Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

UMKM Sumsel Mulai Adaptasi Dengan Platform Digital

Dwi Apriani
25/10/2021 10:41
UMKM Sumsel Mulai Adaptasi Dengan Platform Digital
Pelaku UMKM Coffeeein yang mampu bertahan dan mengembangkan usaha kuliner di masa pandemi dengan layanan digitalisasi.(MI/Dwi Apriani)

PANDEMI Covid-19 berimbas besar bagi pelaku Usaha Kecil, Mikro dan Menengah yang ada di Sumatra Selatan. Terlebih bagi pengusaha kecil yang sangat berharap dengan adanya kebijakan pemerintah saat penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di Kota Palembang.

Karena dampak dari kebijakan itu, membuat omzet para pelaku usaha turun drastis. Ini juga yang dirasakan Rifky Hanif, CEO Coffeeein yang ada di Palembang.

Ia mengaku, pandemi membuat usaha yang dibangunnya sejak 2019 goyang. Bahkan yang semula usahanya berjalan mulus dan lancar, harus terseok-seok akibat kebijakan pemerintah yang membatasi operasional cafe miliknya.

Pemuda berusia 19 tahun itu, mengklaim sempat jatuh dan bangkrut lantaran tidak adanya konsumen yang membeli dan mampir ke cafenya. Padahal ia sudah cukup banyak mengeluarkan modal, baik untuk operasional cafe, bahan baku, hingga biaya pegawai.

"Serangan pandemi sangat berpengaruh besar. Sebelum pandemi, usaha saya maju pesat, bahkan hampir membuka cabang baru di Palembang. Namun angan saya berhenti saat pandemi, omzet merosot tajam. Jangankan untuk membayar pegawai, untuk mengembalikan modal bahan baku saja, saya kesulitan," ucap mahasiswa di Universitas Sriwijaya itu.

Pria yang memulai usahanya di usia muda itu pun mengaku, sempat menutup cafe miliknya lantaran tidak bisa menutup biaya sewa cafe di Jalan Kapten A Rivai. Namun dukungan dari teman dan keluarga, ia pun kembali bangkit di pertengahan 2020.

Ia memulai kembali usahanya dengan mengandalkan teknologi digitalisasi. Salah satunya menjadi mitra Gofood. Rifky menyebut memang di awal membuka kembali usahanya tidak begitu mendapat respon yang positif, namun berkat usaha menyosialisasikan via media sosial akhirnya lambat laun mulai ramai.

"Ini adalah usaha milik saya sendiri, karenanya modal berasal dari saya. Namun saya berpikir saya tidak akan bisa mengembangkan usaha saya jika saya tutup saat pandemi. Karenanya saya pun ikhtiar dengan membuka kembali cafe ini, namun lebih orientasi pada penjualan secara online," ucapnya.

Dan sejak saat itu sampai saat ini, ia pun tetap bisa menjalankan usahanya, dan bisa kembali membiayai karyawan yang bekerja di cafenya.

"Penjualan via gofood sangat besar pengaruhnya terhadap kelancaran usaha saya ini. Karena memang saya yakin, kopi adalah salah satu minuman yang digemari banyak orang," ucapnya.

Dibumbui dengan promo menarik juga membuat usahanya kian lancar. "Alhamdulillah sekarang sudah mulai normal. Omzet penjualan pun sudah mulai meningkat. Dan rencananya, saya akan kembali melanjutkan rencana membuka cabang baru di Palembang," jelas Rifky.

Hal serupa diungkapkan Denny, pemilik usaha Sate Cak Kallam di Jalan Sukarela, Sukarami, Palembang yang sudah sejak dua tahun belakang menjadi mitra Gofood. Ia mengungkapkan, saat pandemi ini banyak konsumen yang membeli sate dengan menggunakan aplikasi Gofood.

"Setiap harinya kita bisa menerima pesanan via aplikasi sekitar puluhan. Jadi memang efek dari pandemi ini, konsumen yang biasanya membeli langsung di warung kami, kini lebih memilih memesan via aplikasi," ucapnya.

Ia bersyukur karena adanya aplikasi online untuk pemesanan makanan, karena warung sate miliknya tetap bisa beroperasional meski dihantam pandemi Covid-19.

"Jika tidak ada aplikasi penjualan onlie, mungkin usaha saya bersama keluarga ini bisa tutup. Karena melihat banyak usaha sate lain yang tidak melek teknologi sangat berimbas besar akibat pandemi ini," ucapnya.

Berdasarkan data dari halaman resmi Gojek, perusahaan tersebut mencatat ada bahwa Gojek memiliki sebanyak 900 ribu lebih mitra Gofood. Belum lama ini, Aji Wihardandi, Head of Corporate Affairs Gojek Regional Sumbagsel mengatakan, untuk di wilayah Sumatra Selatan saat ini tercatat mitra Gofood sebanyak 7.000.

"Kita memang konsentrasi terhadap kemajuan UMKM yang ada di Sumsel. Dengan aplikasi yang mempermudahkan penjualan usaha milik UMKM tentu dapat membantu para mitra dalam meningkatkan usahanya meski ditengah pandemi sekalipun," ucapnya.

Aji menerangkan, layanan penjualan secara digital ini tentunya juga akan sangat membantu para pelaku usaha untuk menjadi solusi peningkatan penjualan saat pandemi. "Ini yang menjadi fokus oriented kita, kita ingin agar pelaku UMKM dapat bertahan dan terus berkembang," jelas Aji.

Ia menjelaskan, pandemi saat ini tentu akan sangat berpengaruh besar bagi para pelaku UMKM yang ada di Sumsel ataupun daerah lain. Namun dengan adanya penjualan secara online dapat membantu para pelaku usaha untuk mendongkrak omzet yang turun drastis selama masa pandemi.

baca juga: Manfaatkan Platform Online, Produk La Moringa Bertahan di Tengah Pandemi

"Kita memang selama ini fokus dalam memberikan kemudahan kepada mitra dalam mengembangkan bisnis usahanya. Kita juga tetap memastikan kepada pelanggan bahwa layanan ini aman dan membuat pelanggan nyaman," ujarnya.

Aji menerangkan, ini juga lah yang membuat pihaknya yakin dan optimistis terhadap peluang bisnis kuliner akan terus meningkat. Peluang ini juga memperlihatkan potensi pertumbuhan bagi pelaku UMKM bisa lebih berdaya saing kedepannya.

"Gofood ini mengedepankan teknologi personalisasi serta berfokus menjadi destinasi dan referensi kuliner utama di Indonesia yang dihadirkan lewat berbagai fitur andalan di sepanjang 2021 ini," ucapnya.

Untuk meyakinkan pelanggan terhadap layanan Gofood, pihaknya sudah mengeluarkan inisiatif berupa J3K yakni jaga kesehatan, kebersihan, dan keamanan. "Sebagai upaya mengurangi dampak penyebaran Covid-19, ada pemberian segel pada paket Gofood. Jadi konsumen tetap merasa aman terhadap pesanannya," jelasnya.

Saatnya digitalisasi UMKM

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Sumsel Ernila Rizar mengatakan, industri kuliner di Sumsel saat ini sedang berkembang pesat. Namun perlu beragam inovasi agar industri ini tetap dapat bertahan dan berkembang di masa pandemi.

"Solusinya bagi pelaku UMKM adalah dengan berinovasi. Sebab, jika hanya menggunakan sistem manual, tentu penjualannya tidak bisa berjalan keinginan. Saat ini pandemi masih berlangsung, industri kuliner tetap harus bertahan, dengan memanfaatkan teknologi digitalisasi," kata Ernila.

Saat ini juga, sudah tersedia platform digital yang bisa dimanfaatkan para pelaku UMKM. "Ini yang harus dimanfaatkan, karena inilah yang menjadi peluang bagi industri kuliner untuk bertahan dan berdaya saing di kondisi seperti saat ini," pungkasnya. (N-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya