Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Petani di Cianjur Diimbau Waspadai Serangan OPT

Benny Bastiandy/Budi Kansil
27/12/2021 19:40
Petani di Cianjur Diimbau Waspadai Serangan OPT
Ilustrasi(ANTARA)

TINGGINYA intensitas curah hujan kurun 2 bulan terakhir di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, diwaspadai bisa meningkatnya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Kondisi tersebut bisa menyebabkan tanaman mengalami gagal panen yang bakal berdampak terhadap fluktuasi harga komoditas di pasaran.

Plt Kepala Seksi Tanaman Sayuran dan Obat-obatan Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Dede Sutisna, mengatakan pada situasi dan kondisi seperti ini diperlukan peningkatan kapasitas dari para petani, khususnya sayuran, agar tak terlalu terdampak. Pasalnya, serangan OPT saat curah hujan tinggi relatif meningkat. "Masalah budi daya, kalau di musim hujan, kendalanya berkaitan dengan serangan OPT," terang Dede, Senin (27/12).

Serangan OPT yang biasanya menyeranf saat curah hujan tinggi yakni hama blas, penggerek batang, dan kresek. OPT tersebut biasanya menyerang bagian-bagian vital tanaman sehingga kondisinya membusuk atau tak bisa dipanen.

"Tapi, kalau masalah untung dan rugi yang dialami petani itu tergantung harga di pasaran. Harga juga dipengaruhi supply and demand. Ketika permintaan tinggi tapi produksi kurang, itu otomatis harga naik. Begitu juga sebaliknya," jelas Dede.

Ia mencontohkan harga komoditas tomat yang sempat turun drastis di kisaran Rp1.500 per kilogram. Kondisi itu karena stok hasil panen yang cukup melimpah, sementara permintaan turun atau stagnan. "Tapi untuk aneka cabai, cabai rawit, cabai keriting, dan cabai merah besar, memang harganya sekarang lumayan tinggi di pasaran," katanya.

Supiah, 51, petani di Kampung Golebag Desa Sukamanah, Kecamatan Karangtengah mengaku kekhawatiran serangan hama tak hanya saat musim hujan, tapi juga ketika kemarau tiba. Upaya mengantisipasi potensi serangan hama, kata Supiah, dilakukannya dengan menyemprotkan obat atau pestisida.

"Serangan hama selalu ada saat hujan atau kemarau. Makanya, kalau menjelang panen, saya lebih banyak mengawasi di sawah. Takut ada serangan hama," tutur Supiah. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya