Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TANAH longsor dan pergerakan tanah masih mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat terus meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan menyusul masih tingginya intensitas curah hujan.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, menyebutkan selama Januari hingga pertengahan September tahun ini tercatat sebanyak 193 kejadian bencana. Dari jumlah itu, sebanyak 134 kejadian merupakan bencana tanah longsor dan pergerakan tanah.
"Kalau melihat data, yang mendominasi bencana yaitu tanah longsor dan pergerakan tanah. Ada 134 kejadian," kata Rudi, Selasa (13/9).
Bencana lain yang terjadi di Kabupaten Cianjur yakni banjir dan banjir bandang sebanyak 41 kejadian, gempa bumi sebanyak 4 kejadian, dan angin puting beliung sebanyak 14 kejadian. Dari berbagai kejadian bencana, sebut Rudi, terdapat 3 orang korban meninggal dunia. "Terdapat juga tiga orang korban luka berat dan 6 orang luka ringan," ungkapnya.
Kejadian bencana paling banyak terjadi selama Juni. Pada bulan itu terdapat 44 kejadian bencana.
Sedangkan pada Januari terdapat 14 kejadian, Februari sebanyak 29 kejadian, Maret sebanyak 24 kejadian, April sebanyak 22 kejadian, Mei sebanyak 15 kejadian, Juli sebanyak 6 kejadian, dan Agustus sebanyak 13 kejadian. "Bulan ini hingga 12 September terdapat 26 kejadian," ungkapnya.
Sementara jumlah pengungsi sebanyak 40 kepala keluarga atau sebanyak 114 jiwa. Namun, kata Rudi, pengungsian sifatnya hanya sementara. "Jadi pengungsi itu evakuasi saja," pungkas Rudi. (OL-15)
Dua peralatan EWS yang masih aktif berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Talaga dan Desa Jerukleueut, Kecamatan Sindangwangi.
Pascakejadian tanah bergerak, kontur tanah relatif masih cukup labil. Parahnya, intensitas curah hujan pun masih cukup tinggi, sehingga memicu kondisi tanah terus bergeser.
Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis,
Pihaknya kini berupaya untuk meningkatkan distribusi air bersih melalui PAM Jaya agar mengurangi penggunaan air tanah.
Ia pun meyakini seluruh aparat kelurahan di 10 wilayah rawan pergeseran tanah dan tanah longsor tersebut sudah mengantisipasi bencana tersebut.
Beberapa ciri tanah longsor, seperti ada lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar. Lalu, rembesan air pada lereng, hingga pohon dengan batang yang terlihat melengkung.
Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga menyebabkan kejadian longsor di Desa/Kecamatan Subang
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Tanah longsor terjadi di Dusun Pahing, Desa Pamulihan, Kecamatan Subang, Selasa (14/11) dinihari.
Tanah longsor di wilayah itu dipicu tingginya intensitas curah hujan sejak Selasa (14/11) petang. Hujan berlangsung lama.
Sebuah tebing setinggi 70 meter longsor dan menimbun dua rumah.
Kabupaten Tasikmalaya berada di peringkat kedua kerawanan bencana terbanyak di Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved