Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Blora Kembangkan Kedelai Lokal

Akhmad Safuan
18/2/2022 13:16
Blora Kembangkan Kedelai Lokal
Ilustrasi kedelai(ANTARA FOTO/ Aswaddy Hamid)

HARGA kedelai impor yang masih tinggi mengakibatkan perajin tahu dan tempe di beberapa daerah di Jawa Tengah berteriak, bahkan ajakan mogok berproduksi pun muncul. Pemerintah Kabupaten Blora bersama Kementerian Pertanian berencana akan mengembangkan kedelai lokal.

"Ya saya sudah koordinasi dengan Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian untuk mengembangkan tanaman kedelai lokal di Blora," kata Bupati Blora Arief Rohman kepada Media Indonesia, Jumat (18/2).

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Blora, ucap Arief Rohman, potensi tanaman kedelai di daerah ini cukup besar. Hal ini lantas disampaikan pada Direktur Aneka Kacang dan Umbi Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Yuris Tiyanto.

Produksi kedelai di Kabupaten Blora pada tahun 2021 mencapai 5.229,43 ton merupakan hasil panen dari lahan seluas 3 325,5 hektare tersebar di delapan kecamatan yakni Jati 1.478,8 hektare, Randublatung 1.000 hektare, Tunjangan 380 hektare, Japah 192 hektare, Ngawen 207 hektare, Blora 95,8 hektare, Bogorejo 69 hektare dan Kunduran 2,9 hektare.

Dari luas lahan pertanian itu, lanjut Arief Rohman, masih dapat meluas lagi karena potensi lahan cukup besar untuk budidaya kedelai, apalagi diketahui kedelai hasil budidaya di Blora secara kualitas lebih bagus dibanding kedelai impor.

"Ditengah-tengah kondisi harga kedelai impor ini tinggi merupakan peluang dan akan menjadi daya tarik petani," imbuhnya.

Baca juga: Pakar Ungkap Alasan Petani Indonesia Enggan Tanam Kedelai

Jawa Tengah diketahui merupakan penghasil kedelai terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Timur, sehingga dengan pengembangan tanaman kedelai di Blora ini diharapkan akan semakin meningkatkan produksi kedelai ke depan. Jika tahun sebelumnya hanya 110 ribu ton, maka ke depan lebih besar lagi.

Sebelumnya, Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriyantoro meminta para perajin tahu tempe di berbagai daerah di provinsi ini untuk melakukan mogok produksi selama tiga hari, hal ini sebagai bentuk protes atas melonjaknya harga kedelai impor yang mencapai Rp11.000 per kilogram.

"Biasanya kenaikan tidak lebih dari Rp10.000 per kilogram, sehingga dengan kenaikan ini cukup menyulitkan para perajin tahu tempe yang terpaksa mengecilkan ukuran produksi," kata Sutrisno.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya