Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tanah Longsor Dominasi Bencana Di Kuningan Sepanjang November

Nurul Hidayah
02/12/2021 21:56
Tanah Longsor Dominasi Bencana Di Kuningan Sepanjang November
Ilustrasi(ANTARA)

TANAH longsor mendominasi kejadian kebencanaan di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat sepanjang November 2021. Masyarakat diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan.

Berdasarkan data yang dhimpun dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, jumlah kejadian bencana yang terjadi sepanjang November 2021 mencapai 53 kejadian. Angka ini meningkat dibandingkan Oktober 2021 yang terjadi 23 kejadian bencana.

Dari 53 kejadian sebanyak 45 kejadian merupakan tanah longsor. "Kejadian bencana selama November didominasi tanah longsor,� tutur Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Indra Bayu, Kamis (2/12).

Selain tanah longsor, ada pula angin kencang sebanyak 2 kali  kejadian, pergerakan tanah, banjir, rumah ambruk, orang hanyut, dan sambaran petir serta kebakaran. Kejadian bencana selama November tersebut tersebar di 39 desa di 17 kecamatan di Kabupaten Kuningan.

Dari seluruh kejadian, lanjut Indra, ada satu korban yang meninggal dunia. Selain itu ada 59 kepala keluarga (KK) atau 175 jiwa yang terdampak bencana. Tidak hanya korban jiwa, bencana yang terjadi sepanjang November 2021 telah menyebabkan 51 rumah terdampak. Dengan rincian satu rumah rusak berat, lima rumah rusak sedang, empat rumah rusak ringan,39 rumah terancam dan dua rumah terendam banjir.

Adapun sarana dan prasarana umum yang terdampak terdiri dari jalan 24 titik, jembatan satu titik, sawah satu hektare, tembok penahan tanah (TPT) 26 titik, irigasi tiga titik dan sarana pendidikan tiga titik.

Indra mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada dan hati-hati. "Curah hujan diprakirakan akan terus meningkat menjelang puncak musim hujan," tutur Indra.

Kabupaten Kuningan telah menetapkan siaga darurat bencana hidrometeorologi sejak awal November2021 hingga April 2022. Untuk itu semua pihak diminta memiliki komitmen bersama untuk mengurangi risiko dan dampak bencana. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya