Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
AKSI Polisi Membumi (Memberikan Bakti Untuk Masyarakat Indonesia) yang dilakukan Kapolres Bungo, Jambi, Ajun Komisaris Besar Guntur Saputro memberikan arti penting bagi sebuah keluarga miskin tangguh.
Selama tujuh tahun, keluarga itu bertahan hidup di sebuah pondok
sederhana di belakang lingkungan perumahan mewah Santika Garden, Rimbo
Tengah, Kabupaten Bungo.
Keluarga miskin tangguh itu terdiri dari pasangan suami istri Windra dan Eli Susilawati, yang dikaruniai enam anak yang masih kecil.
Selama tujuh tahun, mereka hidup dalam pondok kayu berukuran 3x3 meter yang dibangunnya dari papan dan seng bekas di atas tanah tumpangan di lingkungan RT 15, Kelurahan Candika, Rimbo tengah.
Tangguhnya Windra, meskipun pendapatannya sebagai buruh bangunan
pas-pasan, dan kerap makan ubi bersama anak istrinya selama pandemi,
tabu untuk menjadi pengemis. Ia pantang meminta-minta kepada warga atau
pejabat berduit di Bungo.
Keprihatinan hidup Windra akhirnya sampai ke telinga Kapolres Bungo,
Guntur Saputro. Guntur yang dikenal berkuping tipis alias sensitif jika
mendengar informasi keprihatinan hidup masyarakat di wilayah kerjanya,
langsung meluncur ke pondok Windra.
Ditemani seorang anggota, Guntur dalam perjalanan aksi membuminya,
berbelanja dulu ke warung swalayan membeli penganan kecil berupa roti
tawar, susu kental dan permen coklat. Penganan tersebut akan
dihadiahkan untuk anak-anak Windra.
Kedatangan Guntur yang berseragam dinas dan menenteng beberapa
bungkusan berisi makanan, disambut hangat dan haru oleh Windra dan
anak-anaknya.
Seorang anak perempuan Windra yang duduk di bangku kelas tiga MTS Negeri Rimbo Tengah, tidak kuasa menahan haru. Sambil mengusapkan
kedua telapak tangan ke wajah, ia bersuka cita melihat Guntur Saputro yang duduk di dekat pintu gubuk, menuangkan susu kental ke lembaran roti tawar untuk dia dan adik-adiknya.
"Kunjungan ini kita lakukan, untuk mengenal lebih dekat atas informasi
yang kita dapatkan dari warga, tentang adanya keluarga tidak mampu
yang hidup kesusahan di Rimbo Tengah. Setelah kita kunjungi,
informasinya ternyata benar," kata Guntur, Jumat (3/12).
Guntur mengakui, kondisi kehidupan keluarga Windra kurang layak dan
terbilang menyedihkan. Windra bersama isteri dan enam anaknya,selama
tujuh tahun hidup dalam sebuah pondok sederhana. Tanpa kamar, tanpa
penerangan listrik dan tidak memiliki prasarana MCK (mandi, cuci,
kakus) yang layak.
Namun Guntur menyatakan, meskipun hidup seadanya, keluarga tersebut
tidak pernah ada kata mengeluh, serta tidak pernah meminta dan
berharap dari hal-hal yang tidak baik.
Sewaktu ditanyai Guntur, Windra menyebutkan, meskipun tidak tepat
waktu, ia pernah mendapat bantuan dana dari Program Keluarga Haparan (PKH) dari Kementerian Sosial.
Dia memiliki enam orang anak. Dua masih kecil dan belum sekolah. Dua
orang anak perempuannya sekolah MTSN, yakni di kelas dua dan kelas tiga.
Satu dari mereka pernah mendapat bantuan dari sekolah sebesar Rp300 Ribu. Seorang lagi yang sulung, laki-laki saat ini membantu keuangan keluarga dengan bekerja sebagai montir di sebuah bengkel otomotif di Bungo.
Kendati tidak menawarkan janji yang muluk-muluk, Guntur Saputro
mengatakan akan berusaha menolong keprihatinan Windra dan keluarga
dengan berkomunikasi dan berkoordinasi kepada pemerintah dan pihak terkait.
Tidak hanya itu, melihat potensi dari anak perempuan Windra yang masih
duduk di kelas tiga dan kelas dua MTS saat ini, Guntur berharap bisa mendorong mereka menjadi polisi wanita (Polwan).
Tentunya, kata Guntur, hal itu atas restu kedua orangtuanya. Dia akan
berencana membantu pembinaan dan pembimbingan yang masih di tingkat
SLTP. Jika potensi mereka bagus, setelah tamat SLTA baru bisa diantar
masuk Polwan.
Menyaksikan sikap empati yang diperlihatkan Kapolres Bungo Guntur
Saputro, Windra mengaku sangat bersyukur. "Alhamdulillah, kedatangan Bapak memberi semangat bagi kami sekeluarga untuk menapaki kehidupan ke
depan," kata Windra. (N-2)
Surat Telegram ST/2274/XI/Kep.2024, ST/2276/XI/Kep.2024, ST/2277/XI/Kep.2024, ST/2278/XI/Kep.2024. Keempat surat telegram ini terbit pada Minggu (29/12).
Chaidir menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban selama proses pilkada.
Peninjauan itu dilakukan dengan berdiskusi mengenai sistem keamanan yang diterapkan, penyimpanan logistik hingga antisipasi potensi gangguan keamanan.
Polisi dinilai kebobolan terkait diselenggarakannya kontes kecantikan transgender atau waria yang digelar di Hotel Orchardz, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat.
Para orang tua harus lebih mengawasi anak-anak mereka agar tidak terlibat dalam praktik judi daring atau online.
Tim buser Naga Polres Pangkalpinang mengamankan dua anak di bawah umur yang merupakan anggota geng yang melakukan penyerangan dan perusakan pada 2 Juli lalu.
Guna menghindari jalur jalan yang putus dan kemacetan panjang, jenis kendaraan roda empat dan sepeda motor, disarankan mencari jalur-jalur jalan pintas yang layak tempuh.
Berkat pendekatan persuasif dan humanis, Kepala Polres Bungo, AKBP Natalena Eko Cahyono berhasil mengakhiri penyegelan Kantor Dusun Tanah Periuk yang dilakukan kelompok PPTP..
AKIBAT mengemudikan kendaraan dengan kecepatan tinggi, pengendara sepeda motor menabrak bus yang melintas dari arah berlawanan di jalan lintas Sumatra Kilometer 16, Kecamatan Tabir Lintas.
Wakapolda Jambi Brigadir Jenderal (Brigjen) Edi Mardianto memastikan jajarannya maksimal dalam melakukan pengamanan Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024.
PT Surya Damai Perdana (SDP) mengirimkan bantuan bahan makanan dan paket sembako kepada warga di beberapa titik lokasi bencana banjir di Kabupaten Bungo, Jambi.
Kecelakaan maut antara truk Colt Diesel dan mobil Gran Max pikap terjadi di ruas jalan lintas Sumatra Kilometer 32, Desa Rantau Makmur, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, Jambi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved