Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

PLN NTT Gandeng ISSF untuk Evaluasi Program Pengelolaan Sampah di Ende 

Ghani Nurcahyadi
16/11/2021 20:50
PLN NTT Gandeng ISSF untuk Evaluasi Program Pengelolaan Sampah di Ende 
Proses evaluasi progran TJSL PLN NTT di ende(Dok. Pribadi)

DALAM rangka meningkatkan kualitas dan evaluasi terhadap kegiatan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur melakukan kerja sama dengan Forum Keberlanjutan Sosial Indonesia (Indonesian Social Sustainability Forum/ISSF) dalam Evaluasi Implementasi Program TOSS (Teknologi Olah Sampah di Sumbernya) di Ende. 

Agustinus Jatmiko selaku General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, PLN telah menyalurkan dana program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) tahun 2020 sebesar Rp480.555.000, untuk kegiatan pelatihan pembuatan pellet, pembangunan shelter TOSS dan peralatan pengolahan sampah menjadi pellet.  

Untuk mengukur kinerja dan dampak dari program tersebut, pada 2021 ini tim ISSF melakukan pengukuran dan perhitungan SROI (Social Return On Investment) dan IKM (Indeks Kepuasan Masyarakat). Program TOSS sendiri merupakan salah satu inovasi Bupati Ende dengan semboyan "Dari Ende Flores untuk Indonesia" dalam pengelolaan dan pengolahan sampah organik (biomassa) menjadi pellet untuk bahan bakar energi kerakyatan dan co-firing PLTU Ropa. 

"Sedangkan pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik dilakukan oleh ACIL (Anak Cinta Lingkungan) Ende menjadi beberapa produk seperti paving blok, meja tamu, sofa, dan beberapa produk kreatif lainnya”.  ungkap Jatmiko. 

Jatmiko menjelaskan, Program TOSS Ende dalam implementasinya telah mendorong meningkatnya sirkuler ekonomi masyarakat dari lahirnya UMKM pengelolaan sampah menjadi pellet sehingga tercipta lapangan kerja baru di masyarakat yang berdampak pada meningkatnya kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. 

Hal itu ikut mendukung tujuan pembangunan nasional berkelanjutan yang dicanangkan pemerintah yang biasa disebut Sustainable Development Goals (SDGs). 

Sekretaris Jenderal ISSF Nurul Iman mengatakan, kehadirannya bersama tim di Ende untuk mengevaluasi pengelolaan sampah menjadi energi dengan istilah TOSS yang merupakan bagian dari implementasi program CSV (Creating Share Value) telah dilaksanakan PLN pada 2020. 

Baca juga : Harga Minyak Goreng Naik, Disperindag NTT Gelar Pasar Murah

ISSF melakukan kunjungan lapangan kepada pemangku kepentingan terkait program TOSS terutama penerima manfaat seperti SMK Negeri 2 Ende, DLH (Dinas Lingkungan Hidup) Kabupaten Ende, masyarakat pembuat pellet dan pengguna pellet, organisasi ACIL Ende, Keuskupan Agung Ende, PLTU Ropa serta BUMDes Keliwumbu serta kelompok pengrajin tembikar yang memproduksi kompor pellet dari tanah liat di Desa Wolotolo Kabupaten Ende.  

“Dari hasil pengamatan dan diskusi dengan penerima manfaat, kami mendapatkan informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber bagi kami dalam mengevaluasi program yang telah dilaksanakan dengan dua pendekatan yaitu SROI dan IKM sekaligus memberikan masukan konstruktif untuk peluang-peluang perbaikan dari program yang telah dilaksanakan, dan sangat berharap masukan tersebut dapat dilaksanakan oleh PLN bersama pemangku kepentingannya sehingga keberlanjutan program terus dilaksanakan dan lebih bermanfaat diwaktu yang akan datang” jelas Nurul Iman.  

Selanjutnya, lanjut Nurul Iman, dari pengukuran dampak social atau tepatnya (Social Return on Investment/SROI) yang dilakukan diperoleh hasil, Rp480.555.000 dana TJSL yang disalurkan untuk program TOSS pada 2020 lalu, nilai SROI-nya sebesar Rp1,096. Artinya setiap 1 piah yang dikeluarkan oleh PLN telah menghasilkan dampak positif senilai Rp1,096.  

Adapun hasil pengukuran ISSF mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) pada kategori Tingkat Kepentingan untuk TJSL PLN di lokasi tersebut dari 14 indikator yang diukur mendapatkan nilai  91,4 dengan Kategori Sangat Penting (A), IKM tingkat Kinerja mendapatkan nilai 88,13 dengan kategori Baik (B), karena kegiatan ini memberikan dampak yang positif bagi masyarakat yang berada disekitar lokasi sehingga bisa menumbuhkan potensi-potensi yang selama ini belum terangkat dan meningkatkan ekonomi warga yang terlibat dalam kegiatan TOSS. 

Nurul Iman menegaskan, program pengelolaan sampah menjadi pellet yang sedang dilaksanakan saat ini di Ende merupakan sebuah program yang sangat baik karena telah menciptakan mata rantai pengelolaannya dari pengumpulan sampah sampai dengan pemanfaatan pellet menjadi energi kerakyatan maupun co-firing PLTU Ropa di Ende dan juga menggandeng beberapa stakeholder kunci seperti pimpinan daerah dan tokoh agama.  

"Hal baik yang sudah dilakukan ini perlu direplikasi oleh daerah lain karena manfaat program ini selain mensolusikan permasalahan sampah dan juga mensolusikan masalah energi yang sudah menjadi permasalahan daerah, nasional bahkan dunia," tutur Nurul Iman. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya