RENCANA Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengusulkan Geopark Pegunungan Meratus ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) untuk menjadi UNESCO Global Geopark mendapat sorotan dari sejumlah organisasi lingkungan di Kalsel. Keberadaan Geopark Meratus, yang berstatus geopark nasional tersebut, dinilai telah melangkahi masyarakat adat Pegunungan Meratus.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Kalsel Kisworo Dwi Cahyono, dalam perbincangannya bersama Pena Hijau Indonesia, menyebut, sejak awal, penetapan geopark Meratus tidak pernah melibatkan masyarakat adat.
"Akui dulu keberadaan masyarakat adatnya, libatkan mereka dalam penetapan fungsi kawasan Meratus. Pengakuan masyarakat dan wilayah adat Dayak Meratus merupakan aspek paling utama ketika pemerintah benar-benar berniat membentengi Pegunungan Meratus dari ancaman industri ekstraktif pertambangan dan perkebunan," tegasnya.
Baca juga: Hujan Picu Pohon Tumbang dan Tembok Roboh di Kabupaten Badung, Bali
Desakan pengakuan masyarakat adat ini sebelumnya diserukan Walhi Kalsel, pada peringatan Hari Masyarakat Adat Internasional, Agustus lalu.
Sejauh ini, keberadaan masyarakat adat di Kalsel belum mendapat pengakuan baik dari pemerintah pusat dan daerah. Walhi juga mendesak agar Presiden segera mensahkan RUU tentang Masyarakat Adat.
Walhi mengidentifikasi sedikitnya ada 14 wilayah adat yang tersebar di kawasan pegunungan Meratus dan rawa gambut di Kalsel. Luas wilayah adat ini mencapai 220 ribu hektare meliputi 171 komunitas tersebar di sembilan kabupaten di Kalsel.
"Seharusnya, ketika melakukan penetapan geopark, pemerintah juga melibatkan masyarakat adat dayak Meratus," ujar Kisworo.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel Roy Rizali Anwar mengatakan Pemprov Kalsel akan mengusulkan Geopark Meratus menjadi UNESCO Global Geopark (UGG).
"Geopark Meratus saat ini sudah mendapatkan status sebagai Geopark Nasional sejak 2018 dan kita berharap dapat naik statusnya menjadi UNESCO Global Geopark," katanya.
Ada 34 geosite yang akan diusulkan, 11 site berskala internasional sisanya berskala nasional dalam satu kesatuan geopark Meratus.
Dari 34 geosite ini ada 5 skala prioritas geosite yang sudah dilakukan perbaikan dan penambahan fasillitas yaitu geosite di wilayah Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel Muhammad Syarifudin mengatakan geosite yang sudah dan akan dibenahi adalah Tahura Sultan Adam di Kabupaten Banjar, Pendulangan Intan Kota Banjarbaru, Tanjung Dewa Kabupaten Tanah Laut, Batu Besar di Kabupaten Tanah Bumbu, dan Pantai Sekoyang Kotabaru.
Status UGG diyakini akan menjadi berkah bagi masyarakat Kalsel, dengan pegunungan Meratus akan menjadi sorotan dunia. Hutan akan terlindungi dan masyarakat mendapat manfaat ekonomi. (OL-1)