telur ayam misalnya, saat ini harganya kisaran Rp27.600 dari sebelumnya Rp27.800 per kg.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Intensitas hujan tinggi sudah terjadi di wilayahnya. Untuk itu, pihaknya melakukan monitoring di wilayah rawan bencana tanah longsor, banjir dan pergerakan tanah.
Pemudik diingatkan untuk tetap waspada, khususnya di malam hari, karena banyak jalan dalam kondisi gelap dan kurang penerangan jalan umum (PJU) di beberapa titik.
Pada H+1 hingga H+5 Lebaran tercatat 234.454 unit kendaraan melintas.
JELANG arus mudik Lebaran 2019, jalur selatan belum optimal dilengkapi sarana penunjang bagi pengguna jalan.
Pemudik yang melintasi Cianjur untuk menuju daerah selatan Jawa Barat atau Jawa Tengah mulai mengalami peningkatan pada H-4 lebaran.
Hasil survey Korlantas, jalur selatan Jawa adalah jalur yang perlu diantisipasi karena merupakan jalur favorit para pemudik untuk menghindari pos penyekatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved