Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
23 mantan narapida terorisme (napiter) Poso menyampaikan ikrar setia kepada NKRI di Poso, Sulawesi Tengah, Senin (11/10). Mereka juga menolak paham yang bertentangan dengan Pancasila.
Perwakilan mantan napiter Supriadi alias Upik Pagar memimpin pembacaan ikrar yang disaksikan Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi dan pejabat Operasi Madago Raya.
Supriadi mengaku ia bersama rekan-rekannya dengan sadar dan tanpa adanya tekanan berikrar. "Kami berikrar untuk kembali ke NKRI dan menolak paham yang bertentangan dengan Pancasila," terangnya.
Dalam ikrar itu, ada empat poin yang dibacakan. Pertama menyatakan, setia kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, patuh dan taat kepada hukum dan peraturan perundang undangan yang berlaku.
Ketiga, menolak terlibat dalam kegiatan dan paham-paham yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Sedangkan poin keempat, bersama-sama dengan masyarakat dan pemerintah untuk membangun Poso yang aman, damai dan sejahtera.
Kapolda Sulteng, Irjen Rudy Sufahriadi mengatakan, ikrar setia kepada NKRI oleh puluhan eks napiter Poso yang bertajuk merajut persatuan dalam bingkai NKRI adalah kegiatan yang digagas oleh Polda Sulteng dan Satgas Madago Raya.
Menurutnya, seluruh peserta ikrar merupakan para eks napiter yang sudah menjalani masa hukuman. "Mereka semua itu sudah kembali ke jalan yang benar, sudah berkarya untuk masyarakat Poso serta telah memiliki usaha sendiri," tegas Rudy.
"Semoga apa yang telah mereka ikrarkan hari ini menjadi contoh buat teman-teman yang lain," tandas Rudy. (OL-15)
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini menuai kecaman dari umat muslim di dunia karena mengaitkan Islam dengan terorisme.
SELASA, 17 November lalu, dua anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur tewas di tangan Satuan Tugas Tinombala.
DI tengah aksi teror, warga selalu jadi korban. Di Sulawesi Tengah, yang terbaru ialah pembunuhan empat warga dan pembakaran enam rumah di lokasi transmigrasi Levono,
Wilayah Poso identik dengan serangkaian konflik yang berujung pada kericuhan.
TERORIS merupakan ancaman serius yang setiap saat dapat membahayakan keselamatan bangsa dan Negara serta kepentingan nasional.
NAMANYA Muhammad Basri. Sehari-hari, ia dipanggil Bagong. Pria asal Poso, Sulawesi Tengah, itu juga dikenal sebagai tangan kanan Santoso
Panel 3 tersebut dipimpin oleh Hakim Konstitusi Arief Hidayat, didampingi Enny Nurbaningsih dan Anwar Usman.
Satgas Tinombala temukan barang bukti kelompok Ali Kalora berupa alat komunikasi, amunisi senjata api, hingga peralatan masak
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved