Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Surya dan Citra Lahir dari Induk Harimau Sumatra Korban Konflik

Yoseph Pencawan
07/6/2022 17:49
Surya dan Citra Lahir dari Induk Harimau Sumatra Korban Konflik
Ilustrasi pelepasliaran harimau(Ist)

BALAI Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara melepasliarkan dua Harimau Sumatra bernama Surya Manggala dan Citra Kartini di zona inti Taman Nasional Kerinci Seblat di Provinsi Jambi, Selasa (7/6). Sebelum dilepasliarkan, keduanya sudah menjalani beberapa langkah persiapan yang salah satunya adalah pemeriksaan kondisi kesehatan.

Dari hasil pemerikaan diketahui sebelum dilepasliarkan, Surya memiliki berat badan 122 kg, tinggi 75 cm dan panjang 251 cm. Sedangkan Citra memiliki berat 88 kg, tinggi 72 cm dan panjang 240 cm.

"Secara umum, kedua harimau itu dinilai dalam kondisi sehat," kata Plt Kepala BBKSDA Sumut Irzal Azhar, Selasa (7/6).

Surya dan Citra lahir di Barumun Nagary Wildlife Sanctuary (BNWS) pada 8 Desember 2018 dari induk yang sama, yakni Gadis dan Monang. Gadis adalah seekor harimau betina berusia 10 tahun, sedangkan Monang merupakan harimau jantan berusia sembilan tahun.

Gadis menjadi korban konflik di Kabupaten Mandailing Natal dan dibawa ke BNWS pada 2016. Akibat terkena jerat, Gadis terpaksa mengalami amputasi kaki kanan sebelah depan. Sedangkan Monang dievakuasi dari Desa Dolok Parmonangan, Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun pada 2017. Harimau Sumatra ini dievakuasi dan dirawat ke BNWS setelah terkena jerat di perkebunan warga.

Irzal menuturkan, selama sekitar 3,5 tahun berada di BNWS, Surya dan Citra dirawat secara alami bersama induknya. Mereka diberi pakan secara rutin berupa babi hutan, kelinci, ayam liar dan lainnya. Perilaku alami mereka juga diamati secara teratur melalui CCTV.

Baca juga: Evakuasi Harimau Sumatra Terjerat di Dusun Pardomuan Berjalan Kondusif

Surya dan Citra dikondisikan tumbuh dan besar secara alamiah walaupun berada di dalam kandang.

"Dengan campur tangan manusia yang sangat minim," imbuh Irzal.

Pihaknya pun telah mempersiapkan berbagai hal sebelum melepasliarkan Surya dan Citra. Sejak Februari 2022, mereka sudah melakukan pengamatan perilaku harian, analisis perilaku, pemeriksaaan kesehatan dan persiapan lokasi pelepasliaran.

Tahapan-tahapan persiapan tersebut melibatkan tiga pihak, yakni Yayasan Parsamuhan Bodichita Mandala Medan (YPBMM) dan Forum Harimau Kita. Dengan dilepasliarkannya Surya dan Citra, kini BNWS tinggal memiliki enam Harimau Sumatra yang masih dalam perawatan atau persiapan pelepasliaran.

BNWS ditetapkan menjadi suaka satwa Harimau Sumatra melalui Surat Keputusan Dirjen KSDAE KLHK bernomor SK.373/KSDAE/SET/KSA.29/2016 tanggal 30 September 2016. Surat keputusan itu mengatur tentang Penetapan Suaka satwa Harimau Sumatra pada Desa Batu Nanggar, Kecamatan Batang Onang, Kabupaten Padang Lawas, Provinsi Sumatra Utara.

Suaka satwa seluas 30 hektare itu dibangun KLHK melalui BBKSDA Sumut bekerja sama dengan YPBMM. Fasilitas yang beroperasi mulai 2016 ini berperan mengelola, merawat dan merehabilitasi harimau, baik korban konflik, sakit maupun yang akan dilepasliarkan.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik