Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Meningkatkan Ekonomi Warga Perbatasan Lewat Wisata

Denny Susanto
29/10/2021 08:30
Meningkatkan Ekonomi Warga Perbatasan Lewat Wisata
Sejumlah wisatawan berpose di depan Air Terjun Lano di Pegunungan Meratus, Kalsel.(MI/Denny Susanto)

ALIRAN Sungai Lano tidak terlalu jernih akibat hujan yang terus menerus mengguyur kawasan Pegunungan Meratus di Kabupaten Tabalong. Namun, sejak kembali dibuka, September 2021 lalu, setelah hampir dua tahun ditutup karena pandemi covid 19, obyek wisata alam air terjun Lano mulai ramai dikunjungi warga.

Keberadaan obyek wisata air terjun Lano, yang dikelola Pokdarwis Nagarawi dan KUPS Maju Bersama sejak 2016 lalu, mampu mendongkrak ekonomi masyarakat desa yang berada di perbatasan antara Provinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur ini. 

"Setiap tahun, rata-rata ada 20 ribu pengunjung ke obyek wisata air terjun Lano ini, dengan penerimaan dari tiket masuk dan parkir mencapai Rp100 juta," ungkap Sekretaris Pokdarwis Nagarawi Jamin Effendy.

Baca juga: Serbuan Vaksinasi Covid-19 untuk Pelaku Parekraf dan Umum di Raja Ampat

Effendy menjelaskan penghasilan dari pengelolaan obyek wisata, yang berada di dalam kawasan hutan Desa Lano itu, sebagian diperuntukkan membantu pembiayaan berbagai keperluan masyarakat desa. 

Karena itu, Effendy dan masyarakat desa berharap pemerintah dan KPH Tabalong dapat membantu pengembangan kawasan obyek wisata ini, tidak hanya wisata tetapi juga hasil hutan bukan kayu (HHBK) dan agroforestry yang ada di dalam hutan desa seluas 1.005 hektare itu.

Obyek wisata air terjun Lano terletak di Desa Lano, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, sebuah desa terluar Provinsi Kalsel. 

Pembangunan dan peningkatan ekonomi masyarakat desa menjadi perhatian utama Pemprov Kalsel, terlebih daerah ini menjadi daerah yang berbatasan langsung dengan Kaltim, ibu kota baru negara.

Di kawasan ini setidaknya ada empat air terjun (riam) dengan air terjun tertinggi mencapai 17 meter dan memiliki tiga tingkatan. 

Untuk menjangkau air terjun tertinggi ini pengunjung harus berjalan kaki kurang lebih 30 menit, menyusuri lebatnya hutan desa dan menyeberangi anak sungai hingga belasan kali.

Jarak air terjun Lano tertinggi ini dari gerbang masuk obyek wisata sebenarnya tidak terlalu jauh, hanya sekitar 600 meter. Salah satu obyek wisata alam andalan Kabupaten Tabalong ini juga berada di ruas trans Kalimantan dan hanya berjarak satu kilometer dari tugu perbatasan antarprovinsi.

Air terjun Lano bersumber dari mata air pegunungan Halat yaitu kawasan pegunungan Meratus yang berbatasan antara wilayah Kalsel dengan Kaltim. Saat kemarau air terjun Lano menjadi sangat jernih dan sangat cocok untuk wisata keluarga maupun para pecinta alam.

Sunari, petugas pendamping Perhutanan Sosial KPH Tabalong, mengatakan pihaknya bersama pengelola wisata telah membangun sejumlah fasilitas penunjang wisata seperti jalan usaha tani, pendopo (balai rakyat), jembatan, juga fasilitas MCK bagi kenyamanan pengunjung. 

"Kami juga membangun kios dan stand UMKM bagi warga desa untuk memasarkan produk khas desa kepada pengunjung," tutur Sunari.

Kepala KPH Tabalong, Heryadi, mengatakan kawasan hutan di Kabupaten Tabalong seluas 346 ribu hektar memiliki potensi hasil hutan nonkayu yang cukup besar seperti madu, rotan, damar, buah lokal, sarang walet, serta jasa lingkungan atau wisata. 

Selain Air Terjun Lano, di wilayah terluar Kalsel itu juga ada obyek wisata lainnya seperti Riam Kinarum, Bukit Karamoh, Arung Jeram Belantingan, Batu Timbul dan Goa Liang Tapah. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya