Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
PARA petani khawatir atas tingginya biaya produksi akibat harga pupuk yang semakin tidak terkendali. Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan alasan harga pupuk dunia melonjak. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan hal itu terjadi akibat beberapa faktor yang terjadi di sejumlah negara produsen pupuk hingga membuat harga pupuk tidak stabil. Mulai dari konflik antarnegara, harga gas alam yang naik-turun, hingga negara-negara penghasil pupuk yang membatasi ekspor mereka.
Meski demikian, Sudaryono menegaskan bahwa kebijakan baru pemerintah memberikan kepastian bagi petani bahwa pupuk subsidi akan tersedia dalam jumlah yang memadai tanpa dibatasi oleh anggaran.
“Presiden Prabowo telah memutuskan bahwa untuk pengadaan pupuk dalam rangka kepentingan petani seluruh Indonesia, pupuk subsidi itu tidak berdasarkan anggaran, tapi berdasarkan volume," ujar Wamentan Sudaryono dalam keterangan yang dikutip, Senin (28/7).
"Jadi, harga bahan baku di dunia naik atau turun itu tidak menjadi masalah, karena anggarannya akan menyesuaikan dengan volume yang diberikan kepada petani. Dengan demikian, jaminan mendapatkan pupuk subsidi dalam kuantitas atau volume yang cukup sudah menjadi komitmen pemerintah,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis volume ini akan membuat distribusi pupuk lebih adil dan stabil bagi petani. Menurutnya, yang dijamin oleh negara itu adalah volumenya, bukan harganya.
"Jadi, naik turunnya harga di pasar global tidak akan memengaruhi jumlah pupuk subsidi yang diterima petani,” lanjutnya.
Sudaryono juga memastikan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Ia memastikan bahwa Kementerian Pertanian bersama PT Pupuk Indonesia telah menyiapkan langkah-langkah konkret dan strategis untuk menghadapi situasi ini.
"Untuk itu, petani tidak perlu panik. Pemerintah sudah memantau kondisi ini sejak awal tahun, dan kita bergerak cepat untuk mengamankan stok pupuk dalam negeri. Kami perkuat produksi dalam negeri, perbaiki distribusi, dan pastikan pupuk bersubsidi bisa sampai ke tangan petani yang benar-benar membutuhkan," ungkapnya.
Sebagai Komisaris Utama PT Pupuk Indonesia, ia juga mendorong percepatan transformasi tata kelola distribusi pupuk, termasuk dengan pendekatan digitalisasi agar sistem lebih transparan dan efisien.
"Kami sedang membenahi sistem agar pupuk bisa sampai ke petani dengan lebih cepat dan tepat. Kita tidak bisa lagi mengandalkan cara lama. Dengan teknologi, kita bisa tahu daerah mana yang butuh pupuk, seberapa banyak, dan kapan harus dikirim," ungkapnya.
Wamentan juga menambahkan bahwa pemerintah saat ini sudah mendorong diversifikasi sumber bahan baku pupuk, tidak hanya bergantung pada satu atau dua negara saja.
"Kita juga cari alternatif lain. Kita tidak boleh terus bergantung pada negara-negara yang sedang menghadapi masalah politik atau ekonomi," katanya. (H-4)
Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa ada beberapa pihak yang ingin Indonesia mengimpor beras di saat produksi beras yang saat ini sudah cukup tinggi.
WAKIL Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa penghapusan kuota komoditas impor bertujuan memutus rantai harga yang membuat konsumen kerap kali mendapatkan harga tinggi.
. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa nantinya Danantara akan berfungsi untuk mengkonsolidasi kekayaan negara Indonesia.
WAKIL Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memastikan ketersediaan daging sapi dan kerbau menjelang bulan Suci Ramadan yang akan datang dalam kondisi aman dan terkendali
Wamentan Sudaryono mengingatkan peternak sapi di Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Kios di wilayah Kabupaten Tasikmalaya menjual pupuk urea 50 kg Rp150 ribu dan pupuk NPK phonska Rp150 ribu hingga Rp175 ribu
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved