Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Banjir Serdangbedagai Makin Parah, Normalisasi Sungai Belutu Mendesak Dilakukan

Yoseph Pencawan
17/11/2021 19:36
Banjir Serdangbedagai Makin Parah, Normalisasi Sungai Belutu Mendesak Dilakukan
Banjir di Serdangbedagai, Sumut(ANTARA/FRANCISCO CAROLIO)

NORMALISASI Sungai Belutu diyakini dapat mengatasi banjir yang kerap di Kabupaten Serdangbedagai, Sumatera Utara secara signifikan. Saat ini, banjir terjadi rutin setiap tahun dan semakin parah.

Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah telah berbicara dengan Pemkab Serdangbedagai (Sergai) dan menemui warga terdampak banjir di sejumlah tenda pengungsian. Dari pertemuan yang dilakukan dan melihat langsung kondisi di lapangan dia menilai banjir yang terjadi di Sergai sudah menjadi semacam rutinitas tiap tahun dan dengan skala yang kian besar.

Wagub menyatakan normalisasi sungai perlu segera dilakukan. "Kita akan koordinasikan normalisasi dengan Balai Wilayah Sungai," ujarnya, Rabu (17/11).

Dalam dua pekan terakhir, banjir rob dan luapan Sungai Belutu merendam empat kecamatan di Sergai dengan setidaknya 5.600 warga terdampak. Pada Mei 2021, Pemkab Sergai tercatat sudah mengajukan normalisasi Sungai Belutu ke Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II sebagai upaya penanganan banjir. Bukan hanya normalisasi, pemkab juga ingin agar tanggul bagian hilir ditinggikan.

Pada 12 Juni 2020, tanggul Sungai Belutu di Kecamatan Sei Bamban sempat jebol sehingga air sungai merendam ratusan hektare sawah. Tanggul jebol hingga sepanjang 10 meter akibat hujan yang turun terus-menerus.

Wagub mengatakan, pemprov terlebih dahulu akan mendatangkan konsultan ke Serdangbedagai. Hal itu untuk mengetahui lebih detil kegiatan-kegiatan apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi banjir dari Sungai Belutu.

Meski demikian Wagub juga memaklumi banjir yang terjadi di Sergai dan daerah lain di Sumut, tidak hanya karena persoalan infrastruktur, tetapi juga diakibatkan cuaca ekstrem. "Alam tidak bisa kita pastikan. Namun, kita memang tetap siapkan langkah yang harus diambil agar bencana ini tidak kembali terulang," sambungnya.

Selain itu dia juga mengimbau masyarakat Sergai untuk selalu waspada dan menjaga daerah aliran sungai (DAS), terutama yang bermukim di sekitar Sungai Belutu. Terutama dengan tidak mendirikan bangunan di DAS dan lereng bukit. "Prediksi BMKG ,cuaca ekstrem ini masih berlanjut hingga akhir tahun," ungkapnya.

Dalam keterangannya, Bupati Sergai Darma Wijaya mengatakan banjir yang kerap terjadi ini akibat penyempitan dan pendangkalan aliran sungai dari hulu ke hilir. Karena itu dia juga yakin normalisasi sungai menjadi solusi utama dalam upaya penanganan banjir tersebut. (OL-15)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso
Berita Lainnya