Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Ulah Pengerit Sebabkan BBM Langka di SPBU dan SPBN Babel

Rendy Ferdiansyah
05/10/2021 12:40
Ulah Pengerit Sebabkan BBM Langka di SPBU dan SPBN Babel
Kelangkaan BBM di Babel diduga ada pembiaran terhadap pengerit.(MI/Rendy Ferdiansyah)

ULAH para pengerit yang membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) berulang kali di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) membuat BBM di Bangka Belitung (Babel) langka.

Anggota DPRD Provinsi Babel. Ferdiyansyah mengatakan, masyarakat khususnya nelayan sudah menyampaikan keluhanya sulit mendapatkan BBM untuk melaut. Karena BBM yang ada di SPBN selalu diramaikan oleh pengerit.

"Pengerit ini bahasa Bangka, mereka ada orang yang mencari keutungan dengan membeli BBM baik itu solar, premium maupun pertalite berulang kali di SPBU,baik itu dengan kendaraan roda dua maupun roda empat,"kata Ferdiyansyah. Selasa (5/10).

Sulitnya mendapatkan BBM ini, menurut Ferdiyansyah buka hanya disatu SPBN saja, tapi menyeluruh. Ini sangat miris ketika nelayan sangat membutuhkan, justru BBMnya habis oleh para pengerit.

"Bagi yang tidak dapat BBM di SPBN mau tidak mau mereka harus beli BBM yang mahal, apakah itu solar, premium atau pertalite,"ujarnya.

Hal ini, menurut Ferdi, tentu saja akan berpengaruh terhadap harga jual perikanan,"ya pasti harga ikan akan mahal, dampaknya ke masyarakat,"ungkap dia.

Pihaknya meminta pihak kepolisian mengambil tindakan terhadap para pengerit, ini sebab BBM yang seharunys untuk nelayan sudah banyak disalah gunakan demi keutungan, bahkan BBM ini dijual para pengerit ke para penambang.

"Polisi harus segera bertindak, jangan dibiarkan kasihan nelayan kita kesulitan mendapatkan BBM,"terangnya.

Depot Pertamina

Sementara itu, Gubernur Babel Erzaldi Rosman mengatakan, hingga saat ini banyak masyarakat yang memilih ngerit BBM ketimbang membeli dengan aturan yang sudah di tetapkan. Yaitu penerapan jam bagi masyarakat yang akan melakukan pengisian menggunakan jerigen.

"Terkait hal ini kita akan antisipasi dengan melakukan pembatasan-pembatasan kepada kendaraan-kendaraan yang ngerit," ujarnya.

Untuk itu, Erzaldi meminta kepada Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) DPC Babel sebagai mitra Pertamina untuk meneruskan harapan Pemprov. Babel dalam mempercepat pengembangan, termasuk berkenaan dengan kuantitas pompa di SPBU yang ada di Babel.

"Kami meminta Pertamina mempercepat pengembangan Pertashop, sehingga pompa lebih banyak. Kami juga minta agar pompa di SPBU-SPBU terutama di kota, dapat lebih diperbanyak," harapnya.

Menanggapi permintaan Gubernur Erzaldi, Ketua DPC Hiswana Migas Babel Suhendra mengatakan, untuk mengatasi permasalahan BBM di Babel, ia sepakat dengan rencana gubernur memanfaatkan aset tanah milik pemprov untuk didirikan depot.

"Perpindahan depot ke tanah Pemprov usulan Bapak kemarin bagus pak, karena mereka bisa datang dengan suplai kapal tanker besar. Kalau sekarang kan kapalnya kapal kecil pak, jadi suplainya gitu aja," ujarnya.

Untuk mendirikan depot baru menggantikan Depot Pertamina yang ada di Pangkalbalam saat ini, Suhendra memberikan opsi lokasi strategis berada di kawasan Tanjung Ru, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung. Dalam pembangunannya pun, diakui Suhendra membutuhkan anggaran yang cukup besar.

"Tanjung Ru itu punya kabupaten, nanti coba saya tanya dulu ada nggak tanah Pemprov di sana. Tapi disana bisa kita tarik reklamasi, kita minta Pertamina membangun depot. Kalau soal anggaran, mau gimana lagi untuk pelayanan publik," timpal Gubernur.(OL-13)

Baca Juga: PT. Timah Tenggelamkan 1.920 Terumbu Karang Buatan di Babel

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya