Kamis 22 September 2022, 19:14 WIB

Karhutla Lahan Gambut Di Sumsel Tahun Ini Berkurang

Dwi Apriani | Nusantara
Karhutla Lahan Gambut Di Sumsel Tahun Ini Berkurang

ANTARA
Lahan gambut.

 

KASUS kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan pada tahun ini mulai mengalami pergeseran. Dari sebelumnya, ditemukan banyak terjadi di lahan gambut dan rawa, kini beralih dimana karhutla tercatat banyak terjadi di lahan mineral.

Dari total 2.702 hektare lahan yang terbakar tahun ini, hampir keseluruhannya berada di lahan mineral. "Untuk lahan rawa dan gambut itu hanya sekitar 43 hektare. Sebagian besar itu ada di lahan mineral," kata Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumtera, Ferdian Krisnanto, Kamis (22/9).

Menurutnya, meski tidak sampai menimbulkan bencana asap, namun kebakaran yang terjadi di tahun ini menjadi yang terluas selama dua tahun terakhir. Untuk diketahui, total lahan yang terbakar di 2020 hanya mencapai 1.883 hektare. Sementara di 2021 total lahan yang terbakar mencapai 2.003 hektare.

"Kita sudah terbantu dengan panjangnya musim hujan. Persiapan yang dilakukan personel juga sudah lebih baik dari tahun lalu. Tetapi, lahan yang terbakar lebih luas dari tahun sebelumnya," jelasnya.

Ia mengatakan, kebakaran di lahan mineral ini tidak terfokus di satu titik dengan luasan yang luas. Kebakaran yang terjadi menyebar dengan titik luasan yang kecil. "Ada satu hektar di titik ini. Lalu satu hektar lagi di titik lain. Luasannya itu sedikit-sedikit, tetapi ketika dikumpulkan jadi banyak," bebernya.

Ia menjelaskan pembakaran lahan kebanyakan disebabkan pula oleh pembukaan lahan perkebunan oleh masyarakat. "Seperti di Prabumulih ada yang kami temukan masyarakat yang membakar lahan untuk kebun nanas. Lalu di Pali juga ada untuk peremajaan tanaman karet. Ada juga kebakaran yang berada di lahan konsesi perusahaan," ucapnya.

Khusus untuk lahan rawa gambut, Ferdian menuturkan, prediksinya akan tetap basah hingga akhir tahun. Sebab, berdasarkan prediksi BMKG, Oktober mendatang sudah masuk musim penghujan. "Sehingga embung atau kantong gambut itu masih terendam dengan air," tandasnya. (OL-15)

 

Baca Juga

Metro TV/Yosep Trisna.

Tabrakan Beruntun Mobil Wakil Bupati Pangandaran, Lima Terluka

👤Yosep Trisna 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:47 WIB
Rombingan Patwal Wakil Bupati Pangandaran, Ujang Endin, terlibat tabrakan beruntun dengan truk dan minibus serta sepeda motor di Jalan...
Antara

Musim Kemarau, 29 Daerah di Cirebon Rawan Kekeringan

👤Nurul Hidayah 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:45 WIB
SEBANYAK 29 kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, rawan kekeringan di musim kemarau tahun ini. Upaya kesiapsiagaan pun...
MI/Ardi

Guru Besar Ekonomi Optimis Investor Swasta akan Berdatangan ke IKN

👤Media Indonesia 🕔Selasa 30 Mei 2023, 20:39 WIB
"Jika infrastruktur dasar di semester 1 sudah tersedia, saya yakin sektor swasta akan...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya