Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEPALA Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bangka Belitung (Babel), Fazar Supriadi Sentosa menyebutkan angka prevalensi stunting pada 2021 mencapai 18,6 persen. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan 2010 yanag sebesar 29 persen.
"Penurunan stunting terus kita upayakan dan ditargetkan pada tahun 2024 angka prevalensi stunting di Babel menjadi 10,38 persen," ungkap Fazar, Selasa (26/7).
Ia merinci, prevalensi stunting di kabupaten/kota di Babel, tertinggi di Kabupaten Bangka Barat (Babar) 23,5 persen, disusul Belitung Timur 22,6 persen, Bangka Tengah 20 persen, Bangka Selatan 19,4 persen, Bangka 17,5 persen, Pangkalpinang 16,7 persen dan Belitung 13,8 persen.
"Tidak mudah menurunkan angka stunting. Ini menjadi pekerjaan bersama termasuk masyarakat itu sendiri karena berkaitan dengan pola pikir, pola asuh dan kebiasaan masyarakat, serta ekonomi," kata Fazar.
Stunting, tambah Fazar, disebabkan dari banyak faktor, mulai dari ekonomi yang membuat masyarakat tidak bisa memenuhi kebutuhan dan gizi anak. Disamping itu pernikahan usia dini juga dapat melahirkan generasi stunting, pola pikir serta pola asuh.
"Stunting tertinggi itu di Bangka Barat, 71 persen dikarenakan pernikahan usia muda. Karenanya BKKBN melakukan intervensi mulai dari edukasi bimbingan untuk remaja, calon pengantin (catin), ibu hamil, dan menyusui," bebernya.
Fazar menegaskan, masyarakat perlu mengetahui sebelum menikah, pasangan catin terlebih dahulu harus diperiksa kondisi kesehatannya, baik pria dan maupun wanita dan harus dipenuhi kebutuhan gizinya. "Dari sebelum proses pembuahan, harus dipersiapkan kondisi kesehatan dan gizinya, agar ketika pembuahan (proses kehamilan) sudah berkualitas, dipenuhi gizi selama kehamilan, diperiksa kesehatannya minimal enam kali selama kehamilan," tandasnya.
Setelah melahirkan, gizi bayi juga harus diperhatikan dan dipenuhi selama seribu hari pertama kelahiran atau hingga bayi berusia dua tahun.
"Selama dua tahun ini akan mempengaruhi pertumbuhan otak bayi, tapi setelah dua tahun pertumbuhan otak ridak bisa lagi dibentuk, jadi kalau diketahui stunting baru diintervensi diatas dua tahun itu kurang tepat makanya diintervensi sebelum dua tahun," ucap dia. (OL-15)
Gerakan membagi bibit seperti nangka, sirsak, sukun, jambu, duren, matoa, pepaya, sawo dan juga kelor adalah solusi praktis perbaikan gizi bagi rakyat desa
PEMERINTAH Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, melibatkan 31 lembaga keagamaan untuk program penurunan tengkes dan pengentasan warga dari kemiskinan.
Menurut Ketua Baznas (Bazis) DKI Jakarta, KH. Ahmad Luthfi Fathullah, program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi para penerus bangsa, utamanya anak-anak yang tinggal di kampung-kampung.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, tercatat ada sebanyak 28,8 persen warganya menderita kurang gizi.
PANDEMI covid-19 meningkatkan kasus stunting di Indonesia dan mengancam terkoreksinya target penurunan stunting 14% dari total angka kelahiran anak pada 2024.
Kabupaten Bekasi telah ditetapkan sebagai lokus pencegahan dan penurunan stunting terintregrasi tahun 2020 bersama 260 kabupaten dan kota lainnya.
Pemerintah berharap program Makan Bergizi Gratis dapat mendukung upaya penurunan tengkes.
Penyakit anemia lebih rentan terjadi pada kaum perempuan, terutama anak-anak, remaja putri, dan perempuan hamil
Agar anak tidak stunting, upaya pencegahan perlu dilakukan sejak jauh hari, bahkan sebelum masa kehamilan.
Mencuci tangan pakai sabun berperan penting untuk menghindarkan si kecil dari stunting. Bagaimana kaitan stunting dengan cuci tangan? Mari simak penjelasannya.
Edukasi yang dibarengi contoh nyata diperlukan untuk menambah pengetahuan ibu hamil dalam mempersiapkan bayinya agar tidak stunting.
Daun kelor kering sebanyak 100 gram diketahui mengandung senyawa protein 2 kali lebih tinggi daripada yoghurt, vitamin A yang 7 kali lebih tinggi daripada wortel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved