Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Ekonom, Akademisi, dan Pelaku Usaha Berkolaborasi Kembangkan Kemandirian Ekonomi Jawa Barat

Bayu Anggoro
23/8/2021 21:55
Ekonom, Akademisi, dan Pelaku Usaha Berkolaborasi Kembangkan Kemandirian Ekonomi Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kiri) bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto (kiri)( ANTARA/M Agung Rajasa)

BANK Indonesia Wilayah Jawa Barat bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung meluncurkan Regional Economist Forum (REF) Jabar.

REF merupakan wadah sinergi dan kolaborasi pentahelix untuk melahirkan pemikiran solutif bagi kemajuan ekonomi Jabar sekaligus kontribusi Jabar bagi Indonesia.

Peluncuran forum tersebut dilaksanakan bersamaan dengan penyelenggaraan
Kick Off West Java Economic Society (WJES) tahun 2021 & Road to Kongres
ISEI XXI.

Tahun kedua WJES mengangkat tema Menguak Potensi Ekonomi, Mendorong Akselerasi Investasi dan Digitalisasi Guna Memajukan Inklusivitas Ekonomi Jawa Barat, digelar Senin (23/8/).

Selain peluncuran REF, pada kesempatan itu juga dilaksanakan Pernyataan Komitmen Kampus Mendukung Digitalisasi, serta webinar Economic Policy Forum.

Acara itu menghadirkan pembicara Senior Vice President Public Policy and Government Relations Go to Finance Anita Sukarman, Deputy President
Director BCA Armand W. Hartono, Kepala Pusat Inovasi Kota dan Komunitas
Cerdas ITB Suhono Harso Supangkat  dan Kepala BI Institute sekaligus
Sekretaris Umum ISEI Solikin M Juhro, dan Deputi Gubernur Bank
Indonesia Dody Budi Waluyo sebagai pembicara kunci.


Ekonomi Jabar

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Herawanto
mengatakan WJES merupakan wadah untuk berkontribusi dalam rangka
mendorong kemajuan perekonomian Jabar.

Kontribusi tersebut dilakukan melalui dua hal. Pertama memberikan berbagai advisory dan rekomendasi kebijakan aplikatif kepada pemerintah daerah dan pemangku kepentingan utama lainnya.

Kedua melalui berbagai keterlibatan langsung dalam berbagai bentuk dan level terhadap proyek pemberdayaan yang menyentuh langsung kehidupan perekonomian sektor riil dan masyarakat.

"Sinergi pentahelix WJES yang melibatkan para ekonom, akademisi, pelaku
ekonomi dan praktisi bisnis bertujuan dapat menghasilkan berbagai bisnis model yang tidak hanya bersifat local community service (LCS) dalam mendukung kemandirian ekonomi masyarakat, namun juga membantu masyarakat  dan solusi bagi institusi bisnis dalam memperbaiki manajemen bisnisnya untuk membangun kemandirian ekonomi dan meningkatkan daya saing," katanya.

Ia menambahkan dengan kompleksitas permasalahan ekonomi Jabar,
berbagai bisnis model yang dihasilkan akan bisa menjadi percontohan. Tidak hanya dalam skala lokal, namun juga nasional dan global sehingga
WJES mengangkat tagline #DariJabarUntukIndonesia dan #DariJabarUntukEkonomi Global.

Lebih lanjut, Herawanto mengatakan, dalam rangka menjaga momentum
perbaikan ekonomi sekaligus melanjutkan penguatan pemulihan ekonomi dan
reformasi struktural Jabar ke depan, diperlukan langkah-langkah
strategis untuk memetakan peluang dan potensi ekonomi dan investasi.
Sekaligus untuk menyelesaikan berbagai isu ekonomi dan pembangunan.

Merujuk pada perkembangan tersebut, BI Jabar bersama ISEI Cabang Bandung Koordinator Jabar meluncurkan Regional Economist Forum (REF) Jabar. REF Jabar lahir sebagai forum sinergi dan kolaborasi pentahelix untuk memperoleh beragam pemikiran dari para ekonom dan akademisi, khususnya  di bidang bisnis yang memiliki fokus dan perhatian terhadap berbagai isu pembangunan ekonomi Jabar.

"Menyambut momentum Kemerdekaan RI sekaligus Ulang Tahun Jawa Barat
ke-76, langkah awal REF Jabar 2021 diwujudkan dalam 76 Ekonom Jabar
Bicara yang akan berupaya berbagai kontribusi pemikiran pengembangan
industri manufaktur, pariwisata, pertanian, digitalisasi proses bisnis,
investasi, pembiayaan, kebijakan pemberdayaan UMKM, hingga penyelarasan
pembangunan Jabar Utara dan Selatan di samping isu lainnya," sambungnya.

Selain REF Jabar, kick off WJES 2021 juga disampaikan pernyataan
Komitmen Kampus Mendukung Digitalisasi.

Hal tersebut tidak terlepas dari pentingnya transformasi digital untuk
mendorong dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, baik di daerah,
nasional maupun  global utamanya dalam mendukung percepatan pemulihan
ekonomi dari pandemi.

Perguruan tinggi yang sudah menyatakan komitmen untuk mendukung
digitalitasi ekonomi terdiri dari 23 kampus besar di Jawa Barat dan terus akan bertambah ke depan.

Kampus dalam hal ini siap bersinergi mendukung berbagai kegiatan
digitalisasi ekonomi berupa, workshop bersama, pendampingan UMKM,
penciptaan wirausaha muda, serta mahasiswa pelaku bisnis digital.

"Perguruan tinggi  memiliki peran strategis dalam mengakselerasi
digitalisasi termasuk mendukung pengembangan ekosistem ekonomi keuangan
digital. Ekosistem kampus siap bahu membahu mempercepat pertumbuhan
ekonomi Provinsi Jawa Barat melalui Kegiatan Kampus Mendukung
Digitalisasi Ekonomi," kata Herawanto.


ISEI

Ketua ISEI Cabang Bandung Koordinator Jabar Aldrin Herwany mengatakan
pada tahun kedua, program WJES lebih implementatif dan aplikatif yang
bermanfaat untuk pemerintah setempat sampai dengan tingkatan masyarakat
level akar rumput.

Ada tiga program yang dilaksanakan, yakni Riset dan Kajian Pembangunan Regional (Regional Development Research), Penyusunan Bisnis Model, Proyek Riil dan Pengabdian Kepada Masyarakat, serta Publikasi dan Diseminasi Hasil Riset, Kajian dan Program Kegiatan Sektor Riil serta LCS.

Riset yang tengah dikerjakan, dikatakan Aldrin, adalah mengenai sembilan prioritas pembangunan propinsi Jawa Barat tahun 2021 melalui
Pengembangan Wilayah Metropolitan Rebana sehingga mampu teridentifikasi
sektor utama serta sektor pendukung di wilayah kabupaten dan kota.  
Selain itu juga riset tentang Peta Dampak Pandemi terhadap Industri Manufaktur Jabar dan Solusinya untuk identifikasi industri terpilih dan industri pendukungnya di Jawa Barat.

Diharapkan penelitian ini akan menghasilkan rumusan strategi dan
rekomendasi arah kebijakan bagi pemerintah provinsi Jabar.

Sementara terkait penyusunan bisnis model, proyek riil dan pengabdian
kepada masyarakat, Aldrin mengatakan, WJES akan melakukan dua pelatihan
pada September, yakni pelatihan pemasaran digital bagi 1000-an peserta pengusaha kecil dan mikro pemula di Jabar sebagai target untuk menambah jumlah pengusaha yang melek digital, serta pelatihan transaksi pembayaran digital sekaligus praktik bertransaksi serta marketplace bagi pengusaha kecil dan mikro.

Percepatan pemanfaatan luas dari infrastruktur sistem pembayaran digital  melalui Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang sudah dipersiapkan oleh Bank Indonesia juga menjadi salah satu pilihan yang  dapat dimanfaatkan oleh merchant-merchant bahkan sektor pendidikan, dalam hal ini kampus-kampus di Jabar.

"Berbagai hasil kajian, analisis dan riset, serta bisnis model yang
dituangkan dalam rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan implementatif
akan dipublikasikan dan didiseminasikan kepada stakeholders terkait dan
masyarakat secara luas melalui berbagai kanal media komunikasi, baik
secara lokal, nasional, maupun global. Pepatah mengatakan hasil riset
yang tidak publikasi menjadi tidak berarti. Kami memahami betul penting
dan krusialnya publikasi dan dukungan media online serta cetak dalam hal diseminasi sebuah ide," ujarnya.

Sebagai informasi kegiatan WJES ini juga merupakan salah satu rangkaian
dari kegiatan Road to Kongres ISEI XXI yang akan dilaksanakan pada
31 Agustus di Makassar dengan tema : Peran ISEI dalam Penguatan Sinergi untuk Mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional di Era
Digital. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : NUSANTARA
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik