Biasakan Cek Sumber Berita Untuk Tangkal Hoax

Alexander P Taum
14/10/2022 15:24
Biasakan Cek Sumber Berita Untuk Tangkal Hoax
Peserta pelatihan literasi digital di Pondok SVD, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.(Dok Kemenkominfo)

PELATIHAN literasi digital tidak hanya menyasar pelajar, lembaga atau ormas, masyarakat pun juga dilatih melek literasi digital. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menggelar workshop literasi digital di Kabupaten Ende dan Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur. Kegiatan di Ende dipusatkan di Universitas Flores, sedangkan di Nagekeo di Pondok SVD. Ada 300 orang dari perwakilan masyarakat mengikuti workshop.

Workshop mengangkat tema Pemahaman pemakaian sosial media dalam melakukan filter terhadap berita hoax, diisi oleh narasumber
P.D. Indriastuty, seorang Key Opinion Leader (KOL) Ende, Ferdinandus Lidang Witi seorang tokoh pendidikan Ende, dan Indriyatno Banyumurti selaku pegiat literasi digital dari ICT Watch.

Kepala Dinas  Kominfo Kabupaten Ende, Supriyanto dalam pembukaan menyatakan bahwa semakin maraknya kejahatan siber dan hoaks akibat masyarakat hanya mengetahui cara menggunakan internet tanpa memahami etika penggunaannya.

"Pemerintah harus berkolaborasi dengan masyarakat dan stakeholder lainnya agar nilai-nilai kebenaran dan etika dapat dijalankan tanpa meninggalkan nilai-nilai budaya dalam menggunakan teknologi digital," kata Supriyanto, kemarin.

Sementara itu narasumber Indriastuty menyampaikan bahwa kebiasaan ingin dianggap paling pertama tahu tentang sesuatu merupakan racun di dalam masyarakat. Hal ini membuat masyarakat cenderung tidak melakukan verifikasi terhadap suatu informasi agar cepat menyebarkan informasi itu.

baca juga: Guru di Wilayah 3T Dilatih Melek Digital

Menurutnya ada enam cara untuk menangkal hoaks yaitu waspadai judul berita provokatif, cek situs berita yang dibaca, cek keaslian foto atau video, saring sebelum sharing, dan dan ikuti situs antihoax. "Jangan berhenti menyebarkan informasi cara menangkal hoax," ujarnya.

Sedangkan Ferdinandus Lidang mengingatkan peserta untuk selalu menjaga keamanan akun media sosial saat beraktivitas secara digital.
"Hati-hati mengklik tautan di media sosial, karena dapat mengakibatkan akun kita diakses dan kita dapat menjadi korban hoax," kata Lidang.

Sesi terakhir diisi oleh Indriyatno Banyumurti selaku pegiat literasi digital. Pria yang akrab disapa Ibe ini mengungkapkan fakta bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang masih belum siap dalam menghadapi era digital, terutama dalam hal etika. Saat ini ada 210 juta orang Indonesia telah terkoneksi dengan internet dan sepertiga dari hidup orang Indonesia ada di dunia digital.

"Tapi, ternyata masyarakat Indonesia masih menempati peringkat terbawah, sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara," kata Ibe.

Sementara itu, Workshop yang diadakan di Nagekeo dibuka oleh Kadis Kominfo Nagekeo, Andreas Ndona Corsini. Andreas menuturkan bahwa masih banyak warga menggunakan media sosial tanpa berpikir bagaimana menjaga sikapnya.

"Mereka (pengguna media sosial) mengatakan bahwa mereka punya hak dalam mengekspresikan diri. Saya bilang Anda tidak tinggal di pulau terpencil, tetapi berhubungan dengan banyak orang, oleh karena itu perlu menggunakan etika dalam bermedia sosial," kata Andreas. (N-1)

 

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya