PEMERINTAH Kota (Pemkot) Cirebon, Jawa Barat memintah rumah sakit-rumah sakit bersiap menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Pemkot juga mengencarkan upaya testing, tracing dan treatment.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi, menjelaskan Pemkot Cirebon terus berupaya mengantisipasi penyebaran Covid-19, khususnya varian omikron. "Kita sudah minta rumah sakit melakukan kesiapsiagaan," tutur Agus, Rabu (19/1).
Penanganan gelombang kedua Covid-19 beberapa waktu lalu menurut Agus menjadi pengalaman berharga. Agus yakin Pemkot Cirebon siap untuk menangani penyebaran Covid-19 gelombang ketiga yang diprediksi terjadi Februari mendatang.
Selain menyiapkan rumah sakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cirebon juga diminta untuk menyiapkan kemungkinan terburuk. Salah satunya dengan menyiapkan isolasi mandiri terpusat (isoter) yang sebelumnya pernah dilakukan.
Khusus untuk kebijakan work from home (WFH) dan work from office (WFO), Agus menjelaskan dalam instruksi Menteri Dalam Negeri juga telah diatur mengenai sektor esensial dan non esensial. Khusus untuk aparatur sipil negara (ASN) menurut Agus dianggap esensial sehingga semua masih masuk 100 persen.
"Kota Cirebon juga sudah masuk penerapan PPKM level satu kembali. Namun evaluasi setiap minggu akan dilakukan sehingga kalau ada kenaikan akan dievaluasi," jelas Agus.
Di sisi lain, Direktur RSD Gunung Jati Cirebon, Katibi menjelaskan pihaknya telah menyiapkan seluruh sarana dan prasarana untuk mengantisipasi bertambahnya kasus Covid-19 khususnya varian omikron. "Ada 216 tempat tidur yang kami siapkan. Sedangkan untuk dokter dan tenaga medis yang disiagakan sekitar 200 orang," ujarnya. (OL-15)