Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
SEKRETARIS Daerah (Sekda) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Cecep S Alamsyah menegaskan dirinya tidak berminat maju dalam pilkada Cianjur 2024 mendatang. Penegasan ini disampaikan Cecep terkait beredarnya kabar dirinya akan maju pada pilkada 2024.
Sebelumnyan beredar flyer yang seolah-olah menyiratkan Cecep S Alamsyah bakal maju pada pilkada mendatang. Flyer yang saat ini sudah menjadi isu tersebut beredar luas di media-media sosial.
Flyer tersebut memuat foto Sekda Kabupaten Cianjur mengenakan jas dan berpeci. Terdapat tulisan 'Di Atas Bumi Tatar Santri, untuk Cianjur Aku Mengabdi'.
Ditemui di ruang kerjanya, Cecep menepis isu yang beredar tersebut. Cecep mengaku tak merasa pernah membuat atau memesan flyer yang dimaksud.
"Saya tidak tahu itu siapa mana yang membuat itu dan motifnya apa. Kemungkinan ada dua motif yang melatarbelakanginya," terang Cecep, Senin (10/10).
Motif pertama, sebut Cecep, mungkin kalangan itu mendukung atau mendorong terhadap sesuatu yang tidak diketahui Cecep secara pasti. Motif kedua, bisa jadi arahnya bukan mendorong pencalonan pada Pilkada Kabupaten Cianjur 2024.
"Di situ ada tulisan mengabdi. Bagi saya itu maknanya bias. Tidak bisa diartikan dorongan maju pada Pilkada. Mengabdi itu dimensinya luas. Sekarang saja kan saya juga sedang mengabdi sebagai ASN," tegasnya.
Cecep menegaskan dirinya tidak sama sekali memiliki niat atau ambisi maju pada Pilkada Kabupaten Cianjur 2024 nanti. Ia mengaku akan menyelesaikan pengabdiannya sebagai ASN hingga masuk masa pensiun pada 2026.
"Karena posisi saya di birokasi sebagai ASN atau Sekda, situasi dan kondisi ini aman memengaruhi tugas-tugas. Saya khawatirkan akan membuat suasana di lingkungan birokasi, terutama dengan kepala daerah, menjadi tidak kondusif," sebutnya.
Bagi Cecep sah-sah saja seandainya ada kalangan elemen masyarakat yang mendorong atau memberikan semangat kerja. Bahkan Cecep mengaku tersanjung atas dukungan itu.
"Itu sah-sah saja. Saya juga tentu tersanjung dan respek ada kalangan masyarakat yanf mendorong. Tapi perlu ditegaskan lagi saya tidak niat atau ambisi maju pada Pilkada. Saya hanya ingin menyelesaikan tugas sebagai ASN hingga pensiun pada 2026 nanti," pungkasnya. (OL-15)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Bima Arya Sugiarto menilai bahwa keserentakan pemilu dan pilkada memberikan banyak manfaat dalam hal perencanaan anggaran.
Kelima isu tersebut juga menjadi akar berbagai pelanggaran etik penyelenggara pemilu.
pemilu nasional dan lokal dipisah, , siapa yang bakal memimpin daerah setelah masa jabatan kepala daerah Pilkada 2024 berakhir?
MAHKAMAH Konstitusi (MK) memutuskan bahwa mulai tahun 2029, pemilihan umum (pemilu) di Indonesia harus diselenggarakan secara terpisah antara pemilu nasional dan pemilu daerah.
Keputusan MK terkait PHPU kepala daerah pasca-PSU semestinya bisa memberikan kepastian hukum dan terwujudnya ketertiban di daerah.
Ketua KPU Mochammad Afifuddin mengusulkan agar ke depannya anggaran penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved