Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CEK cok antar tetangga gara-gara tanam pohon, membuat Sutikah (55) warga Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, tak bisa keluar masuk rumah. Lantaran jalan satu-satunya masuk kerumahnya tertutup tembok setinggi 2,5 meter.
Dalam pantauan Media Indonesia di lokasi, kemarin siang, kondisi tembok setinggi 2,5 meter dan panjang 9 meter menutup rumah milik Sutikah. Rumah yang nampak dari batu bata merah dan berlantai tanah tersebut, berada di belakang rumah megah, dan jalan satu-satunya hanya dari sisi utara rumah Sutikah dengan melewati jalan milik tetangga.
Hanya terlihat atap rumah, untuk melihat kondisi rumah hanya dapat di akses melalui tangga kayu dengan celah sempit. Serta nampak kondisi rumah sudah terkunci, dan kondisi teras terlihat berantakan. Sementara pembuat tembok Sunarsih (62) tetangga yang berada di sisi utara rumah Sutikah.
Paska penutupan rumah dengan tembok sejak dua hari terakhir, kini Sutikah terpaska tidur di rumah saudara yang masih dalam satu Desa Mejobo. Sutikah mengaku sudah berupaya meminta jalan kepada Pemerintah Desa agar dapat dibantu. Sebab dengan penembokan itu dirinya tak bisa masuk ke rumah.
"Mau minta tolong sama siapa mas, saya sudah laporan pak inggi (Kepala Desa) agar dapat dibantu. Gak bisa masuk, kemarin-kemarin ya masih bisa lewat. Tapi sekarang tidak bisa," kata Sutikah di lokasi.
Sutikah sendiri merasa kecewa dengan ditutupnya satu-satunya akses jalan itu. Menurutnya meski memang tak ada kesepakatan dan berada di tanah milik keluarga Sunarsih, jalan itu ada sejak puluhan tahun lalu.
Sutikah mengakui kesalahan dalam perselisihan yang sebelumnya terjadi dan siap minta maaf kepada keluarga Sunarsih. Agar bisa kembali mendapatkan akses jalan. Dan kembali bisa keluar masuk rumah.
Sutikah menceritakan jika selama ini tinggal bersama dua anaknya dan satu cucu dirumah sederhana tersebut. Paska adanya penutupan itu, kini Sutikah
bersama anaknya sudah meninggalkan rumahnya dengan kondisi memprihatinkan.
Sementara Sunarsih saat ditemui awak media mengaku sengaja membangun tembok tersebut sejak dua pekan yang lalu. Menurutnya hal tersebut dilakukan lantaran Sutikah dinilai memiliki perilaku yang tidak baik dengan dirinya maupun para tetangga. Mengingat sebelumnya sempat terjadi perselisihan lantaran menanam pohon di lokasi tersebut.
"Sebelum saya bangun tembok itu saya tanami pohon kelapa. Saya selalu disalahkan karena tanaman itu dianggap meganggu genting Sunarsih. Padahal
pohonnya tidak tinggi. Terus dia tanam pohon bambu di pojokan situ, saya ingatkan terus cek-cok," jelasnya.
Menurt Sunarsih selain persoalan itu, keluarga Sutikah juga dianggap kerap mengeluarkan kata-kata yang menyinggung dan menyakiti hati keluarga
Sunarsih. Di antaranya seperti menyumpahi suami Sunarsih yang meninggal masuk neraka.
"Semula masih sabar, tapi lama-lama habis. Toh kami membangun tembok itu di tanah kami sendiri," tambahnya.
Sutinah menyadari selama ini Sutikah untuk keluar masuk melewati depan rumahnya yang bukan jalan. Namun pihaknya membiarkan saja
untuk dilewati karena akses satu-satunya menuju rumah Sutikah tinggal bersama keluarga. "Karena gak ada etikat baik, sudah cukup lama juga (cek-cok)," ujarnya.
Paska adanya laporan perihal perselisihan antar warga Camat Mejobo Fitriyanto, mendatangi lokasi berupaya menyelesaikan persoalan itu. Rencanya dalam waktu dekat Pemerintah Kecamatan Mejobo berupaya melakukan mediasi kedua belah pihak.
"Ini ada unsur persoalan pribadi. Sehingga kami mediasi kedua belah pihak," ungkap Fitriyanto saat meninjau lokasi, Senin (7/3/2022).
Supaya permasalahan kedua belah pihak dapat diselesaikan dan Sutikah dapat memiliki akses untuk keluar masuk rumahnya seperti biasa. "Sehingga
nantinya ada solusi akses jalan masuk ke rumah Bu Sutikah dengan dibuatkan pintu. Dan kedua keluarga bisa bertetangga dengan baik," terangnya. (OL-13)
Baca Juga: Pemprov Jabar Tetapkan 5 Kuliner Sebagai Warisan Budaya Tak Benda
Kebijakan yang tidak dirancang secara proporsional dan tidak realistis dalam implementasinya dapat menjadi bumerang bagi perekonomian lokal.
"Rencananya juga akan dibuatkan gazebo di lokasi temuan fosil gajah purba jenis elephas yang diperkirakan dalam kondisi hampir utuh,"
Ia dan istri telah menabung untuk dapat menunaikan ibadah haji dan menunggu keberangkatan selama 13 tahun.
Salah satu kejutan tahun ini adalah kembalinya nomor Urban Downhill ke dalam daftar lomba.
Saat ini juga muncul wabah chikungunya yang berlangsung sejak awal tahun, pada Maret lalu terdapat 36 warga terkonfirmasi cikungunya dan pada April ini tercatat 12 kasus.
Kegiatan tari massal yang melibatkan ribuan penari tersebut, merupakan agenda yang tejah jauh-jauh hari direncanakan yakni bersamaan kegiatan Dhandangan yakni pasar rakyat jelang Ramadan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved