Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
OTORITAS Jasa Keuangan (OJK) meyakinkan publik bahwa sampai dengan akhir Semester II 2021, stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia tetap terjaga dengan baik. Seiring dengan penurunan kasus covid-19 mendorong peningkatan aktivitas ekonomi.
Hal ini tercermin dari membaiknya sejumlah indikator utama seperti intermediasi perbankan dan penghimpunan dana di pasar modal. Selain itu juga terjaganya rasio kehati-hatian (prudensial) di lembaga jasa keuangan.
Kredit perbankan secara nasional tumbuh positif 5,2% yoy, dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 12,28% yoy, penghimpunan dana di pasar modal tumbuh 206,06% yoy, NPL gross perbankan sebesar 3,00%, rasio permodalan (CAR) perbankan sebesar 25,67% dan likuiditas perbankan masih berada pada level memadai.
Kondisi yang sama juga terjadi di sektor perbankan di Solo Raya yang pada periode yang sama juga tetap terjaga dengan baik dan stabil. Kondisi baik itu tercermin dari pertumbuhan kredit bank umum (konvensional dan syariah) yang tercatat 6,07% yoy menjadi sebesar Rp88,46 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit perbankan secara nasional.
Menurut Kepala OJK Surakarta Eko Yunianto, sumbangan sektor industri pengolahan mendominasi kredit bank umum yang mencapai 32,18% dari total kredit, diikuti sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 26,43% dan sektor rumah tangga sebesar 13,56%.
Berdasarkan jenis usaha, lanjut dia, kredit bank umum didominasi kredit bukan mikro, kecil dan menengah yang mencapai 61,63%, diikuti kredit mikro sebesar 15,41%, kredit kecil sebesar 14,58% dan kredit menengah sebesar 8,38%.
Eko memaparkan pada periode yang sama, pertumbuhan kredit BPR (konvensional dan syariah) tercatat 8,90% yoy menjadi sebesar Rp7,37 triliun.
Share sektor ekonomi perdagangan besar dan eceran mendominasi kredit BPR yang mencapai 30,79%, diikuti sektor bukan lapangan usaha lainnya sebesar 26,18% dan jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan sebesar 11,42%.
Sementara penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank umum (konvensional dan syariah) di Solo Raya sampai dengan semester II tahun 2021 tumbuh sebesar 7,65% yoy menjadi Rp83,04 triliun.
Dana pihak ketiga didominasi produk tabungan yang mencapai 58,93%, diikuti deposito sebesar 27,01% dan giro sebesar 14,06%.
Pada periode yang sama, DPK BPR (konvensional dan syariah) tercatat sebesar Rp7,67 triliun atau tumbuh 12,91% yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan DPK perbankan secara nasional.
Komposisi DPK BPR tersebut didominasi oleh produk deposito yang mencapai 58,20% dan tabungan sebesar 41,80%.
Jumlah kredit atau pembiayaan yang telah disalurkan oleh kelompok bank Himbara dan Bank Jateng yang sumber dananya berasal dari Penempatan Dana Pemerintah, sampai dengan akhir Desember 2021 telah disalurkan kepada debitur sebanyak 168.986 debitur dengan total plafon mencapai sebesar Rp6,98 tiriliun
Sementara penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh perbankan di Solo Raya sampai dengan akhir Desember 2021 telah diberikan kepada 287.860 debitur dengan penyaluran sebesar Rp10,62 triliun atau meningkat 44,45% yoy.
Eko menambahkan, berdasarkan kabupaten dan kota di Solo Raya, penyaluran KUR terbanyak ada di Kabupaten Klaten yang mencapai Rp1,96 triliun, diikuti Sragen sebesar Rp1,84 triliun dan Wonogiri sebesar Rp1,53 triliun.
Jumlah debitur yang telah direstrukturisasi oleh Industri Jasa Keuangan di Solo Raya sampai dengan akhir Desember 2021 sebanyak 194.047 debitur dengan outstanding kredit sebesar Rp15,08 triliun.
Rinciannya, sebanyak 116.129 debitur perbankan (bank umum dan BPR/S) dengan outstanding kredit Rp12,41 triliun, lalu sebanyak 77.918 debitur industri keuangan non bank (perusahaan pembiayaan, Pegadaian dan PNM) dengan outstanding kredit Rp2,67 triliun
"Baik jumlah debitur maupun outstanding kredit yang direstrukturisasi tersebut, cenderung semakin turun dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya," tambah Eko Yunianto.
Sampai dengan semester II 2021, jumlah Single Investor Identification (SID) pasar modal di Solo Raya semakin meningkat. SID saham meningkat 89,57% menjadi 91.346 investor, SID reksadana meningkat 134,38% menjadi 167.646 investor dan SID SBN meningkat 32,52% menjadi 9.698 investor. (N-2)
Konser yang akan berlangsung pada Sabtu, (14/6) di lokasi ikonik De Tjolomadoe, Karanganyar tersebut akan dimeriahkan oleh band-band seperti KaraoKomedi, MCPR, dan Efek Rumah Kaca.
Hingga menunggu keberangkatan kloter sapu jagat, masih ada 4 jemaah mengalami gangguan kesehatan.
WALI Kota Respati Ardi memberikan tawaran kepada institusi Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) agar bersedia membuka kantor perwakilan di Solo.
WALI Kota Solo Respati Ardi akhirnya meminta pemilik Ayam Goreng Widuran menutup sementara usahanya.
KETERLIBATAN pengusaha lokal untuk memaksimalkan jalannya program Makan Bergizi Gratis (MBG) perlu terus didorong dan didukung.
Festival Literasi Nasional telah menjadi ajang apresiasi bergengsi yang mengangkat semangat berkarya siswa dan guru melalui berbagai program.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved