Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
DINAS Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatra Utara memastikan penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di provinsinya dapat dikendalikan dengan baik meski jumlah hewan ternak yang terinfeksi sudah mencapai lebih dari 6.000 ekor.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap mengungkapkan perkembangan terkini penularan PMK hewan ternak di provinsinya.
"Total jumlah hewan yang terinfeksi di seluruh kabupaten dan kota di Sumut sebanyak 6.048 ekor," katanya, Rabu (8/6).
Pada akhir Maret 2022, jumlah hewan ternak di Sumut yang terinfeksi PMK tercatat masih sekitar 2.400 ekor. Namun Azhar memastikan penularan PMK di Sumut masih terkendali. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah variabel, utamanya tingkat kesembuhan. Dia mengklaim sebagian besar ternak yang terinfeksi sudah sembuh, dengan jumlah mencapai 4.227 ekor.
Kemudian sebanyak 1.776 ekor lainnya sedang dalam proses penyembuhan. Dalam proses penyembuhan itu pun sebenarnya hewan ternak sudah memiliki kondisi baik.
"Namun masih harus dirawat atau masuk masa inkubasi selama 14 hari," imbuhnya.
Baca juga: Penyakit PMK Merebak, Jangan Tergiur Hewan Kurban Murah
Sejauh ini, lanjut dia, hewan ternak yang mati akibat terinfeksi PMK masih berjumlah 10 ekor. Lalu sebanyak 35 ekor lainnya mengalami pemotongan paksa karena pertimbangan tertentu.
Dia juga memastikan sejumlah kebijakan khusus untuk menekan penularan PMK di Sumut hingga kini masih diterapkan. Salah satunya adalah penugasan tim penanganan PMK di setiap kabupaten/kota yang melibatkan seluruh unsur Forkopimda.
Kemudian, pemberlakuan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) sebelum hewan ternak keluar atau dijual/beli. Begitu juga dengan pengetatan lalu lintas ternak dari dan ke Sumut pada tujuh titik yakni di Marasipongi (Madina), Sosa (Padanglawas), Torgamba (Labuhanbatu Selatan), Pakpak Bharat, Karo, Besitang (Langkat) dan Manduamas (Tapanuli Tengah).(OL-5)
Kunjungan PDHI sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap upaya deteksi dini penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah diwaspadai menjelang Iduladha.
Menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 H/2025 M, Kementerian Pertanian (Kementan) memperketat pengawasan kesehatan hewan kurban.
Pemerintah daerah diminta aktif melaporkan hasil pemeriksaan hewan, baik sebelum (antemortem) maupun sesudah pemotongan (postmortem), melalui aplikasi iSIKHNAS.
JELANG Hari Raya Idul Adha, Pemkab Tuban, Jatim, meningkatkan pengawasan mobilitas ternak antarprovinsi.
Pemkab Bandung Barat membentuk Satgas Penanganan PMK yang terdiri dari unsur pemerintah, TNI, Polri, asosiasi peternakan, dan sektor swasta.
Menjelang perayaan Idul Fitri 2025, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan upaya pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap berjalan optimal di seluruh Indonesia
Kabupaten Blora dipilih sebagai lokasi pengembangan Balai Ternak karena memiliki potensi besar dalam bidang peternakan domba.
Pemilihan Trenggalek sebagai lokasi program didasarkan pada potensi lokal yang tinggi dalam pengembangan peternakan domba.
Program Balai Ternak merupakan bagian dari upaya Baznas dalam memberdayakan ekonomi mustahik melalui pengelolaan ternak secara komunal.
JELANG perayaan Idulfitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia.
Kementan distribusikan obat dan vitamin untuk ternak yang selamat dari banjir Bekasi.
Tantangan terbesar yang dihadapi peternak binaan Baznas meliputi kondisi geografis, aksesibilitas lokasi, cuaca, hingga fluktuasi harga pakan dan ternak.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved