Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Kain Sulam Jelujur Pesawaran Akan Ikuti New York Indonesia Fashion Week 

Rahmatul Fajri
11/9/2022 06:08
Kain Sulam Jelujur Pesawaran Akan Ikuti New York Indonesia Fashion Week 
Ketua Dekranasda Lampung menunjukkan Sulam Jelujur(MI/Cri Qanon Ria Dewi)

PARA pengerajin kain sulam jelujur yang berada di Desa Sungai Langka, Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung bangga hasil kerajinan yang selama ini mereka produksi akan tampil di New York Indonesia Fashion Week.

Salah satu perwakilan pengrajin, Yeni Kustiawati mengatakan, biasanya sulam jelujur hanya digunakan untuk pajangan. Namun, seiring perkembangan zaman dan adanya dukungan serta pembinaan dari Pemprov Lampung dan Pemkab Pesawaran, pajangan tersebut disulap menjadi memiliki barang yang memiliki harga jual.

"Kain sulam jelujur merupakan bagian dari sebuah peristiwa sejarah transmigrasi pertama di Indonesia pada tahun 1905 di Kabupaten Pesawaran. Di mana pada waktu itu meninggalkan rekam jejak dan warisan wastra Lampung yaitu kain tenun dengan teknik jelujur yang membentuk keragaman motif serta gambaran peristiwa yang terjadi pada sejarah transmigrasi saat itu," kata Yeni, melalui keterangannya, Sabtu (10/9).

Yeni mengatakan, setelah mengetahui adanya warisan wastra yang ada di Kabupaten Pesawaran, pemerintah setempat langsung memberikan pembinaan kepada para penerajin dan membantu dalam memasarkan sulam jelujur kepada masyarakat luas. Tak hanya itu, sulam jelujur juga dapat tampil di New York dan mampu menembus pasar dunia dan dikenal sampai luar negeri.

"Kami sangga bangga dan berterimakasih kepada ibu Nanda, Bapak Dendi dan mas Aris selaku desainer, yang sudah membawa hasil kerajinan kami ke New York Indonesia Fashion Week di Amerika," kata dia.

Baca juga : Kincir Angin dan Panel Surya Buka Asa Daerah Terpencil

"Disini kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada ibu Riana Sari Arinal dan Yayasan Pertiwi Indonesia, yang telah ikut membantu memberikan pembinaan dan ikut mengembangkan sulam jelujur, sampai karya kami dikenal masyarakat luas bahkan sampai luar negeri," katanya.

Yeni mengatakan saat ini produksi kerajinan sulam jelujur sudah bervariasi. Selain busana, ada juga kain sarung, peci, tas dan lain lain. Ia menjelaskan pasar sulam jelujur dimulai dari Pesawaran, lalu ke Jakarta, Bali, Lombok, Bandung sampai ke mancanegara seperti Uni Emirat Arab, Kroasia, Belanda dan saat ini di New York. 

Ia berharap para pengrajin terus mendapat dukungan dari pemerintah dan para investor agar dapat membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas. 

"Kami juga berharap dapat berkiprah secara langsung di mancanegara dengan tujuan untuk mendapatkan motivasi yang lebih dan mendapatkan ilmu agar kami lebih kreatif", tutupnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya