Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gelar Simulasi Kebakaran, BPBD Klaten Gandeng Satpol PP dan Damkar

Djoko Sardjono
30/10/2022 21:45
Gelar Simulasi Kebakaran, BPBD Klaten Gandeng Satpol PP dan Damkar
Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto(MI/DJOKO SARDJONO)

DALAM rangkaian bulan pengurangan risiko bencana, BPBD Klaten
berkolaborasi dengan Satpol PP Damkar Kabupaten Klaten akan
menyelenggarakan simulasi bencana kebakaran di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Dharma Anak Bangsa, Desa Kurung, Kecamatan Ceper, Klaten.

Simulasi bencana kebakaran di SLB Dharma Anak Bangsa, akan dilaksanakan
Senin (31/10). Tujuan kegiatan simulai ini untuk meningkatkan
kewaspadaan dan pemahaman bila terjadi bencana kebakarandi di sekolah
yang siswanya berkebutuhan khusus tersebut.

"Kegiatan simulasi kebakaran di SLB Dharma Anak Bangsa akan melibatkan
104 siswa tunarungu, trunagrahita, dan tunaganda, serta 15 guru atau
pendamping," kata Kepala Pelaksana BPBD Klaten, Sri Winoto, Minggu (30/10).

Dalam simulasi kebakaran nanti, lanjutnya, guru pendamping juga
dilibatkan. Tujuannya agar mereka memiliki pengetahuan berupa standar
operasional prosedur (SOP) kebakaran, sehingga dapat melakukan
tindakan yang tepat, khususnya pola evakuasi anak didik jika terjadi
kebakaran di sekolah.

Menurut dia, simulasi bencana selama ini lebih banyak dilakukan
di sekolah umum. Padahal, potensi ancaman bencana dapat terjadi pada
semua satuan pendidikan. Karena itu, simulasi ini penting dilakukan
dalam rangka menekan atau meminimalkan risiko bencana.

"Perlu diketahui, bahwa dari 16 SLB di Kabupaten Klaten baru kali
pertama diselenggarakan simulasi bencana kebakaran. Maka, dalam kegiatan simulasi di SLB Dharma Anak Bangsa, perwakilan SLB yang ada di kota ini juga diundang agar mereka memahami SOP kebakaran," jelas Sri Winoto.

Karena itu, imbuhnya, apabila terjadi bencana, penyandang disabilitas
memiliki risiko dua kali lebih besar daripada yang nondisabilitas. Hal
itu disebabkan oleh keterbatasan mobilitas, minimnya akses, serta
kurangnya informasi dan SOP bencana yang dipahami guru dan pendamping
siswa berkebutuhan khusus.

"Jadi, tujuan kegiatan simulasi bencana kebakaran bagi penyandang
disabilitas khususnya siswa SLB, adalah untuk memberikan pengetahuan
standar evakuasi bencana di satuan pendidikan dalam rangka pengurangan
risiko bencana," tandasnya. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya