Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
PENYEBARAN Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Bandung Barat (Babar), Jawa Barat, menunjukan peningkatan dalam beberapa pekan terakhir.
Hingga kini tercatat total sudah ada 3.827 hewan ternak yang tertular PMK di wilayah Babar. Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan) Bandung Barat, Undang Husni Tamrin menjelaskan, masyarakat tidak perlu resah dengan banyaknya hewan yang tertular PMK. Karena pihaknya terus bergerak memitigasi risiko kesehatan hewan dan lingkungan serta pengaruh akibat wabah tersebut.
"Upaya ini sebagai persiapan menjelang pelaksanaan Idul Adha untuk memastikan kondisi hewan kurban sehat dan aman dikonsumsi," kata Husni Tamrin, Kamis (16/6).
Bedasarkan hasil pemeriksaaan laboratorium di Balai Veteriner Subang, Kementerian Pertanian. Dari total 3.827 ekor yang tertular terdiri dari 610 ekor sapi potong, 3.198 ekor sapi perah, dan 21 ekor domba, yang tersebar di 14 kecamatan. Jumlah tersebut akumulasi sejak kasus pertama PMK ditemukan di Bandung Barat pada 23 Mei lalu.
Dijelaskannya, meskipun penyakit ini menular pada ternak namun tidak kepada manusia. Tingkat kematian penyakit ini juga sangat rendah hanya 2-3 persen, sedangkan tingkat kesembuhan cukup tinggi yakni hingga 95 persen jika ditangani dengan cepat dan tepat.
"Kita terus bergerak untuk memitigasi risiko kesehatan hewan dan lingkungan serta pengaruh akibat wabah PMK," jelasnya.
Langkah strategis juga sudah dilakukan, seperti koordinasi dengan TNI/Polri, Balai Inseminasi Buatan, Balai Veteriner Subang, dan Asosiasi Bandar dan Pedagang Daging, untuk pengawasan lalu lintas hewan. Serta melakukan biosecurity, dekontaminasi, penelusuran, dan pengobatan supportif
pada ternak.
"Ke depan kami akan melakukan vaksinasi dan upaya pemulihan produktivitas ternak, saat vaksin PMK sudah tersedia," terangnya.
Selain langkah dari pemerintah, Undang juga meminta kepada para peternak melakukan antisipasi dan deteksi dini hewan peliharaan mereka. Ciri-ciri hewan yang tertular PMK bisa dikenali seperti hewan menjadi lemas, lesu, air liur berlebih, susah makan, mulut melepuh, bahkan kaki
pincang. Terutama pada jenis hewan berkuku belah atau genap yakni sapi, kerbau, domba, kambing dan unta.
"Penyakitnya tidak menular pada manusia, tapi jika dibiarkan, gejala beratnya bisa berdampak kuku hewan melepuh sampai terlepas, tidak bisa jalan, tubuh kurus, bahkan bisa menyebabkan kematian," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Nelayan Setop Melaut, Harga Ikan Segar di Kupang Naik 200%
PRESIDEN Prabowo Subianto meresmikan enam komando daerah militer (kodam) baru, Minggu (10/8).
Surat edaran larangan meminta bantuan di jalan raya tersebut mulai berlaku sejak awal Agustus.
Korban perempuan atas nama Bebby Febiola, 11, warga Kampung Cicokok, Desa Citatah, meninggal dunia saat bermain di tepian danau, pada Minggu (3/8) siang.
PETANI ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Cirata lega sebab ikan air tawar di perairan Waduk Cirata tak mengandung merkuri
Mereka berangkat bukan lewat jalur resmi, melainkan melalui bujukan teman atau iklan di medsos
Dalam 3 bulan terakhir sudah ada 16 sapi mati karena terjangkit penyakit aneh. Gejala yang dialami sapi berbeda dengan penyakit mulut kuku (PMK) yang sebelumnya pernah mewabah.
Penguatan sektor persusuan mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui
(Kementan) menyampaikan alasan harga pupuk dunia melonjak. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan hal itu terjadi akibat beberapa faktor
Salah satu upaya tertuang dalam acara Pelepasan Ekspor dan Business Matching pada kegiatan PADI 2025 di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah.
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved