Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak terima munculnya justifikasi jika Kabupaten Cianjur dilabeli sebagai daerah yang identik dengan dunia esek-esek. Reaksi keras pun disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman terhadap stigma negatif tersebut.
"Ada yang menyatakan Cianjur adalah kota jablay. Saya enggak terima sebagai bupati Cianjur. Ulama dan umaro berjuang terus," tegas Herman ditemui di komplek Pendopo Cianjur, Rabu (14/12).
Pun soal kalangan homoseksual, Herman menegaskan sejak dulu sudah bersikap tegas. Termasuk ketegasan terhadap aparatur sipil negara (ASN) maupun pelajar yang dinilainya sebagai kalangan rentan.
"Dan juga gay, saya sejak dulu melakukan upaya, terutama untuk ASN dan sekolah-sekolah. Jangan sampai gay-gay itu masuk Cianjur," ucapnya.
Tindakan terhadap kalangan ASN yang kedapatan merupakan homoseksual, lanjut Herman, pernah dilakukannya. Ia memutasikan pegawai tersebut.
"Dan saya upayanya kemarin ada gay di kalangan ASN, saya mutasikan yang jauh. Kalau ada di instansi ada yang gay, saya akan pindahkan. Untuk apa? Untuk jangan sampai melakukan itu lagi," ujarnya.
Herman sudah memerintahkan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Cianjur mencari aturan sanksi kepegawaian bagi kalangan ASN yang kedapatan merupakan homoseksual. Pasalnya, tak menutup kemungkinan di kalangan ASN di lingkungan Pemkab Cianjur ada yang mengalami kelainan seksual tersebut.
"Saya perintahkan ke BKD (BKPSDM) untuk cari aturan yang ASN melakukan gay ya, laki-laki dengan laki-laki, itu akan saya tindak sesuai peraturan perundang-undangan," katanya.
Penegasan sanksi, lanjut Herman, akan dimulai dari kalangan ASN terlebih dulu. Ke depan akan dipikirkan melakukan hal serupa terhadap masyarakat umum yang kedapatan merupakan homoseksual.
"Kita terus lakukan berbagai upaya agar Cianjur itu benar-benar kota santri. Gudangnya ulama," sebutnya.
Sejauh ini tak sedikit masyarakat yang cukup mengenal tempat lokalisasi bernama Gadog di Kabupaten Cianjur. Lokalisasi itu berada di Desa Gadog Kecamatan Cipanas.
"Sekarang Cianjur semakin baik. Lihat ke Gadog. Gadog sudah bagus. Di kuburan Cina (pemakaman nonmuslim di Jalan Perintis Kemerdekaan) katanya ribuan, cek ke sana atuh, ada ribuan enggak?. Ribuan itu banyak atuh," tegasnya.
Herman menyebut tempat lain yang sekarang mesti diwaspadai dijadikan tempat transaksi seksual adalah tempat kosan. Transaksinya diduga dilakukan secara online.
"Sedih saya mendengar seperti itu. Saya sekarang sedang mengkaji dengan Bagian Hukum teknisnya bagaimana. Contohnya saja kawin kontrak. Ini kan terjadi di Kabupaten Cianjur. Makanya kita membuat peraturan bupati (larangan kawin kontrak). Di tempat lain kan belum ada. Ini dalam rangka apa? Dalan rangka supaya Cianjur benar-benar menjadi kota santri," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Pemkab Cianjur Pastikan Korban Meninggal Dunia akibat Gempa ...
Kedua bangunan sekolah yang belum tertangani pascagempa itu yakni SDN Cugenang dan SDN Girijaya
Dari hasil pendataan, terdapat hampir 40 ribu kepala keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan stimulan pada tahap 4
Rumah ini dibangun dengan biaya dari donatur melalui Kitabisa.com dan dibantu YPP SCTV Indosiar.
Anggaran bantuan stimulan tahap keempat saat ini sudah berada di Kementerian Keuangan yang merupakan pengajuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Pencairannya pun disesuaikan dengan pengajuan dari Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Pembangunan rumah ini merupakan hasil kolaborasi dengan banyak pihak.
PERTUMBUHAN angka kasus penyimpangan seksual kalangan pria membuat kaum hawa di Kota Bekasi resah.
"Setelah dekat pelaku langsung meremas alat kelamin korban setelah itu kabur meninggalkan korban," ujar Yusri.
A merupakan perempuan yang berperan menjadi penyalur anak di bawah umur terhadap Medlin. "20 tahun, perempuan. Dia maminya," ujar Yusri.
Namun menurut Yusri, A langsung melarikan diri setelah mendengar dirinya menjadi buronan Polda Metro Jaya.
Yusri memaparkan keduanya kembali berjumpa sejak sejak Februari 2019. "Bahkan setiap minggu ia menyiapkan ke Jalan Brawijaya (lokasi tinggal Medlin)," paparnya.
Berdasarkan keterangan awal, tersangka A mengaku melakukan kejahatan seorang diri. Dia juga tidak menyuplai anak ke luar negeri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved