Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kepala BKKBN: Cegah Stunting Mulai Pra Nikah hingga 1000 Hari Usai Kelahiran

Ardi T Hardi
12/9/2022 06:05
Kepala BKKBN: Cegah Stunting Mulai Pra Nikah hingga 1000 Hari Usai Kelahiran
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memberi keterangan pers dalam Program Edukasi 1000 Bidan dan Intervensi Stunting di DIY, Minggu (11/9/2022)(MI/Ardi T Hardi)

MENURUNKAN angka stunting tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi semua pihak termasuk swasta dan pemerintah daerah. Pasalnya, menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, penanggulangan stunting harus dilakukan sejak pranikah.

"Mengatasi stunting tidak hanya melalui ASI eksklusif, tetapi mulai dari pranikah, selama hamil, setelah melahirkan, sampai 1000 hari pertama," kata Hasto dalam kegiatan Program Edukasi 1000 Bidan dan Intervensi Stunting di Hotel Sahid Raya, DIY,  Minggu (11/9).

Menurut dia, selama seribu hari pertama setelah bayi lahir, kita masih punya peluang besar agar bayi tersebut tidak stunting. Namun, setelah 1000 hari lahir, peluang kita untuk mencegah stunting menjadi sangat kecil.

Ia mengatakan, pasangan yang akan menikah harus mempersiapkan diri agar anak mereka nantinya tidak stunting. Pasalnya, sekitar 80 persen pasangan menikah hamil pada tahun pertama.

Ia juga mengingatkan, sebelum hamil, perempuan sebaiknya tidak terlalu kurus atau tidak terlalu gemuk. Lingkar lengan atas perempuan hamil minimal 23,5 sentimeter.

Ia juga meminta, Posyandu menggalakkan pemantauan bayi dengan pengukuran berat badan, tidak hanya berat badan.

Dalam kesempatan itu, Hasto menyakini, DIY bisa sukses mencapai target angka stunting di bawah 14 persen pada 2024 karena di DIY saat ini sudah 17 persen. "Insya Allah DIY akan sukes menurunkan angka stunting," terang Hasto.

Presiden Direktur Dexa Medica, V. Hery Sutanto menegaskan, Dexa Medica berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mencapai target Presiden Joko Widodo, yaitu angka stunting bisa di bawah 14 persen.

"Kami mendukung pemerintah lewat riset-riset tentang obat-obat dari tanaman herbal yang ada di Indonesia," kata dia.

Indonesia mempunyai kekakayaan difersivitas tanaman obat herbal. Ia berkeinginan, Indonesia nantinya memiliki kebanggaan terhadap obat-obat herbal. Contohnya beberapa penelitian obat salah satunya dengan membuat HerbaAsimor. Obat modern asli Indonesia (OMAI) tersebut dibuat dari ramuan tanaman katuk, daun torbangun, dan ekstrak ikan gabus.

HerbaAsimor dapat membantu meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI agar bayi agar tidak stunting. Pihaknya telah mendonasika HerbaAsimor dan melakukan intervensi stunting di wilayah Sulawesi Selatan, DIY, dan Nusa Tenggara Timur bersama BKKBN.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembajun Setyaningastutie menambahkan, bidan berperan sangat penting dalam menurunkan angka stunting. Pencegahan stunting itu bisa dilakukan dengan edukasi perilaku hidup bersih dan sehat serta konsumsi gizi yang seimbang.

"Kehadiran bidan bisa menjadi agen perubahan yang berperan aktif dalam edukasi pencegahan gizi buruk dan stunting," tutup dia. (OL-13)

Baca Juga: Target Program Penurunan Stunting Harus Dikejar sebelum 2030

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya