Headline
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
24.934 anak usia di bawah lima tahun (balita) di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengalami stunting. Diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah karena petugas masih melakukan pendataan berbasis aplikasi yang disiapkan Kementerian Kesehatan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani mengatakan berdasarkan data sementara jumlah anak yang mengalami stunting mencapai 24.934 orang dari total sasaran mencapai 215.615 orang. Namun, yang sudah melakukan pendataan penimbangan dan lainnya berjumlah 143.773 atau sekitar 66,7 persen dari total sasaran.
"Puluhan ribu anak yang mengalami stunting tersebar di 42 kecamatan di Kabupaten Garut. Secara persentase, paling tinggi di Kecamatan Sukaresmi dan secara jumlah terbanyak di Kecamatan Limbangan. Di Sukaresmi, anak yang mengalami stunting mencapai 301 orang atau 34,6 persen sedangkan di Limbangan, berjumlah 928 atau 30,1 persen," katanya, Jumat (17/6).
Ia mengatakan, tingginya angka stunting yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut berdasarkan dugaan awal kemungkinan karena pola asuh anak dari para orang tuanya ditambah dengan kondisi sosial ekonomi keluarga. Karena, balita stunting usia 0-23 bulan berjumlah 6.885 anak, usia 24 bulan-59 bulan berjumlah 18.049 anak dan total keseluruhan 24.934 anak yang masuk kategori stunting.
"Data stunting ini belum final karena petugas masih melakukan pendataan. Setelah selesai, kita akan melakukan analisa data hingga berupaya mengunjungi rumah mereka masing-masing. Karena, rumah yang dikunjunginya itu terkait dengan penyebabnya apakah pola asuh, sosial ekonomi atau dari mereka memiliki penyakit yang menyertai sehingga menyebabkan gagal tumbuh atau stunting," ujarnya.
Menurutnya, pendataan stunting yang selama ini dilakukannya belum seluruh balita diperiksa sehingga datanya belum final tetapi petugas sudah mulai melakukan gerakan penanganan stunting. Karena, pendataan dan pemeriksaan yang dilakukannya itu menyasar setiap rumah tersebar di 421 Desa dan 21 Kelurahan berada di 42 Kecamatan dengan target 215.615 orang anak.
"Kita sudah mulai melakukan upaya di desa dan memang Kepala Desa yang punya aware yang tinggi dan mereka juga sudah diketahui mulai adanya pemberian makanan tambahan. Namun, kami juga memberikan edukasi pada keluarganya karena memang seluruh data stunting ini by name by address," paparnya. (OL-15)
Data juga menunjukkan 1,4 juta perempuan hamil dan menyusui mengalami malnutrisi.
Setiap 25 Januari, Hari Gizi Nasional diperingati untuk memberikan kesadaran pentingnya gizi seimbang bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pada 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi, momen penting di dunia kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang.
Program MBG dinilai bisa meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang berasal dari keluarga kurang mampu dan mengatasi masalah gizi buruk dan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang.
Kualitas data akan sangat penting untuk hasil SSGI ini. Karena jika data yang dimiliki dengan kualitas yang tidak baik, tidak akan ada gunanya untuk dianalisis.
Dinas Sosial DKI Jakarta menyelamatkan bayi bernama Sayyidatina Khanafi Nuraini, berusia enam bulan, yang ditelantarkan oleh orangtuanya.
Kegiatan dikemas dalam format talkshow, workshop, dan nonton bareng, dengan melibatkan para ibu rumah tangga sebagai peserta aktif.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Ajang Peduli Gizi 2025 kembali digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap individu, institusi, dan pelaku industri yang dinilai telah memberikan kontribusi nyata.
Konsekuensi dari konsumsi susu berlebihan adalah anak akan merasa kenyang dan kehilangan selera untuk mengonsumsi makanan lain. Akibatnya, asupan gizi menjadi tidak seimbang.
Pemenuhan gizi yang cukup dan seimbang tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga sangat menentukan perkembangan kognitif, motorik, hingga sosial emosionalnya.
ICW menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) hanya menjadi program untuk menghamburkan uang negara. MBG tidak memenuhi standar gizi dan justru berpotensi menjadi pemborosan anggaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved