Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
SEKTOR pariwisata di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dipastikan bakal terdampak lagi berbagai aturan pembatasan bersamaan kembali melonjaknya kasus varian Omikron. Padahal, saat kasus covid-19 terus melandai, sektor pariwisata Cianjur baru saja menggeliat.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, Pratama Nugraha, tak memungkiri bakal ada dampak terhadap sektor pariwisata dengan kondisi perkembangan kasus covid-19 maupun varian Omikron saat ini. Dampak besarnya terutama bagi para pelaku usaha pariwisata.
"Kemarin baru saja kita (sektor pariwisata) menikmati 'masa emas'. Terutama saat Desember 2021. Sekarang pasti akan terdampak lagi," sebut Pratama kepada Media Indonesia, Jumat (11/2).
'Masa emas' yang dimaksud Pratama yakni tingkat kunjungan wisatawan yang mulai berangsur membaik. Patokannya dilihat dari okupansi kamar hotel yang mendekati stabil. "Saat itu baru saja mencapai kisaran 52%. Tapi sekarang terjun lagi. Kira-kira 30%," tutur Pratama.
Kondisi itu bagi Pratama cukup dilematis. Artinya, bagi para pelaku pariwisata kisaran okupansi sebesar itu sama mungkin hanya gali lubang-tutup lubang. "Tapi pada kondisi seperti ini, segitu (30%) juga cukup bagus," sebutnya.
Sebelumnya, Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Cianjur, Nano Indrapraja, menuturkan mulai menggeliatnya kembali wisatawan, terutama ke kawasan Cipanas dan sekitarnya, memasuki awal tahun ini menjadi angin segar di tengah masih berlangsungnya pandemi covid-19. Namun, lanjutnya, geliat wisatawan memasuki awal tahun ini tak sebaik pada akhir-akhir tahun lalu. "Januari (2022) tak sebaik Desember, November, dan Oktober tahun lalu," kata Nano.
Di tengah mulai menggiatnya sektor pariwisata karena sejak beberapa bulan terakhir, kini dihadapkan kembali dengan merebaknya kasus varian Omikron. Namun bagi Nano dan para anggota BPC PHRI Kabupaten Cianjur, mereka sudah mengantisipasinya.
"Kaitan Omikron, tentunya teman-teman (anggota PHRI Kabupaten Cianjur) sudah mengantisipasi. Kami sudah memasang scan barcode aplikasi PeduliLindungi serta memiliki sertifikat CHSE yang masih berlaku hingga tahun depan," pungkasnya. (OL-15)
Studi baru menunjukkan peningkatan signifikan dalam komplikasi penyakit terkait alkohol di kalangan perempuan paruh baya selama periode pandemi covid-19.
Kasus peningkatan signifikan mata minus atau Myopia Booming kini menjadi perhatian serius, terutama karena dapat berdampak buruk pada masa depan anak-anak
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Produk skincare dan kesehatan menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat, terutama kaum perempuan. Hal ini dipengaruhi oleh tren kecantikan dan gaya hidup sehat.
Instansi di lingkungan Pemkab Tasikmalaya diharapkan bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan gencar melakukan sosialisasi
Di Kabupaten Cianjur belum ditemukan adanya kasus covid-19. Namun tentu harus diantisipasi karena diinformasikan kasus covid-19 kembali melonjak.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Cianjur. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu memberikan pinjaman modal dengan bunga yang relatif cukup kecil.
Pada komoditas telur ayam misalnya, saat ini harganya kisaran Rp27.600 dari sebelumnya Rp27.800 per kg.
YESS menjadi salah satu solusi yang terus berkomitmen dalam meningkatkan kualitas dan kesejahteraan dan memberdayakan petani di Indonesia.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah perlu turun tangan. Salah satunya berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk menginventarisasi lulusan sekolah yang belum mendapatkan pekerjaan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved