Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Gerakan Tanam Cabai ASN Pemkab Cianjur Libatkan Petani

Benny Bastiandy
09/10/2022 20:24
Gerakan Tanam Cabai ASN Pemkab Cianjur Libatkan Petani
Gerakan tanam cabai ASN Pemkab Cianjur.(DOK MI)

PETANI di Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilibatkan mengelola tanaman cabai sebagai upaya mengendalikan inflasi yang diinisiasi kalangan aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Cianjur. Pelibatan para petani tersebut diharapkan juga bisa meningkatkan pendapatan mereka.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (TPHPKP) Kabupaten Cianjur, Insanuddin Lingga, menjelaskan terdapat sekitarr 8 hektare lahan yang digunakan ASN menanam cabai. Lokasinya berada di Kecamatan Mande seluas 1 hektare dan di Kecamatan Campaka seluas 7 hektare.

"Di Kecamatan Campaka ada tujuh hektare lebih. Komposisinya sesuai permintaan masyarakat, yang tiga hektare nanti digarap petani. Kita bantu permodalannya. Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat," kata Lingga, Minggu (9/10).

Menurut Lingga, bantuan permodalan berasal dari urunan para ASN. Setiap keuntungan dari hasil panen atau produksi cabai, sebagian besar akan diberikan kepada petani dan sisanya bagi pemilik modal.

"Jadi ini semacam investasi. Nanti komposisinya, sesuai kesepakatan, sebesar 70% untuk petani dan 30% untuk pemilik modal," sebut Lingga.

Sisa 4 hektare lahan, tutur Lingga, akan dikelola langsung para pemilik modal dari kalangan ASN. Saat ini masih dalam tahap pengolahan lahan.

"Selain meningkatkan produksi, penanaman cabai ini merupakan tugas besar untuk negeri mengendalikan inflasi. Artinya, kita ikut mengintervensi menstabilkan saat harga jual cabai melonjak signifikan," tegasnya.

Setiap ASN di Pemkab Cianjur urunan kisaran Rp10 juta-Rp20 juta. Besaran urunan tersebut didasari pertimbangan estimasi biaya operasional per hektare mencapai kisaran Rp75 juta. "Nanti minimal pengembalian modal, tidak ada untung, yang penting inflasi bisa kita tahan," ujarnya.

Tapi, lanjut Lingga, kalaupun ada keuntungan, hasil hitung-hitungan, ASN yang menanamkan modal sebesar Rp20 juta ditaksir bisa mendapatkan benefit sebesar Rp11 juta setiap kali panen. Namun dengan catatan, produktivitas bisa mencapai 7 ton per haktare dan harga jual cabai di kisaran Rp100 ribu per kilogram.

"Nah, bagi yang punya modal Rp15 juta, nanti bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp7,6 juta. Sedangkan yang punya modal Rp10 juta, keuntungannya ditaksir mencapai sekitar Rp5,5 juta," imbuhnya.

Lingga mengaku sepakat dengan petugas penyuluh pertanian dan UPTD mengoptimalkan produktivitas cabai per hektare lahan. Maksimal, produktivitasnya bisa mencapai 7 ton per hektare. "Tapi yang terpenting kita bisa ikut berkontribusi mengendalikan inflasi dengan menanam cabai," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya