Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) di Bengkulu, sejak Januari hingga Agustus 2022 telah mencapai 828 kasus. Kondisi ini membuat Pemprov Bengkulu melakukan langkah antisipatif agar penyakit yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini terus melonjak.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Oktomi Harlena di Bengkulu, Jumat (2/9) mengatakan tingginya angka kasus DBD ini disebabkan kondisi cuaca ekstrem yang terjadi.
Kondisi cuaca, lanjut dia, yang sering kali terjadi hujan menyebabkan banyaknya genangan air yang menjadi tempat nyamuk berkembang biak. Untuk itu, Dinkes meminta masyarakat untuk rajin menguras bak mandi atau tempat penampungan air di dalam rumah.
Selanjutnya, menutup tempat penampungan air agar terhindar dari nyamuk yang akan berkembang biak serta mengubur sampah yang menjadi tempat atau sarang nyamuk. Kemudian, mendaur ulang barang bekas maka dapat meminimalkan kasus DBD.
"Kasus terbanyak berada di Kota Bengkulu, mencapai158 kasus, Kabupaten Bengkulu Utara,148 kasus dan, Bengkulu Selatan, 131 kasus,"
jelasnya.
Kasus DBD lainnya, kata dia, di Kabupaten Kaur, 49 kasus, Seluma, 94, Bengkulu Tengah, 48, dan Kepahiang, 52 kasus. Selanjutnya, disusul Kabupaten Rejang Lebong, 6, Lebong, 72 kasus dan Mukomuko 10 kasus. (OL-15)
MUSIM kemarau basah merupakan kondisi yang memungkinkan timbul dan merebaknya berbagai penyakit. Di antaranya seperti demam berdarah dengue (DBD), diare, dan leptospirosis.
"Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus menjadi vektor utama. Keberadaan dan penyebarannya yang meluas menjadikan arbovirus sebagai ancaman serius,”
Sejumlah faktor turut memperparah penyebaran penyakit DBD yakni tingginya mobilitas penduduk, perubahan iklim, dan urbanisasi.
DOKTER spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe menyebut terdapat penjelasan mengapa kasus demam berdarah dengue (DBD) di Indonesia sulit sekali dihentikan.
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga 2 Juni 2025 terdapat 277 kasus kematian akibat DBD dari 63.014 kasus incidence rate dari berbagai daerah.
Hari Kesadaran Kekerasan terhadap Lansia Sedunia diperingati WEAAD pertama kali diperingati pada 15 Juni 2006 dan diakui oleh PBB.
Mungkin Anda pernah melihat ada nyamuk yang hanya mengincar orang tertentu. Misalnya dalam satu ruangan, ada orang yang diserang habis-habisan oleh nyamuk, sedangkan yang lain tidak.
Masyarakat diminta melakukan tindakan 3M, dengan membersihkan wadah-wadah yang bisa menampung genangan air bersih sebagai tempat nyamuk bersarang.
Pada 2024 tercatat sebagai puncak kasus DBD di Indonesia, dengan lebih dari 1.400 kematian. Pemerintah, kata Dante, menargetkan zero dengue death pada 2030.
Peneliti Harvard menemukan dua obat yang bisa membunuh parasit malaria dalam tubuh nyamuk.
Apakah dunia akan menjadi tempat yang lebih baik jika semua nyamuk tiba-tiba lenyap?Seorang Medical Scientist dmemberikan penjelasan mengenai dampak hilangnya nyamuk dari muka bumi.
Walaupun kecil, nyamuk bisa menjadi vektor penyakit berbahaya seperti demam berdarah (DBD), malaria, chikungunya, dan zika.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved