Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
TINGKAT kerentanan bencana di Kota Sukabumi, Jawa Barat, berada pada posisi ke-23 dari 27 kota dan kabupaten di Jawa Barat. Indeks resiko kebencanaannya berada pada status sedang.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, mengatakan dengan indeks risiko kategori sedang, bukan berarti bencana di Kota Sukabumi tak mengganggu kehidupan masyarakat hingga menimbulkan kerugian materil, korban jiwa, kerusakan lingkungan, hingga dampak psikologis. Pasalnya, kata Zulkarnain, bencana sifatnya radius bukan administratif yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja.
"Kalau melihat risiko, Kota Sukabumi memang berada pada kategori sedang. Berbeda dengan Kabupaten Sukabumi yang memiliki indeks risiko tinggi. Tapi tetap kita harus waspada," kata Zulkarnain, Senin (7/2).
Beberapa di antara bencana yang cukup diwaspadai di Kota Sukabumi yakni gempa, tanah longsor, cuaca ekstrem, serta kekeringan. Gempa, misalnya, kata Zulkarnain, single hazard gempa bumi di wilayah Sukabumi termasuk risiko tinggi.
Berdasarkan data Pusat Gempa Nasional, gempa besar akibat pergeseran Sesar Cimandiri yang dirasakan di Sukabumi di antaranya berpusat di Palabuhanratu pada 1900, gempa berpusat di Cibadak pada 1973, gempa Gandasoli pada 1982, gempa berpusat di Padalarang pada 1910, gempa berpusat di Tanjungsari pada 1972, gempa berpusat di Congeang pada 1948, dan gempa berpusat di Sukabumi pada 2001.
Berdasarkan kejadian gempa tersebut, sebut Zulkarnain, maka Kota Sukabumi memiliki potensi ancaman gempa bumi tingkat sedang ke tinggi. "Tingkat kerentanan ancaman bencana gempa bumi berada pada kelas tinggi dengan skor rata-rata 2,2-2,6," tuturnya.
Kurun 9 tahun terakhir terhitung periode 2013-2021, berdasarkan catatan BPBD, di Kota Sukabumi terjadi sebanyak 1.553 kejadian bencana. Rinciannya, kebakaran sebanyak 250 kali, banjir 198 kali, tanah longsor 443 kali, puting beliung 120, gempa 103, dan cuaca ekstrem 442.
Sebaran wilayahnya berada di Kecamatan Cikole sebanyak 296 kejadian, Cibeureum sebanyak 160 kejadian, Citamiang 233 kejadian, Gunungpuyuh 240 kejadian, Warudoyong 209 kejadian, Lembursitu 175 kejadian, dan Baros 139 kejadian. "Dirata-ratakan, setiap tahun di Kota Sukabumi terjadi 172 kali bencana dengan kecenderungan kasus kejadiannya meningkat," pungkasnya. (OL-15)
Stadion Suryakencana direncanakan bakal direvitalisasi secara total.
Program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam mengelola dan menyalurkan hasil pengelolaan dana wakaf secara produktif dan tepat sasaran.
Ayep Zaki menekankan pentingnya mentalitas dan kualitas sebagai pondasi utama dalam membangun usaha kecil menengah yang berdaya saing.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kasus dugaan korupsi itu mulai diusut sejak Maret 2025. Dari berbagai tahapan, Korps Adhyaksa itu sudah mengumpulkan berbagai bahan dan keterangan.
Pemkot) Sukabumi, Jawa Barat, telah membahas program pendidikan kedisiplinan dan karakter bagi siswa bermasalah seperti disinggung Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi
GUBERNUR Jawa Barat, Dedi Mulyadi meminta kepada korban bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Pasirmunjul, Sukatani, Purwakarta untuk segera meninggalkan lokasi pengungsian.
Pascanormalisasi, pemerintah juga harus pemulihan ruang terbuka hijau yang rusak akibat infrastruktur
SEJUMLAH orangtua siswa mengaku masih kebingungan melakukan pendaftaran secara daring atau online untuk Seleksi Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) 2025 di Jawa Barat (Jabar).
Dia menambahkan pendaftaran SPMB dapat dilakukan melalui kanal spmb.jabarprov.go.id atau melalui aplikasi Sapawarga.
SETARA Institute mengecam penyegelan masjid Ahmadiyah di Kota Banjar, Jawa Barat dan mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi turun tangan
Direktur Jenderal Kesehatan Layanan Primer dan Komunitas Kemenkes, Endang Sumiwi, menjelaskan bahwa Jawa Barat menjadi provinsi dengan angka kematian ibu dan bayi tinggi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved