Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Dinkes Tasikmalaya Belum Dapati Klaster Sekolah akibat PTM

Adi Kristiadi
23/9/2021 10:35
Dinkes Tasikmalaya Belum Dapati Klaster Sekolah akibat PTM
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum meninjau pelaksanan PTM diSMAN 5 Kota Tasikmalaya, Senin (20/9)(MI/Adi Kristiadi)

PELAKSANAAN pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di wilayah Kota Tasikmalaya, masih tetap dilaksanakan untuk jenjang tingkat SD dan SMP. Sebelumnya, pelaksanaan PTM di SDN Gunung Lipung dan SDN Kudang Uyah, sempat ditutup selama 5 hari setelah ditemukannya dua orang guru pengajar terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya, Budiaman Sanusi mengatakan, PTM terbatas di SD dan SMP di Kota Tasikmalaya masih berjalan. Dua SD, yakni SDN Gunung Lipung 3 dan SDN Kudang Uyah sempat ditutup selama 5 hari setelah ditemukannya dua orang pengajar terpapar Covid-19

"Kami terpaksa harus menutup dua sekolah di SDN Gunung Lipung dan SDN Kudang Uyah, setelah ditemukannya guru pengajar terpapar Covid-19. Pelajar dan guru di dua sekolah itu harus melakukan pemeriksaan guna memutus mata rantai virus korona," kata Budiman, Kamis (23/9).

Budiman mengatakan, pelaksanaan PTM terbatas terus dipantau dan dievaluasi Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Pemot Tasikmalaya.

"Hasil pemeriksaan antigen yang dilakukanya kepada guru dan anak didik dari evaluasi yang dilakukan Dinas Pendidikan dari rapat evaluasi bersama Kepala Sekolah Dasar Negeri/Swasta (K3S) dan Musyawarah Kerja Kepala (MKKS) Negeri/Swasta tidak ditemukan para pengajar dan siswa terpapar Covid-19," ungkapnya.

Pihaknya, jelas Budiman, bersama Dinas Kesehatan melaksanakan tes acak antigen di sekolah guna memastikan guru dan siswa tersebut sehat. Selain untuk mendeteksi dini penyebaran virus korona. Bagi guru pengajar dan siswa diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hindari kerumunan dan membatasi mobilitas.

"Dinas Pendidikan tidak memiliki alat rapid tes antigen untuk pencegahan di sekolah, tetapi ada langkah yang dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus korona kita terapkan," paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2P) Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, pihaknya membenarkan ada dua guru honorer yang mau melaksanakan seleksi PPPK dari hasil rapid tes antigen positif. Petugas kesehatan sudah melakukan tracing ke sekolah. Hasil pemeriksaan itu tidak menemukan guru maupun siswa positif dan semuanya sehat.

"Untuk pencegahan kedepan Dinas Kesehatan tetap sesuai Imendagri dan semuanya harus menerapkan protokol kesehatan ketat. Kami, juga mengharapkan kerja sama dengan Dinas Pendidikan karena masih ada beberapa guru yang belum vaksinasi, mungkin dari mereka berhalangan tersebut supaya segera disuntik vaksin tapi ditemukan dua pengajar itu belum menularkan kepada yang lain hingga sekarang ini belum ditemukan adanya klaster sekolah," pungkasnya. (OL-13)

Baca Juga: Harga Pinang Naik, Petani di Aceh Gembira

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi
Berita Lainnya