Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENDEKATAN melalui agama dan adat merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan perrmasalahan Papua, unsur adat dan gereja bisa dilibatkan karena memiliki sinergitas dalam kehidupan masyarakat Papua.
Hal ini disampaikan Koordinator Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Pegunungan Tengah Papua, Pendeta Alexsander Mauri, dalam rilisnya, Selasa (26/4). “Di Papua ada istilah 3 tungku, yaitu adat, gereja, dan pemerintah, di mana ketiganya ada sinergitas bagi masyarakat Papua," katanya.
Anak-anak muda Papua bisa diberikan kesempatan untuk mengekspresikan diri melalui budaya, lagu, tari, dan alat musik tifa, tambahnya. Menurutnya, gereja dan adat bisa difasilitasi dan diberikan kewenangan dalam kapasitas untuk bergerak dan membantu pemerintah menghadapi setiap permasalahan yang terjadi. Jika tokoh agama diberikan dukungan dan mandat, dijamin masalah akan selesai.
Pemerintah perlu melihat peluang memberikan kepercayaan kepada tokoh agama untuk tampil membantu menyelesaikan permasalahan Papua. “Manusia memiliki nurani yang bisa di isi oleh ajaran kebaikan agama, sehingga pendekatan religi dan kultur diperlukan, tokoh agama perlu didukung untuk membantu selesaikan permasalahan Papua,“ ujarnya lebih lanjut.
Dirinya menceritakan, konflik di Lani Jaya pada 2010-2012 yang banyak memakan korban polisi di Polsek bisa diredam saat gereja masuk dan melakukan doa bersama dengan pihak TPN OPM. “Saat itu dijelaskan ke TPN OPM Lani Jaya, yang mereka lakukan salah dan bertentangan dengan nilai-nilai prinsip ajaran Kitab Suci. TPN OPM di Lani Jaya mau mengerti dan menerima, dan hingga kini tidak ada lagi kasus penembakan di Lani Jaya.”
Otsus disusun karena adanya tuntutan untuk menyejahterakan Papua, sebagaimana juga keinginan TPN OPM. ''Ada baiknya kelompok ini juga ikut disentuh sebagaimana kelompok lainnya,'' imbuhnya. “DOB (daerah otonomi baru) juga sesungguhnya baik dan bisa membawa kebaikan untuk OAP, walaupun terjadi pro dan kontra terkait DOB tetap harus dihargai dan dihormati."
Rekonsiliasi adalah cara menyelesaikan permasalahan Papua. “Rekonsiliasi adalah kunci penyelesaian permasalahan Papua, untuk menyelesaikan luka dan dendam masa lalu karena diterapkannya sistem militer. Sistem militer yang menjadi masalah berkepanjangan hingga saat ini di Papua. Rekonsiliasi adalah ajaran agama, bagian ajaran dari Alkitab, yaitu kasih,” tutupnya. (RO/OL-10)
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
senjata tradisional papua yang biasa digunakan dalam peperangan maupun sebagai alat rumah tangga yang memiliki fungsi ganda
makanan khas Papua yang terbuat dari bahan-bahan asli Papua, juga terdapat makanan ekstrem yang tidak lazim ditemukan di daerah lain
Aksi fashion show Papua Youth Creative Hub di Hari Anak Nasional buat Jokowi kagum
Eston berkomitmen untuk melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) dan Progran Magister (S2) pada Program Studi (prodi) Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
NASIB Tanah Papua tidak seindah kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Ironis memang, sumber daya alam begitu melimpah, tetapi kesejahteraan masyarakat Papua nyaris stagnan.
OTONOMI Khusus Papua dan pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat Papua.
Sekretaris Dewan Adat Suku (DAS) Moy, Benhur Yaboisembut, S.Th, mengatakan Otsus harus tetap dilanjutkan, tetapi berlanjutnya Otsus harus benar-benar tepat sasaran kepada masyarakat Papua.
Anggota DPR Papua Boy Markus Dawir mengatakan, revisi UU Otsus itu sangat penting dan berdampak terhadap Orang Asli Papua (OAP) di Tanah Papua.
Ketua MRP (Majelis Rakyat Provinsi) Papua Barat Maxi Ahoren, menyatakan meski belum sepenuhnya sesuai dengan harapan, namun sebagian besar aspirasi mereka sudah masuk dalam revisi UU Otsus.
Masyarakat Papua khususnya yang tinggal di kabupaten Waimena mendukung kelanjutan Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II.
Dalam rencana yang dibahas pemerintah dan DPR RI, akan ada tiga provinsi baru di Papua yaitu Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah dan Provinsi Papua Pegunungan Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved