Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PETANI garam konvensional di Kabupaten Lamongan, Jatim, mengalami gagal panen akibat cuaca buruk. Diperkirakan hingga akhir Agustus mendatang para petani garam belum akan panen.
Adapun bagi petani garam yang memanfaatkan rekayasa teknologi, seperti kelompok petani garam yang tergabung dalam Rumah Prisma tetap bisa produksi. Bahkan, petani garam Prisma bisa produksi hingga 12 ton sampai akhir Agustus mendatang.
"Sampai saat ini petambak konvensional masih belum bisa panen. Bahkan, mereka telah gagal panen akibat hujan lebat dua hari kemarin," kata Pendiri Rumah Prisma, Arifin Jamian, Senin (15/8) siang.
Menurut Arifin, pada awal Agustus lalu petani garam tradisional telah melakukan persiapan mengolah lahan dan pekan kemarin hampir panen. Tetapi, cuaca buruk melanda kawasan pesisir Lamongan hingga menyebabkan banjir.
Kondisi tersebut mengakibatkan air yang sudah tua dan siap diproduksi menjadi butiran kristal garam menjadi rusak. "Mereka gagal panen akibat lahannya kebanjiran," tambahnya.
Hal ini berbeda dengan lahan garam yang dikelolanya. Dengan memanfaatkan teknologi rekayasa cuaca tersebut lahan garam yang dikelolanya bisa tetap panen sepanjang masa dan tidak terkendala dengan cuaca. " Tidak ada masalah dengan cuaca buruk. Kami tetap bisa panen," jelasnya.
Ia menjelaskan, sejak awal hingga pertengahan Agustus ini lahannya yang kurang dari 1 hektare telah berhasil panen sebanyak 5,6 ton garam kristal. Diperkirakan sampai akhir Agustus mendatang bakal didapatkan hasil panen sebanyak 12 ton garam kristal.
Arifin menambahkan, karena sedang musim paceklik garam, harga barang juga terus mengalami kenaikan. Jika pada bulan sebelumnya harga garam kristal berkisar Rp800 per kg. Kini harganya menjadi Rp1.650 per kg sampai diatas truk. "Karena beberapa hari ini hujan, harga garam akan naik lagi hingga seharga Rp2.000per kg," paparnya. (OL-15)
Negara harus mengeluarkan standar mutu yang jelas untuk komoditas garam petani.
PRODUK garam saat ini dihargai tinggi. Namun petani garam di Indramayu tidak bisa menikmati karena tidak lagi memiliki stok.
Pemprov Sulsel ingin mendorong optimalisasi produk garam lokal, khususnya Kabupaten Jeneponto, karena tercatat sebagai sentra petani garam tradisional atau garam rakyat di Indonesia.
PRODUKSI garam secara tradisional itu dikerjakan perempuan tua yang berusia rata-rata lebih dari 50 tahun. Umumnya mereka janda yang ditinggal mati suaminya.
Pemerintah sedang menyiapkan solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani garam di lapangan.
Bahkan, petani garam di Cirebon, Jawa Barat, sempat melaporkan bahwa harga garam sempat berada dibawah Rp400 per kg.
Studi terbaru menunjukkan penggunaan garam yang lebih sedikit dalam makanan Anda tidak hanya membosankan, juga memiliki manfaat besar seperti risiko kematian yang lebih rendah.
Kendalikan tekanan darah, jangan sampai hipertensi! Salah satu caranya ialah dengan membatasi asupan garam.
Disarankan mengganti lemak jenuh dengan lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda dapat bermanfaat untuk menurunkan resiko penyakit jantung koroner.
PAKAIAN yang luntur jarang dipakai, sebab pakaian tersebut sudah tampak kusam dan tidak menarik lagi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pakaian menjadi luntur,
“Kita juga perlu mengenal gula tersembunyi. Di kemasan biasanya diakhiri dengan “ol” seperti manitol, sorbitol, xylitol, hingga istilah lain."
Pentingnya bagi orang tua mengetahui perbedaan berbagai jenis gula seperti gula alami, gula tambahan dan gula bebas. Hal itu akan memengaruhi kualitas gula dalam tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved