Headline
Sebaiknya negara mengurus harga barang dulu.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya untuk memperkuat swasembada pangan asal ternak, khususnya produk berbasis protein hewani seperti susu sapi dan kambing. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah memastikan ketersediaan bibit ternak unggul yang dapat diakses secara luas oleh peternak rakyat.
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, menyebut keberadaan bibit ternak unggul berperan penting bagi keberlanjutan ketahanan pangan nasional sekaligus peningkatan kesejahteraan peternak.
“Ketersediaan bibit ternak unggul adalah kunci keberhasilan kita menuju swasembada pangan asal ternak. Ini bukan hanya soal produksi, tetapi juga keberlanjutan ekonomi dan gizi bangsa,” kata Sudaryono saat menghadiri kegiatan pelepasan bibit ternak di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (3/8).
BBPTU-HPT Baturraden merupakan unit pembibitan nasional milik Kementan yang berdiri di atas lahan seluas 241,06 hektare. Balai ini memiliki peran strategis dalam penyediaan bibit sapi dan kambing perah unggul, hijauan pakan ternak berkualitas, serta pelatihan sumber daya manusia di sektor peternakan.
Rata-rata setiap tahun, BBPTU-HPT Baturraden memproduksi 450 ekor sapi perah dan 150 ekor kambing perah, dengan produksi susu mencapai 7.000 liter per hari. Saat ini, balai tersebut juga tengah disiapkan menjadi Center of Excellence persusuan nasional yang diharapkan menjadi rujukan pengembangan industri susu dalam negeri.
Kementan juga melepas 70 ekor sapi perah unggul hasil pembibitan BBPTU-HPT Baturraden, yang terdiri atas 50 ekor ke Bandung (Jawa Barat) dan 20 ekor ke Malang (Jawa Timur). Bibit tersebut akan memperkuat kelompok peternak binaan yang menjadi bagian dari program pengembangan sentra produksi susu lokal.
“Bibit yang dilepas ini sudah melalui seleksi ketat dari aspek genetik, reproduksi, dan kesehatan. Harapannya, sapi-sapi ini mampu meningkatkan produktivitas susu di tingkat peternak sekaligus menjamin keberlanjutan usaha ternak perah,” jelas Sudaryono.
Menurutnya, distribusi bibit bukan sekadar program penyaluran ternak, tetapi merupakan langkah konkret menghadirkan potensi ekonomi baru dan pemenuhan gizi yang lebih baik bagi masyarakat.
Sudaryono menegaskan, penguatan sektor persusuan mendukung program prioritas nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui. Untuk mendukung keberhasilan program tersebut, peternak penerima bibit akan mendapatkan pendampingan agar mampu memproduksi susu secara berkelanjutan dan memasarkannya ke koperasi, industri, maupun langsung ke pasar lokal.
“Target kita jelas, anak-anak Indonesia mendapatkan asupan susu segar dari peternak lokal, sementara peternaknya menikmati hasil ekonomi yang lebih baik,” ujarnya.
Selain menghasilkan bibit unggul, BBPTU-HPT Baturraden juga berperan sebagai penyedia hijauan pakan, pusat inovasi pemuliaan ternak, serta pelatihan teknis bagi pelaku usaha peternakan. Sudaryono menegaskan pentingnya sinergi semua pihak agar tujuan swasembada susu dapat tercapai.
“Kita ingin bibit unggul ini menjadi awal kebangkitan industri susu nasional. Ini hanya bisa terwujud bila semua pihak bersinergi, mulai dari pemerintah pusat, daerah, balai pembibitan, koperasi, hingga peternak itu sendiri,” tuturnya.
Sementara Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPPTU-HPT) Baturraden, Dani Kusworo, menyampaikan bahwa saat ini pihaknya memproduksi sekitar 7.000 liter susu setiap hari. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.500 liter disalurkan ke masyarakat melalui koperasi dan industri pengolahan susu, termasuk perusahaan besar seperti Ultra dan Cimory.
“Alhamdulillah, kami juga telah bekerja sama dengan tiga Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk mendukung program makan bergizi gratis yang diinisiasi Presiden Prabowo,” ujar Dani.
Sebagai bagian dari program tersebut, balai mengirimkan 3.500 botol susu dua kali dalam seminggu, yakni setiap Minggu dan Kamis. Dani menambahkan, kapasitas produksi sebenarnya jauh lebih besar.
“Dengan kapasitas 5.000 liter susu, setiap liter bisa diolah menjadi delapan botol. Artinya, kami berpotensi memproduksi hingga 40.000 botol susu per hari, yang mampu memenuhi kebutuhan 12 hingga 15 SPPG,” jelasnya.
Untuk mencapai target tersebut, BPPTU-HPT Baturraden fokus meningkatkan hasil susu per ekor sapi. Saat ini, rata-rata produksi berada pada kisaran 12–15 liter per ekor per hari, meningkat dari awal tahun yang hanya 9–10 liter.
“Kami memanfaatkan teknologi pakan hijauan seperti silase dan mineral blok yang diproduksi sendiri. Hasilnya cukup signifikan, dan kami menargetkan rata-rata produksi per ekor bisa mencapai 20 liter per hari,” kata Dani.
Dengan peningkatan produktivitas tersebut, balai yang saat ini memiliki 450 ekor sapi perah diproyeksikan mampu memproduksi 10.000 hingga 12.000 liter susu per hari pada tahun 2026.
“Dengan produksi sebesar itu, Insyaallah kami mampu memenuhi kebutuhan 20 SPPG di Banyumas,” tukasnya.(M-2)
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM Riza Damanik, menegaskan upaya ini menjadi langkah konkret perluasan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam solusi dapur komersial, Gastro menawarkan keahlian dan teknologi untuk memastikan setiap SPPG dapat beroperasi secara optimal dan efisien.
Fasilitas ini sudah sangat baik. Kami berterima kasih kepada Polda Jambi, Korem, dan Pemprov atas sinerginya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved