Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Sinergi Pemda, LSM Lokal dan Lembaga Filantropi Tingkatkan Layanan PAUD HI

Faustinus Nua
17/3/2022 14:10
Sinergi Pemda, LSM Lokal dan Lembaga Filantropi Tingkatkan Layanan PAUD HI
Webinar Sinergitas Pemerintah Daerah, LSM Lokal dan Lembaga Filantropi dalam Program PAUD HI, Rabu (16/3).(Ist)

MEWUJUDKAN layanan Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) merupakan tanggung jawab bersama.

Melalui arahan Presiden lewat Perpres 60/2013, pemerintah daerah (pemda) mulai dari provinsi, kabupaten/ kota hingga pemerintah desa memiliki peran strategis. Dukungan dari LSM lokal, lembaga filantropi, dan masyarakat juga mendorong implementasi program PAUD HI.

Ketua Gugus Tugas PAUD HI/ Bunda PAUD Kab. Sumba Barat Daya, NTT Margaretha Tatik Wuryaningsih Mete mengungkapkan bahwa program PAUD HI di daerahnya terlaksana berkat kolaborasi semua stakeholder terkait.

Mulai dari pembentukan gugus tugas, alokasi anggaran hingga pada kebijakan pemda merupakan upaya bersama dengan dukungan LSM dan lembaga filantropi.

"Pembentukan Gugus Tugas tahun 2019 diinisiasi SID (Sumba Integrated Development) yang didukung oleh William and Lily Foundation (WLF) memfasilitasi pertemuan seluruh pemangku kepentingan yang bersentuhan dengan pelayanan anak usia dini di Kabupaten SBD," ujarnya dalam Webinar Sinergitas Pemerintah Daerah, LSM Lokal dan Lembaga Filantropi dalam Program PAUD HI, Rabu (16/3).

Menurutnya, program PAUD HI sejalan dengan visi pemda dalam mewujudkan desa pintar dan desa sehat. SBD pun, kata dia, sangat membutuhkan sebuah gerakan bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan anak usia dini yang dilakukan secara terpadu mulai dari tingkat kabupaten sampai ke tingkat desa.

Gugus Tugas PAUD HI Kabupaten SBD memiliki slogan untuk memotivasi pelaksanaan program-program mereka hingga ke tingkat desa. Mereka mengangkat tema Mata Rano dalam bahasa Sumba yang berarti bintang kejora.

"Secara filosofi arti Mata Rano adalah bintang pagi, bintang kejora yang muncul awal sebelum terbitnya matahari. Durasi munculnya Mata Rano tidak terlalu lama, sebentar muncul lalu hilang ketika matahari terbit. Ini menggambarkan masa atau umur anak 0-6 tahun, masa emas yang waktu tidak terlalu lama dan diharapkan semua layanan dasar mulai dari pendidikan, kesehatan, pengasuhan, perlindungan dan kesejahteraan harus terpenuhi sejak dini," jelasnya.

Hadirnya Gugur Tugas yang dibentuk mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan dan desa memberi perubahan dalam layanan PAUD HI. Dengan dukungan LSM dan lembaga filantropi, terdapat 17 PAUD di SBD yang sudah menerapkan kurikulum 2013 secara benar dan baik dan 11 PAUD sudah menerapkan tapi belum konsisten.

Selain itu ada juga 50 kader Posyandu yang telah melaksanan layanan kesehatan dasar di PAUD dan Posyandu. Kemudian 50 kader BKB yang memfasilitasi kegiatan pengasuhan di Posyandu dan PAUD serta 4 unit layanan telah terintegrasi dengan membangun kerja sama dan koordinasi lintas layanan.

"Ada juga SE Bupati tentang alokasi dana desa untuk PAUD HI, peraturan Bupati tentang PAUD HI. Selanjutnya PAUD HI menjadi acuan strategis perangkat daerah untuk jangka menengah 5 tahun," bebernya.

Meski demikian, Margaretha mengakui adanya kendala yang menjadi PR bagi semua stakeholder. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD bagi anak-anak menjadi tantangan.

Selain itu, pergolakan politik karena pergantian kepala desa berimbas pada pergantian gugus tugas PAUD di desa. Di kecamatan tidak tersedianya dana untuk monitoring.

"Dukungan pemerintah daerah sangat bagus, koordinasi antara gugus tugas Kabupaten SBD dan SID serta stakeholder terkait. Pendekatan lokal, pendekatan budaya dari rumah ke rumah, penguatan advokasi dan lain-lain adalah langkah-langkah penting kita," kata dia.

Kepala Desa Pgo Tena, Kec. Laura, Kab. SBD Yohanes Umbu Leli Adolf mengungkapkan banyak hal yang sudah dilakukan pemerintah desa. Di sektor pendidikan, pengasuhan dan pelindungan anak usia dini mendapat support dari pemerintah desa.

Di bidang pendidikan, pihaknya mengalokasikan insentif tutor dari 250 ribu menjadi 1 juta. Kemudian pengadaan laptop dan printer karena sangat dibutuhkan dalam kegiatan belajar dan bermain anak. Ada juga pengadaan seragam, pelatihan kurikulum 2013, dan pelatihan lainnya.

"Serta mewajibkan orang tua yang tidak membawa anak ke PAUD dan Posyandu diberi sanksi tidak mendapat pelayanan dan bantuan dari desa," tegasnya.

Direktur Eksekutif SID Sumba Timur dan SBD Anto Kila mengisahkan bahwa pihaknya sudah bekerja sejak tahun 2000. Meski belum menggunakan nama SID, Anto dan rekan-rekannya menginisiasi pendirian pusat-pusat PAUD.

"Kalau kami hitung sejak tahun 2000 itu sekitar 8 ribu anak sudah jadi alumni dari PAUD yang kita bangun di desa-desa," ucapnya.

Setelah hadirnya pusat-pusat PAUD, SID bekerja sama dengan berbagai organisasi atau lembaga filantropi seperti WLF dalam menyediakan layanan anak usia dini terpadu. Mulai dari pendidikan, pengasuhan, kesehatan gizi hingga pada pelindungan terus ditambahkan.

Program Lead WLF, Yulianto Dewata menyampaikan bahwa pihaknya fokus memberdayakan kelompok rentan dan marginal. Sehingga bisa memiliki akses untuk belajar dan layanan terutama di 4 area penting.

Bagi organisasi filantropi yang berdiri sejak 2009 itu, masa pertumbuhan anak adalah periode emas. Pihaknya sadar, percaya dan yakin bahwa pemenuhan kebutuhan anak di saat usia dini adalah hal yang sangat penting. "Itu menjadi salah satu alasan kenapa WLF mendukung program ini," imbuhnya.

Sementara itu, ECED Head Tanoto Foundation Eddy Henry menyebut bahwa Tanoto Foundation mempunyai program Rumah Anak SIGAP yang dimulai sejak akhir tahun 2019. Saat ini program tersebut berkolaborasi dengan 3 pemda yaitu Pemprov DKI, Kab Pandeglang dan Kab Kutai Kartanegara. Total ada 22 Rumah Anak SIGAP di ketiga daerah tersebut.

"Rumah Anak SIGAP pada dasarnya adalah layanan pengasuhan dan stimulasi anak usia dini diutamakan usia 0-3 tahun yang didirikan oleh pemerintah daerah dengan dukungan Tanoto Foundation. Kami melihat usia 0-3 ini usia yang sangat penting, tidak hanya motorik anak tapi juga perkembangan otak dan kemampuan lainnya," terangnya.

Dijelaskannya, fungsi Rumah Anak SIGAP menjadi tempat layanan pengasuhan bersama keluarga balita, sumber informasi stimulasi psikososial, kesehatan gizi bagi keluarga balita, wadah komunikasi dan edukasi tentang layanan pengasuhan keluarga balita.

Kontribusi Rumah Anak SIGAP memberi metode komunikasi perubahan perilaku pada orang tua dan pengasuh. Selai itu juga layanan konsultasi kehamilan, immunisasi, stimulasi dini, bermain bersama dan lain-lain. 

Webinar seri tiga ini menjadi penutup dari serangkaian Webinar Nasional dalam kerangka diseminasi RAN PAUD HI. Kegiatan ini didukung oleh Koalisi Nasional PAUD HI, ARNEC, dan Tanoto Foundation. (OL-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya