Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Berbagai Bencana Di Cianjur Munculkan Potensi Kerawanan Pangan

Benny Bastiandy
01/11/2022 17:27
Berbagai Bencana Di Cianjur Munculkan Potensi Kerawanan Pangan
Ilustrasi(ANTARA)

BERBAGAI bencana yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berdampak terhadap tingkat kerentanan kerawanan pangan masyarakat setempat. Pasalnya, tak sedikit lahan pertanian yang rusak akibat bencana.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur, Abdul Hanan, menuturkan di tengah musim hujan saat ini, wilayah yang rentan rawan pangan berada di selatan. Beberapa kali bencana di wilayah itu mengakibatkan kerusakan lahan pertanian.

"Bencana itu memang cukup berdampak terhadap tingkat kerawanan pangan karena misalnya ada lahan sawah yang tak bisa ditanami. Sehingga berdampak terhadap kerawanan pangan," terang Hanan kepada Media Indonesia, Selasa (1/11). 

Namun tak dipungkirinya juga, lanjut Hanan, kerentanan kerawanan pangan terjadi di wilayah utara. Seperti di beberapa titik di Kecamatan Sukaresmi. "Kalau di wilayah utara itu kebanyakan bencananya pergerakan tanah. Cukup banyak lahan sawah yang rusak sehingga rentan rawan pangan," ucapnya.

Hanan menyebut tak mengetahui persis luasan lahan pertanian yang terdampak bencana. Ia menyebut menyangkut hal tersebut berada di Bidang Tanaman Pangan.

"Yang pasti, bagi korban bencana alam ini kami menyalurkan bantuan beras cadangan pangan pemerintah daerah. Seperti bantuan yang kami berikan kepada korban bencana di Kecamatan Sindangbarang dan Campaka," terang Hanan.

Bantuan beras CPPD yang disalurkan dari Pemprov Jabar itu sebanyak 44.127 kilogram atau 44 ton lebih. Paling banyak disalurkan bagi korban bencana di Kecamatan Sindangbarang. "Dari 44 ton itu, sebanyak 39 ton disalurkan bagi warga Kecamatan Sindangbarang. Sisanya untuk Kecamatan Campaka," ujarnya.

Hanan menyebut setiap tahun selalu mencadangkan beras untuk disalurkan saat terjadi bencana atau dalam kondisi darurat. Namun sesuai arahan dari pemerintah pusat, CPPD itu minimalnya harus tersedia 100 ton. 

"Mekanisme penyaluran CPPD sendiri selama ada pengajuan dari desa, insya Allah kita tidak pakai lama. Bantuan akan langsung kita salurkan selama stoknya masih ada. Kalau (stok) tidak cukup, kita ajukan bantuan ke provinsi," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya