Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
SEBANYAK 353 warga di sejumlah dusun di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, terpaksa mengungsi akibat rumah mereka mengalami kerusakan. Kerusakan disebabkan menyusul terjadinya pergerakan tanah di wilayah tersebut.
Para pengungsi berada di tempat yang lebih aman, selain di rumah kerabat, juga di tenda pengungsian yang didirikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, pada Jumat (18/4).
Pergerakan tanah mulai terjadi pada Kamis (17/4) dini hari, dan terus berlanjut hingga siang.
"Pergerakan tanahnya meluas dan berdampak ke empat dukuh. Kami juga sudah meminta warga untuk mengungsi sejak pagi hari," ujar Kepala Desa Mendala, Basori, Jumat (18/4).
Basori menuturkan kerusakan rumah paling parah terjadi di Dukuh Krajan, ada 17 rumah yang rusak berat, dan 3 rumah lainnya rusak ringan. Di Dukuh Karanganyar, ada 3 rumah rusak berat. Sedangkan di Dukuh Babakan, 9 rumah rusak berat dan 53 rumah lainnya terancam serta Di Dukuh Cupang Bungur, ada 11 rumah yang juga terancam.
"Kami harap bantuan segera datang, terutama untuk kebutuhan logistik dan perlengkapan pengungsian. Warga sangat membutuhkan kasur, selimut, dan kebutuhan balita," ujar Basori.
Basori menyebut sebagian besar dari mereka mengungsi ke rumah warga yang lebih aman, dan sisanya tinggal di tenda darurat yang didirikan BPBD Kaabupaten Brebes di Dukuh Babakan.
Koordinator BPBD Wilayah Brebes Selatan, Budi Sujatmiko, menyampaikan jika pihaknya langsung turun ke lokasi untuk mengevakuasi warga dan melakukan penanganan darurat.
"Kami sudah siapkan dua tenda utama, dan tim terus memantau pergerakan tanah. Pengungsi saat ini berjumlah 353 jiwa," ujar Basori.
Basori menjelaskan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pihak PLN untuk memutus sementara aliran listrik di wilayah terdampak guna menghindari potensi bahaya lainnya.
"Kami juga sedang asesmen untuk kebutuhan logistik tambahan, sambil terus melakukan pemantauan lapangan karena potensi longsor susulan masih ada," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Brebes Paramitha Widya Kusuma yang mengunjungi para pengungsi menyatakan, pihaknya akan meminta bantuan Badan Geologi untuk turun ke lapangan melakukan penelitian atau pengecekan di wilayah terjadinya bencana pergerakan tanah.
"Kami akan meminta bantuan Badan Geologi untuk mengetahui apakah di wilayah terjadinya pergerakan tanah untuk selanjutnya masih bisa ditempati apa warga harus direlokasi," ujar Paramitha yang berbaur makan bareng para pengungsi. (JI/E-4)
Dua peralatan EWS yang masih aktif berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Talaga dan Desa Jerukleueut, Kecamatan Sindangwangi.
Pascakejadian tanah bergerak, kontur tanah relatif masih cukup labil. Parahnya, intensitas curah hujan pun masih cukup tinggi, sehingga memicu kondisi tanah terus bergeser.
Gerakan tanah akan terjadi pada suatu lereng, jika ada keadaan ketidakseimbangan yang menyebabkan terjadinya suatu proses mekanis,
Pihaknya kini berupaya untuk meningkatkan distribusi air bersih melalui PAM Jaya agar mengurangi penggunaan air tanah.
Ia pun meyakini seluruh aparat kelurahan di 10 wilayah rawan pergeseran tanah dan tanah longsor tersebut sudah mengantisipasi bencana tersebut.
Beberapa ciri tanah longsor, seperti ada lapisan tanah/batuan yang miring ke arah luar. Lalu, rembesan air pada lereng, hingga pohon dengan batang yang terlihat melengkung.
BENCANA tanah bergerak terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Kali ini, menimpa Desa Mendala, Kecamatan Sirampog. Akibat kejadian ini ratusan rumah rusak berat
BENCANA tanah bergerak di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, belum menunjukkan tanda-tanda behenti.
BENCANA tanah bergerak yang terjadi di empat pedukuhan di Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, mengundang simpati banyak pihak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved