Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Penjual Tahu Tempe di Brebes Pusing, Minyak Goreng Langka Kedelai Mahal

Supardji Rasban
17/2/2022 09:40
Penjual Tahu Tempe di Brebes Pusing, Minyak Goreng Langka Kedelai Mahal
Perajin tahu sedang memroses pembuatan tahu.(MI/Supardji Rasban)

KELANGKAAN minyak goreng yang terjadi di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, disusul dengan mahalnya harga kedelai berimbas pada penjual tahu tempe. Mereka terpaksa menaikan harga jualnya.

Bukan hanya itu, ukuran dan potongan tahu juga dipotong lebih kecil, karena harga dari perajin tahu saja setiap loyangnya (nampan) sudah naik menjadi Rp32 ribu yang semula Rp31 ribu.

Seorang penjual tahu Mandra, 56, menuturkan harusnya menjual tahunya Rp500 per bijinya, tapi konsumen jadi berkurang. "Biasanya saya habis sampai 3 loyang, sekarang satu loyang saja kadang nggak habis. Minyak gorengnya langka, kedelainya juga mahal," ujar Mandra, di rumah produksi tahunya, Kamis (17/2).

Perajin tempe di Kelurahan Pasarbatang, Brebes, Nur Arifudin, 43, menuturkan harga kedelai saat ini Rp11 ribu per kilogram. Kenaikan harga kedelai terjadi sejak satu bulan lalu yang awalnya masih di bawah Rp10 ribu per kilogram dan terpaksa harus menaikkan harga tempe.

"Saya jualnya Rp11 ribu per kilo. Sebelum ada kenaikan harga kedelai saya jual tempe Rp10ribu. Jadi saya tidak mengurangi ukurannya," tutur Nur Arifudin di rumah produksi tempenya.

Nur Arifudin mengaku tidak merasa kesulitan mendapatkan bahan baku untuk produksi tempe. Ia membeli bahan baku kedelai di toko, alasannya karena harga di Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Kopti) harganya lebih tinggi ketimbang harga pasaran.

"Saya sudah lama tidak beli di Kopti lagi karena harganya lebih mahal dari harga pasaran. Kalau beli di Kopti tentu saya jual tempenya harus menaikkan harga lagi," tuturnya.

Para pedagang tahu dan tempe di Kabupaten Brebes berharap, harga kedelai di pasaran bisa stabil, sehingga mereka tetap tidak enaikan harga tempe dan tahu. Sebab saat ini banyak pembeli tempe yang terus menanyakan harga tempe mahal.

"Pembeli banyak yang tanya kenapa harganya naik, tidak seperti biasanya,"jelas Nur Arifudin. (OL-13)

Baca Juga: Pengrajin Tahu Sumedang Menjerit Lantaran Harga Kedelai Terus ...



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya