Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PEMUDIK lebaran 2022 diminta mewaspadai berbagai kerawanan di sepanjang jalur pantura Jawa Tengah, selain kemacetan akibat melonjaknya jumlah kendaraan melintas, kerawanan kecelakaan dan bencana alam masih menjadi ancaman serius bagi pemudik.
Pemantauan Media Indonesia Rabu (13/4) diperkirakan jumlah pemudik lebaran tahun 2022 ini mencapai 85,5 juta dan 47 persen menggunakan moda transportasi pribadi baik itu kendaraan roda empat (mobil) maupun roda dua (sepeda motor).
Meskipun berbagai upaya mengantisipasi terjadi kemacetan dan kelakuan, namun ancaman tersebut bagi pemudik masih cukup besar karena kondisi jalan dan kepadatan lalulintas ditambah faktor kelelahan serta cuaca menjadikan pemudik lebaran harus tetap waspada.
Kepolisian dan dinas perrhubungan bersama instansi terkait di beberapa daerah pantura Jawa Tengah mulai memetakan titik rawan kemacetan, kecelakaan maupun bencana alam di sepanjang jalur mudik, baik itu Tol Trans Jawa, jalan nasional (jalur pantura) maupun alternatif.
Berdasarkan penelusuran dan data dikumpulkan terdapat titik rawan sepanjang pantura Jawa Tengah, seperti di ruas Tol Pemalang-Batang berada di titik KM 326 dan KM 337 karena merupakan titik lelah bagi pengemudi.
"Satu lagi di KM331 sering terjadi kecelakaan tunggal karena genangan air saat hujan (aquaplaning)," kata Kepala Satuan Lalulintas Polres Pekalongan Ajun Komisaris Munawarah.
Sementara titik rawan kecelakaan sepanjang jalur pantura setidaknya ada empat titik yang harus diwaspadai pemudik, yakni Jalan Pahlawan yang menghubungkan Kecamatan Bojong dengan Kecamatan Kajen dan Simpang Gumawang Jalan Mayjen S Parman di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.
Kondisi di ruas jalan provinsi antara Kesesi-Kajen cukup gelap karena terbatasnya penerangan lampu jalan, sehingga pemudik melintas pada malam hari diharapkan lebih berhati-hati.
Jalur rawan kecelakaan lainnya biasa disebut Jalan Tengkorak yakni Ruas Jalan Gajshmada dan Jalan Dr Sutomo, Kota Pekalongan karena kepadatan lalulintas di ruas tersebut akibat lonjakan jumlah kendaraan bersamaan dengan keramaian Kota di ruas jalan tersebut.
Sementara itu titik rawan kecelakaan di Kabupaten Batang juga terjadi di ruas jalur pantura yakni sepanjang Jalsn Kecamatan Tulis-Gringsing, pada ruas tersebut selain jalur lurus cukup panjang hingga menimbulkan rasa mengantuk pengemudi, juga terdapat jalur dengan tikungan cukup tajam dan menurun.
Sedangkan jalan tol, titik kerawanan kecelakaan terjadi pada ruas pinggir hutan jati (Alas Roban) karena banyak hewan liar yang kerap melintas pada malam hari hingga mengejutkan pengemudi. "Kita waspadai semua kerawanan baik macet, kecelakaan maupun bencana alam," kata Kepala Polres Batang Ajun Komisaris Besar Muhammad Irwan Susanto. (OL-13)
Baca Juga: BPJS Kesehatan Gulirkan Rehab bagi yang Nunggak Iuran
BMKG meminta warga di daerah pesisir Pantura Jawa Tengah seperti Demak, Semarang, Kendal, Pekalongan dan Pemalang untuk kembali siaga banjir rob.
Di Kabupaten Demak banjir rob tidak hanya merendam sejumlah pemukiman warga di puluhan desa di empat kecamatan, tetapi juga merendam jalur Pantura Semarang-Demak di Kecamatan Sayung.
Kepadatan kendaraan di antaranya terlihat mulai perempatan Kanggraksan hingga perempatan Jalan Pemuda Kota Cirebon sepanjang lebih kurang 3 kilometer
BANJIR air laut pasang (rob) menghadang kendaraan arus balik di jalur pantura Semarang-Demak, tepatnya di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak.
Jalur Pantai Utara (Pantura) di Kota Cirebon, Jawa Barat, mulai dipadati pemudik yang bergerak dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta pada arus balik Lebaran 2025, Rabu (2/4) sore
BESOK, Sabtu (29/3) diperkirakan menjadi puncak arus mudik Lebaran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved