Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemkab Cianjur Samakan Persepsi Pantau Status Gizi Balita

Benny Bastiandy
26/7/2022 17:02
Pemkab Cianjur Samakan Persepsi Pantau Status Gizi Balita
Ilustrasi(DOK MI)

PEMERINTAH Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, terus memantau status gizi balita melalui bulan penimbangan bayi. Langkah tersebut merupakan satu di antara parameter bagi pemerintah daerah menuntaskan penanganan stunting.

Asisten Daerah I Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Cianjur, Arief Purnawan menyebutkan perlu kesamaan persepsi menyangkut status gizi kalangan balita. Bagi pemerintah, pemantauan terhadap status gizi perlu dilakukan terutama bagi balita usia 0-59 bulan.

"Dari status gizi itu nanti akan terukur dari semua balita yang ada di seluruh Kabupaten Cianjur. Sudah barang tentu ini berkorelasi dengan penanganan stunting yang sedang kita fokuskan saat ini," terang Arief seusai rapat koordinasi lintas sektor dalam rangka pengukuran status gizi yang diikuti seluruh camat dan kepala puskesmas se-Kabupaten Cianjur, Selasa (26/7).

Arief menuturkan hasil survei melalui Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi kasus stunting di Kabupaten Cianjur kisaran 33,7%. Sedangkan mengacu standard yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO), toleransi angka prevalensi kasus stunting mestinya berada di kisaran 20%.

"Berbicara angka kasus, tentu kita sedih karena stunting di Kabupaten Cianjur masih cukup tinggi, di kisaran 33,7%. Kita masih di atas standard toleransi yang ditetapkan WHO," tegasnya.

Berbagai upaya intervensi penanganan kasus stunting terus dilakukan Pemkab Cianjur dengan pelibatan berbagai perangkat daerah secara terpadu. Saat ini tengah dilakukan pendataan ulang terhadap angka prevalensi kasus stunting. "Sehingga nanti datanya bisa beririsan dengan hasil survei SSGI," ujarnya.

Pemkab Cianjur menargetkan penuntasan kasus zero stunting bisa dilakukan secara cepat. Terlebih proses penuntasan penanganannya terus digencarkan berbagai elemen.

"Berbicara kasus, tentu berkaitan dengan proses. Kalau soal target, bagi kami lebih cepat penanganan penuntasannya akan lebih bagus," jelas Arief.

Karena itu, sebut Arief, pengawalan aksi pencegahan terjadinya potensi kasus stunting perlu dilakukan sejak dini dan berkelanjutan. Terutama bagi kalangan remaja putri, mulai dari sebelum menikah, setelah menikah, proses kehamilan, hingga melahirkan, perkembangannya perlu terus dipantau.

"Makanya ada upaya intervensi spesifik dan intervensi sensitif atau yang menunjangnya. Karena itu, penanganan stunting menjadi salah satu fokus yang kami lakukan," pungkasnya. (OL-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya