Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Aksi Polisi Membumi, Semangati Keluarga Miskin Tangguh di Bungo

Solmi Suhar
03/12/2021 21:45
Aksi Polisi Membumi, Semangati Keluarga Miskin Tangguh di Bungo
Kapolres Bungo AKB Guntur Saputro mendatangi dan menghibur salah satu keluarga miskin(MI/SOLMI SUHAR)


AKSI Polisi Membumi (Memberikan Bakti Untuk Masyarakat Indonesia) yang dilakukan Kapolres Bungo, Jambi, Ajun Komisaris Besar Guntur Saputro memberikan arti penting bagi sebuah keluarga miskin tangguh.

Selama tujuh tahun, keluarga itu bertahan hidup di sebuah pondok
sederhana di belakang lingkungan perumahan mewah Santika Garden, Rimbo
Tengah, Kabupaten Bungo.

Keluarga miskin tangguh itu terdiri dari pasangan suami istri Windra dan Eli Susilawati, yang dikaruniai enam anak yang masih kecil.

Selama tujuh tahun, mereka hidup dalam pondok kayu berukuran 3x3 meter yang dibangunnya dari papan dan seng bekas di atas tanah tumpangan di lingkungan RT 15, Kelurahan Candika, Rimbo tengah.

Tangguhnya Windra, meskipun pendapatannya sebagai buruh bangunan
pas-pasan, dan kerap makan ubi bersama anak istrinya selama pandemi,
tabu untuk menjadi pengemis. Ia pantang meminta-minta kepada warga atau
pejabat berduit di Bungo.

Keprihatinan hidup Windra akhirnya sampai ke telinga Kapolres Bungo,
Guntur Saputro. Guntur yang dikenal berkuping tipis alias sensitif jika
mendengar informasi keprihatinan hidup masyarakat di wilayah kerjanya,
langsung meluncur ke pondok Windra.

Ditemani seorang anggota, Guntur dalam perjalanan aksi membuminya,
berbelanja dulu ke warung swalayan membeli penganan kecil berupa roti
tawar, susu kental dan permen coklat. Penganan tersebut akan
dihadiahkan untuk anak-anak Windra.

Kedatangan Guntur yang berseragam dinas dan menenteng beberapa
bungkusan berisi makanan, disambut hangat dan haru oleh Windra dan
anak-anaknya.

Seorang anak perempuan Windra yang duduk di bangku kelas tiga MTS Negeri Rimbo Tengah, tidak kuasa menahan haru. Sambil mengusapkan
kedua telapak tangan ke wajah, ia bersuka cita melihat Guntur Saputro yang duduk di dekat pintu gubuk, menuangkan susu kental ke lembaran roti tawar untuk dia dan adik-adiknya.

"Kunjungan ini kita lakukan, untuk mengenal lebih dekat atas informasi
yang kita dapatkan dari warga, tentang adanya keluarga tidak mampu
yang hidup kesusahan di Rimbo Tengah. Setelah kita kunjungi,
informasinya ternyata benar," kata Guntur, Jumat (3/12).

Guntur mengakui, kondisi kehidupan keluarga Windra kurang layak dan
terbilang menyedihkan. Windra bersama isteri dan enam anaknya,selama
tujuh tahun hidup dalam sebuah pondok sederhana. Tanpa kamar, tanpa
penerangan listrik dan tidak memiliki prasarana MCK (mandi, cuci,
kakus) yang layak.

Namun Guntur menyatakan, meskipun hidup seadanya, keluarga tersebut
tidak pernah ada kata mengeluh, serta tidak pernah meminta dan
berharap dari hal-hal yang tidak baik.

Sewaktu ditanyai Guntur, Windra menyebutkan, meskipun tidak tepat
waktu, ia pernah mendapat bantuan dana dari Program Keluarga Haparan (PKH) dari Kementerian Sosial.

Dia memiliki enam orang anak. Dua masih kecil dan belum sekolah. Dua
orang anak perempuannya sekolah MTSN, yakni di kelas dua dan kelas tiga.
Satu dari mereka pernah mendapat bantuan dari sekolah sebesar Rp300 Ribu. Seorang lagi yang sulung, laki-laki saat ini membantu keuangan keluarga dengan bekerja sebagai montir di sebuah bengkel otomotif di Bungo.

Kendati tidak menawarkan janji yang muluk-muluk, Guntur Saputro
mengatakan akan berusaha menolong keprihatinan Windra dan keluarga
dengan berkomunikasi dan berkoordinasi kepada pemerintah dan pihak terkait.

Tidak hanya itu, melihat potensi dari anak perempuan Windra yang masih
duduk di kelas tiga dan kelas dua MTS saat ini, Guntur berharap bisa mendorong mereka menjadi polisi wanita (Polwan).

Tentunya, kata Guntur, hal itu atas restu kedua orangtuanya. Dia akan
berencana membantu pembinaan dan pembimbingan yang masih di tingkat
SLTP. Jika potensi mereka bagus, setelah tamat SLTA baru bisa diantar
masuk Polwan.

Menyaksikan sikap empati yang diperlihatkan Kapolres Bungo Guntur
Saputro, Windra mengaku sangat bersyukur. "Alhamdulillah, kedatangan Bapak memberi semangat bagi kami sekeluarga untuk menapaki kehidupan ke
depan," kata Windra. (N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya